JI Melakukan Perbaikan Jaringan Strukutur Bertujuan Membangun Negara Islam Indonesia

Jurnal123.com – Terkait dengan teroris JI terus ditelusuri oleh Detasemen Khusus(Densus) 88 dan saat ini sedang melakukan metamorfosa dan memperbaikii jaringan struktur organisasi dan melakukan rekrutmen-rekrutmen gaya baru. Fokus JI di Indonesia menuju pada Negara Islam Indonesia(NII)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas , Brigjend Pol Dedi Prasetyo di temuidi Mabes Poli di jalan Tronojoyo No. 3 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (10/7)02019 mengatakan ini kan masih dikembangkan dari JI melakukan metamorvosa terhadap konstilasi yang terjadi saat ini dia tidak lagi memiliki konsep untuk melakukan serangan yang konvensional dan saat ini dia tidak lagi melakukan serangan terorisme pada saat kejadian Bom Bali, bom Mariot, Bom Bali 2, Bom kedutaan Australia, bom natal dan sebagainya. ” Itu yang saya sampaikan, mereka membangun Organisasinya dengan memiliki basic ekonomi yang kuat, karena basic ekonomi yang kuat akan menopang struktur organisasi yang bisa jalan dan dia terus melakukan rekrutmen-rekrutmen gaya baru . Itu yang didalami oleh Sensus 88,” ujarnya.
Selanjutnya, Dedi menegaskan selain salah satu yang mereka tangkap di Jawa Timur ,itu memiliki peran sentral didalam mengelola basic ekonomi mereka itu di kembangkan. “Tidak menutup kemungkinan usaha-usaha lain dan dia membuat usaha-usaha tertentu untuk menopang organisasi ini. Ingat visi misi mereka merubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Negara Islam Indonesia( NII),” tegasnya.
Untuk itu, Dedi menjelakan jaringan JI ini seperti Apa, Ini sedang kita analisa dan kita kembang kan untuk suatu organisasi yang jejaring komunikasi pola rekrutmennya.” Nanti kalau sudah ada kita sampaikan. Tim Densus 88 masih bekerja di lapangan bekerjasama dengan Satgas Anti terorisme , Polda-Pokda masih menganalisa,” jelasnya.
lebih lanjut, Dedi merinci kan sudah ditangkap wilayah Jakarta, Jawa Barat dan terakhir Jawa Timur. Itu semua memiliki keterkaitan di Jawa Tengah mereka sudah memiliki pengalaman perang di ISIS. “Itu pun masih kita dalami pola rekrutmen mereka, Pola rekrutmen mereka bukan pola secara konvensional tetapi menggunakan pola-pola ITE.,” rincinya. (Vecky Ngelo)