Densus 88 Ungkap Jaringan Teroris Terstruktur Pimpinan SL Kiblat ke ISIS
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas, Brigjend Pol Dedi Prasetyo didampingi Kepala Bagian Penerangan Umum, Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Tronojoyo No.3 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,Senin(6/5)2019 mengatakan Sensus 88 mengungkapkan Jaringan Teroris Terstruktur Pimpinan SL Kiblat ke ISIS.( Vecky Ngelo)
Jurnal123.com – Proses pengejaran terhadap teroris SL jaringan JAD Lampung adalah Jaringan terstruktur. Jaringan didalami Detasemen Khusus 88 (Densus) dan ada juga jaringan tidak tersturkur. Sudah didalam sejak tahun 2014 karena keblat ke ISIS dipimpin oleh Maman Abdulracham .
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Di visi Humas, Brigjend Pol Dedi Prasetyo di temui di Mabes Polri di Jalan Tronojoyo Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin(6/5)2019 mengatakan sekaligus menyampaikan berbagai macam distorsi informasi yang rekan-rekan terima di lapangan. Baik yang disampaikan oleh satuan wilayah, seperti teman-teman terima berupa laporan siaga .”Oleh karena itu kedepan saya minta unruk sumber menyangkut pengungkapan kasus terorisme itu hanya satu sumbernya yaitu untuk klarifikasi dan konfirmasi dari Densus 88 karena Densus 88 yang lebih berkompeten untuk bisa menjelaskan secara detail tentang kasus tersebut,” ujarnya.
Selanjutnya, Dedi menegaskan saya sampaikan dulu bahwa untuk background bahwa SL kelompok Jaringan JAD Lampung ini adalah suatu bentuk jaringan terorisme yang terstruktur. “Kemudian ada juga jaringan informasi jaringan-jaringan terorisme yang sifatnya loundbow itu sifatnya tidak terstruktur , dia bisa bisa terpapar melalui paham-paham yang disebarkan di Media Sosial,” tegasnya
Untuk itu, Dedi menjelaskan kemudian secara proaktif mengukuti alur-alur komunikasi yang terafiliasi di media sosial kemudian dia membaitkan diri ikut dalam satu kelompok satu jaringan sel terputus. “Dia secara loun work langsung melakukan tindakan amalia serangan-serangan yang langsung ditujukan atau diarahkan aparat ke amanan dengan menggunakan seluruh peralatan yang dimiliki ada senjata-senjata tajam ada senjata yang membahayakan dan dia bisa merakit bom sendiri dan bisa melakukan serangan sendiri sifatnys artinya tidak struktur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dedi merinci tapi untuk kelompok SL ini adalah jaringan terorisme yang terstruktur artinya mereka sangat kuat bahwa mereka ini sudah di monitor dari tahun 2014.” Ya mereka sudah berbaiad terhadap kelompok JAD indonesia yang dipimpin oleh Maman Abdulrachman. Dimana Maman Abdulrachman memiliki kaki tangan struktur yang ada di Jawa ini adalah Ishanul Arifin. Ishanul Arifin ada di Lamongan,” rincinya .
Seiring dengan itu, Dedi mengungkapkan Pada November 2015 si SL ini ikut pertemuan jaringan JAD di Jawa Timur di Malang. Isi pertemuan tersebut adalah akan melakukan aksi terorisme di Jakarta kemudian terjadilah peristiwa 14 Januari 2016 bom Thamrin.” Dari situ dia melarikan diri dengan kelompoknya.Kemudian di tahun 2017 terjadi kerusuhan di Mako Brimob di LP terorisme di Mako Brimob . Kelompok SL dari Lampung turun ke Jakarta untuk melakukan aksi amalia juga . Beberapa kelompok tersebut berhasil ditangkap oleh Densus 88. Dari hasil pemeriksaan tersangka yang ditangkap disekitar Mako Brimob mereka menyebutkan mengerakan adalah SL,” ungkapnya.
Jadi, Dedi membeberkan Kemudian mereka berpencar SL bersama kelompoknya lari ke Papua. Setelah lari ke Papua melakukan latihan di daerah kemudian dia membentuk dua sel, kelompok yang pertama menuju ke Bekasi awal tahun 2019 ini. Kemudian kelompok kedua akan bergabung ke Poso.” Dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Densus 88 selama sekian tahun ini diketahui bahwa dua tersangka pada 2 Mei 2019 kemarin berhasil ditangkap atas nama RH dan M,”.bebernya.
Lebih jauh, Dedi menadaskan RH ini akan bergabung ke Poso kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin oleh Ali Kalora tetapi yang bersangkutan berhasil ditangkap di Bitung Sulawesi Utara pada saat perjalanan” mau berangkat naik kapal dari Bitung mau menuju Poso. “Dari 2 kelompok tersebut terus dilakukan pengembangan pemeriksaan oleh Sensus 88 kemudian pada hari sabtu dan hari minggu upaya penangkapan oleh Densus 88. Pertama pada hari Sabtu kemarin ditangkap atas nama SL alias Abu Faisah ,dialah sebagai leader pada kelompok JAD Lampung. JAD Lampung ini berbeda dengan JAD yang kemarin keterkaitannya dengan bom yang ada di Sibolga,” tandsasnya.
Jadi,Dedi mengakui ini jauh lebih keras kelompok ini, kemudian dari SL dia juga memiliki kemampuan juga untuk merakit bom . Dari SL alias Abu Faisah kemudian dari hasil pemeriksaan yang bersangkutan DPO lama tertangkap kembali. “Dua tersangka lagi atas nama AH alias Aba. Pada hari Sabtu ditangkap kmudian dari AH dia memiliki peran juga selain dia menyembunyikan DPO SL juga mengetahui dan ikut membantu untuk membuat bom. HTP salah satu jenis bom yang high eksposur apa bila digabungkan dia hampir sama dengan jenis bom yang digunakan pada saat serangan bom di Surabaya di gereja dan di Mapoltabes Surabaya,”akunya.
Sementara itu, Dedi menambahkan yang disita antara lain barang bukti Handphone, barang bukti yang diduga sudahvm dibuat sebagai bom serbuk TP, serbuk gergaji, serbuk campuran, pupuk, serbuk korek api, ada timbangan, kolbox, gula, ada sisa uji coba pembakaran, kemudian ada botol, ada taperwer, ada sarung tangan, tisu, battray Panasonik, kertas minyak dan ada berbagai macam 1 item disini. “Berbagai macam ini adalah rangkaian jenis bom yang akan digunakan kelompok tersebut,” tambahnya. (Vecky Ngelo).