Hasil Pengembangan Densus 88 Ringkus 8 Terduga Teroris Jaringan JAD
Jurnal123.com – Sesuai dengan penegmbangan yang di lakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap delapan terduga terorisyang tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah ( JAD) Lampung. Nampak mereka tertangkap di tiga tempat berbeda, yakni di Bekasi, Tegal, dan Bitung.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo ditemuimdi Mabes Polri Jalan Tronojoyo No.3 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin(6/5)2019 mengatakan, JAD Lampung merupakan kelompok teroris di Indonesia yang terstruktur.” Artinya, kelompok ini sangat kuat dan harus mendapatkan pengawasan secara ketat oleh Polri. Berikut sejumlah fakta yang terkait penangkapan kelompok JAD Lampung, ada 8 terduga teroris” ujarnya
Selanjutnya, Dedi menegaskan Densus 88 Antiteror Polri dalam empat hari telah menangkap delapan terduga teroris yang tergabung dalam jaringan kelompok JAD.Namun demikian, Densus 88 masih mencari beberapa anggota kelompok lainnya yang berpencar di sejumlah daerah di Indonesia.”Yang diungkap totalnya ada 8 orang, 6 di antaranya ditangkap pada 4 dan 5 Mei 2019. Sebelumnya ada 2 orang yang ditangkap di Bitung pada 2 Mei. Masih ada beberapa orang lagi yang masih dikejar oleh Densus 88,” ujar tegasnya.
Untuk itu, Dedi menjelaskan delapan terduga teroris tersebut adalah RH, M, SL, AN, MC, MI, IF, dan T. Secara kronologis, pada Kamis (2/5/2019), Densus 88 menangkap RH dan M di Bitung, Sulawesi Utara., Keduanya berencana akan bergabung dengan jaringan JAD di Indonesia Timur yang digerakkan kelompok Ali Kalora.”Tapi keduanya berhasil ditangkap saat perjalanan menaiki kapal dari Bitung menuju Poso, Sulawesi Tengah,.Nah, dari pengembangan kedua terduga teroris yang ditangkap di Bitung ini, pada Sabtu dan Minggu ada upaya penangkapan yang dilakukan Densus 88 di Bekasi dan Tega. Kemudian, pada Sabtu (4/5/2019), tim menangkap SL dan AN di Bekasi serta MC di Tegal. Lalu pada Minggu (5/5/2019), tim menangkap MI, IF, dan T di Bekasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dedi merincinya SL Pemimpin JAD Lampung dalam penangkapan delapan terduga teroris tersebut, ada seorang pemimpin JAD Lampung, yakni SL alias Abu Faizal. SL telah dipantau sejak 2014. “Kelompok SL adalah jaringan terorisme yang terstruktur artinya mereka sangat kuat. Pada November 2015, seperti diungkapkan Dedi, SL pernah mengikuti pertemuan jaringan JAD di Malang, Jawa Timur.Dalam pertemuan tersebut, terdapat misi JAD Lampung, yaitu melakukan aksi terorisme di Jakarta. Selang satu tahun kemudian, misi tersebut terlaksana dengan peristiwa bom Thamrin pada 14 Januari 2016. Pasca itu, SL melarikan diri,” rincinya.
Seiring dengan itu, Dedi mengungkapkan mereka kembali beraksi pada 2017 saat kerusuhan yang di Mako Brimob, Depok. Selain itu, kelompok SL lainnya yang dari Lampung juga datang ke Jakarta untuk melakukan amaliah, Kala itu, seperti diungkapkan Dedi, tim Densus 88 berhasil menangkap beberapa anggota kelompok itu. Dari hasil pemeriksaan tersangka, mereka mengaku dikoordinir oleh SL.Kemudian, lanjutnya, anggota yang selamat pun berpencar. SL bersama kelompoknya lari ke Papua dan melakukan pelatihan dan membentuk dua sel jaringan teroris.”Kelompok pertama menuju Bekasi pada awal 2019 ini. Kelompok kedua akan bergabung ke Poso, Sulawesi Tengah,” ungkapnya.
Menyinggung manfaatkan Momentum “People Power”, Dedi membeberkan delapan terduga teroris trsebut dalam waktu dekat akan beraksi saat pengumuman hasil resmi Pemilu 2019 di Jakarta. Kelompok ini adalah kelompok yang terstruktur. Mereka memiliki dua tujuan, pertama melakukan amaliah dengan sasaran anggota kepolisian yang bertugas. Kedua, mereka akan memanfaatkan momentum pemilu, khususnya di Jakarta pada 22 Mei,. Momentum tersebut dimanfaatkan jika di Jakarta terjadi unjuk rasa atau “people power” pada 22 Mei yang berujung pada tindakan anarkis atau kisruh. “Sebagai kesempatan teroris untuk melakukan aksi bom bunuh diri. Hal itu kemudian menjadi pemantik bagi kelompok teroris lainnya untuk melakukan hal serupa di sejumlah wilayah.”People power”, seperti itu menjadi sarana bagi kelompokJAD untuk melakukan aksi terorismenya,” bebernya.
Menyoroti aski itu, Dedi mengakui aksi yang direncanakan pun dinilai cukup berbahaya karena mereka akan menyamar menjadi kelompok yang ikut unjuk rasa.Mereka sudah mempersiapkan berbagai macam perkara, bisa melakukan serangan berupa bom yang telah dibuat, kemudian dilempar dengan ledakan tingkat fatalitas yang tinggi, Semntara bereancana Serang Pos Polisi di Jati Asih. “Tak hanya pemilu yang menjadi sasaran, delapan terduga teroris ini juga berencana menyerang salah satu pos polisi di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat. Bom pun sudah siap diledakkan dengan waktu yang belum ditentukan.Yang bersangkutan juga akan menyerang pos polisi di Jati Asih. Mereka sudah menggambar pos polisi yang akan didikan sasaran dan dilakukan serangan,” akunya,
Seiirng dengan itu, Dedi menandaskan oleh karena itu, lanjutnya, Densus 88 terus melakukan pengembangan terhadap kelompok JAD Lampung yang terstruktur dan terpisah-pisah. Mereka memiliki afiliasi dan ideologi yang sama, yaitu ISIS dan juga terus melakukan amaliah dengan sasaran aparat kepolisian lewat momentum tertentu, Dari delapan terduga teroris ini akan melakukan aksi amaliah dengan bom yang berbahan peledak jenis TATP (triaseton triperoksida).Bahan tersebut akan membuat bom berdaya ledak tinggi dan akan mengakibatkan dampak yang besar serupa peristiwa bom gereja di Surabaya pada 13-14 Mei 2018.”TATP ini merupakan salah satu komponen jenis bom yang berdaya ledak tinggi. TATP merupakan jenis bom yang sama digunakan pada saat serangan bom di Surabaya di tiga gereja maupun di Mapolrestabes Surabaya,” tandasnya.
Dari Pendalaman terduga 8 Teroris, Dedi menuturkan, bom jenis TATP itu ditemukan saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris berinisal SL (34) dan AN (20) di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019).Dari hasil pemeriksaan, lanjutnya, AN memiliki peran dalam membantu merakit bom TATP bersama SL, pimpinan JAD Lampung.”Ia (AN) memiliki peran juga selain menyembunyikan DPO SL, dia juga mengetahui dan ikut membantu membuat bon TATP. Mereka satu tim,. Disebutkan bom tersebut sudah siap meledak. Namun, Densus 88 sudah berhasil melumpuhkan bom tersebut dan menyita sejumlah barang bukti bahan untuk merakit bom.”Bom ini sudah siap meledak. Satu tersangka yang sudah membawa bom ini telah dilumpuhkan,” tuturnya
Menelusuri merakit Bom dengan Bahan Peledak Jenis TATP, Dedi lebih merinci delapan terduga teroris ini akan melakukan aksi amaliah dengan bom yang berbahan peledak jenis TATP (triaseton triperoksida). Bahan tersebut akan membuat bom berdaya ledak tinggi dan akan mengakibatkan dampak yang besar serupa peristiwa bom gereja di Surabaya pada 13-14 Mei 2018.”TATP ini merupakan salah satu komponen jenis bom yang berdaya ledak tinggi. TATP merupakan jenis bom yang sama digunakan pada saat serangan bom di Surabaya di tiga gereja maupun di Mapolrestabes Surabaya,” lebih rinci.
Jadi, Dedi menambahkan bom jenis TATP itu ditemukan saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris berinisal SL (34) dan AN (20) di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019).Dari hasil pemeriksaan, lanjutnya, AN memiliki peran dalam membantu merakit bom TATP bersama SL, pimpinan JAD Lampung. Ia (AN) memiliki peran juga selain menyembunyikan DPO SL, dia juga mengetahui dan ikut membantu membuat bon TATP. Mereka satu tim,” ungkapnya kemudian. “Ia menyebutkan, bom tersebut sudah siap meledak. Namun, Densus 88 sudah berhasil melumpuhkan bom tersebut dan menyita sejumlah barang bukti bahan untuk merakit bom.”Bom ini sudah siap meledak. Satu tersangka yang sudah membawa bom ini telah dilumpuhkan,” tambahnya. (Vecky Ngelo)