Ekonomi

Nusa Dua Bali Jadi Proyek Percontohan Destinasi Wisata Normal Baru

Jurnal123.com – Kawasan Nusa Dua, Bali, direncanakan menjadi proyek percontohan penerapan program cleanliness, health, and safety (CHS) untuk destinasi wisata normal baru.

Kawasan Nusa Dua dipilih karena lokasinya yang strategis dan merupakan area eksklusif sehingga dapat dengan mudah dilakukan pengawasan. Di Nusa Dua juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung mulai dari akomodasi, amenitas, bahkan rumah sakit berskala internasional.

”Saat ini, kita fokus pada penyiapan new normal sebagai persiapan menyambut kembali turis. CHS itulah yang kita siapkan. Kami optimistis bisa menyambut wisatawan dengan pengalaman yang baru dan menarik,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya seperti dilansir dari Antara pada Jumat (5/6).

Nia mengatakan, sejak awal, pemerintah berkomitmen dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Termasuk penyiapan protokol tatanan kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif.
”Sebelum membuka destinasi, kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dan di sini langkah-langkahnya,” jelas Nia.

Dalam program tersebut, Kemenparekraf membagi dalam dua tahapan yaitu Gaining Confidence dan Appealing. Gaining Confidence dimulai dari penyiapan protokol CHS yang nanti dikemas melalui video tutorial yang menarik dan buku panduan yang mudah dimengerti bagi pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, dan lainnya.

Kemudian dilanjutkan dengan tahap, training, simulasi, publikasi, kampanye, serta aplikasi penerapan CHS. Sementara itu, dalam tahap Appealing, Kemenparekraf akan menjalankan sejumlah program seperti Mega Famtrip dengan melibatkan key opinion leader (KOL), media serta travel agent (TA) dan tour operator (TO).

Selain itu, membuat joint promotion dengan membuat paket tur bersama airlines dan TA/TO serta menyiapkan penyelenggaraan kegiatan MICE dalam skala kecil.
”Namun kami tekankan bahwa pembukaan destinasi bergantung atas keputusan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan pemerintah daerah. Karena setiap destinasi tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda,” ujar Nia.

Sumber : Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *