Kalimantan SelatanPeristiwa

Warga Banjarmasin Meninggal Positif Covid-19 Saat Mudik ke Jawa Tengah

Jurnal123.com – Upaya pemerintah melarang warga untuk mudik ke daerah bukan slogan belaka. Hal tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 atau Virus Corona.

Pasien dalam pengawasan (PDP) asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dipastikan meninggal karena terinfeksi Covid-19.

Sebelum mengetahui statusnya dan mengembuskan napas terakhir di rumah sakit di Kota Magelang, Jawa Tengah, yang bersangkutan diketahui sempat mampir di kampung halamannya di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
”Di Kota Magelang, dia memang hanya tinggal di rumah kerabatnya di Kecamatan Magelang Tengah. Namun, kami tidak tahu menyangkut riwayat dan apa yang dilakukannya semasa di Banjarmasin ataupun di Kabupaten Temanggung,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, Jawa Tengah, Majid Rohmawanto, Senin (11/5/2020) kemarin.

Konfirmasi positif Covid-19 tersebut baru diterima Dinas Kesehatan Kota Magelang, pada Minggu (10/5). Pasien meninggal pada Selasa (5/5). Menyikapi hal itu, pada Senin (11/5), pihak dinas langsung mengambil usap tenggorok dari tujuh kerabat yang ditemui warga positif Covid-19 di Kecamatan Magelang Tengah, berikut istri warga tersebut.

Konfirmasi positif Covid-19 tersebut baru diterima Dinas Kesehatan Kota Magelang, pada Minggu (10/5). Pasien meninggal pada Selasa, (5/5).

Istri dan salah seorang kerabat, yang sudah lanjut usia, sempat mengalami gejala flu dan sekarang sudah membaik. Adapun enam kerabat lainnya langsung berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG) dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

Warga positif Covid-19 adalah laki-laki berusia 60 tahun. Dia bersama istrinya datang ke Kota Magelang sejak 20 April, dan menginap di rumah kerabatnya di Kecamatan Magelang Tengah. Datang mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, kedatangan warga itu sudah dilaporkan oleh kerabatnya ke puskesmas terdekat sehingga kondisinya juga terus dipantau.

Warga tersebut mengalami sakit, dengan gejala diare mulai 26 April. Tanggal 1 Mei dia dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar, tetapi karena kondisi kamar penuh, dia pun dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Prof dr Soerojo Magelang. Selama dirawat, kondisinya terus memburuk dan hasil foto rontgen menunjukkan bahwa dia mengalami bronkopneumonia.

Kedatangan satu pemudik saja bisa menimbulkan masalah bagi keluarga dan lingkungan sekitar yang ditemuinya.

Kejadian ini, menurut Majid, diharapkan dapat menjadi penanda, peringatan penting bagi masyarakat untuk tidak sembarangan melakukan mudik atau bepergian ke luar kota. ”Kedatangan satu pemudik saja, bisa menimbulkan masalah bagi keluarga dan lingkungan sekitar yang ditemuinya,” ujarnya.

Ketidakjelasan menyangkut riwayat kontak dan perjalanan juga sempat terjadi pada salah satu pasien di RSUD Tidar. Setelah pulang dari rumah sakit dan menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang, dia akhirnya terkonfirmsi positif Covid-19. Kondisi pasien menyebabkan salah satu tenaga kesehatan tertular dan 127 pegawai di RSUD Tidar kini berstatus sebagai OTG, dan harus diperiksa secara bertahap.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD Tidar Septi Milna Soelistyani mengatakan, di tahap awal, pengambilan usap tenggorok baru dilakukan terhadap 52 pegawai. Sempat berhenti karena kehabisan virus transport media (VTM), pengambilan usap tenggorok kembali dilakukan pada Sabtu (9/5/2020).

Sambil menunggu giliran, Milna mengatakan, semua pegawai pun tetap bekerja, menjalankan tugas seperti biasa. ”Mereka masih tetap bisa bekerja karena mereka sehat dan tidak memiliki gejala apa-apa,” ujarnya.

Upaya petugas medis terus dilakukan guna mengantisipasi berbagai hal buruk yang dapat terjadi ditengah wabah pandemi Covid-19 saat ini.(JUR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *