EkonomiFeatured PostsNusantara

Harga Kopra Anjlok Memicu Aksi Protes di Sejumlah Daerah

Jurnal123.com – Harga kopra (kelapa) di sejumlah sentra produksi terus menurun dalam beberapa bulan terakhir. Aksi protes pun bermunculan dari petani dan mahasiswa di beberapa daerah seperti di Ternate (Maluku Utara), Manado (Sulawesi Utara) hingga Jakarta. Tuntutan dalam aksi tersebut agar pemerintah dan para pihak tekait lainnya bisa mencegah anjloknya harga produk kelapa tersebut.

Sejak pekan lalu para petani dan mahasiswa di Ternate melakukan aksi demonstrasi. Para petani yang tergabung dalam Pergerakan Petani Kopra (PPK) Tarakani di seluruh wilayah Galela, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Provinsi Maluku Utara (Malut) sempat memboikot jalan trans Tobelo-Galela sebagai protes atas anjloknya harga kopra.

“Anak-anak kami yang kuliah di luar daerah pun terpaksa kembali karena kurangnya biaya pendidikan, makanya terpaksa melakukan aksi ini karena pemerintah hanya berpangku tangan melihat kesengsaraan rakyatnya,” kata Koordintor Petani, Evan, seperti ditulis Antara, pekan lalu.

Dalam aksi tersebut, akses satu-satunya penghubung antara Tobelo – Galela, tepatnya di desa Mamuya, Kecamatan Galela dipalang dengan ratusan batang kelapa, buah kelapa, serta batang pisang untuk menghadang para pengendara yang melintas. Protes dipicu oleh turunnya harga kopra hingga Rp 2.000-Rp 3.000 per kilogram (kg) dari rata-rata antara Rp 7.000 – Rp 10.000 per kg.
Aksi petani ini kemudian dilanjutkan dengan protes dari para mahasiswa di Ternate hingga Senin (26/11) lalu. Romhongan mahasiswa bersama sejumlah pengurus Kelompok Cipayumg itu pun menemui Sekprov Malut,Muabdin A Radjab dan Kadis Pangan Malut Saiful Turuy.

Tidak hanya protes, ratusan mahasiswa tersebut pun menduduki kediaman Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba guna mempertanyakan komitmen pemprov dalam membantu meningkatkan kesejahteraan petani dengan menaikkan harga komoditi kopra.

Di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Selasa (27/11), Dinas Perindustrian dan Perdaganggan setempat melaporkan harga kopra yang anjlok sejak beberapa bulan terakhir dan merosot hingga Rp 3.600 per kg. Akibatnya, petani kopra untuk sementara waktu beralih ke komoditas lain.

Protes juga dilakukan sejumlah elemen mahasiswa yang ditujukan pemerintah daerah dan DPRD di Sulawesi Utara (Sulut). Sayangnya jajaran DPRD setempat pun mengakui sulit melakukan intervensi terkait degan harga yang merosot tajam tersebut. Hal itu karena kopra bukan komoditas strategis yang dilindungi pemerintah sehingga mekanismenya pasar bebas, tergantung pesediaan dan permintaan.

Sumber: ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *