PSBB Bodebek Berlaku Hari Ini
Jurnal123.com – Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek), mulai hari ini, Rabu (15/4), akan tetap disertai dengan tes cepat atau rapid test Covid-19 secara massal.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan kunci keberhasilan penerapan PSBB adalah disiplin warga dan konsistensi rapid diagnostic test (RDT) massal.
Menurut dia, RDT masif tetap akan dilakukan di kawasan Bodebek hingga 28 April nanti untuk memetakan penyebaran Covid-19.
“Untuk PSBB Bodebek, rapid test masif akan tetap dilanjutkan, bahkan mungkin dengan eskalasi yang lebih besar,” kata Berli, Selasa (14/4).
Ia, yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar ini, menjelaskan RDT masif dapat menunjang keberhasilan PSBB Bodebek karena tujuan kekarantinaan kesehatan tersebut adalah memutus rantai penularan, merawat, dan mengobati penderita Covid-19.
“Pelaksanaan rapid test untuk melacak kontak lekat penyebaran Covid-19. Dengan demikian yang positif mudah ditemukan, bisa segera diobati atau dirawat sebelum menunjukkan gejala membahayakan. Jadi selain akan menekan jumlah kematian, rapid test masih juga akan meningkatkan angka kesembuhan,” ujarnya.
Soal teknis rapid test-nya, Pemprov Jabar menyerahkan sepenuhnya kepada pemda di kawasan Bodebek. Yang pasti, kata dia, target sasaran uji tidak berubah yakni keluarga pasien positif Virus Corona, orang dalam pemantauan (ODP), tenaga medis, serta kalangan yang profesinya rawan.
“Di beberapa kota kabupaten masih dipakai metode drive thru ini. Jadi diserahkan ke daerah, termasuk yang dilimpahkan ke puskesmas. Karena terkait SDM setempat,” ucapnya.
Sejauh ini Pemprov Jabar telah mendistribusikan sekitar 70 ribu alat rapid test ke 27 kabupaten/kota dan sekitar 1.000 sampel telah dipastikan melalui tes polymerase chain reaction (PCR) positif Covid-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menargetkan 300 ribu rapid test dilakukan di Jabar, atau 30 persen dari target RDT masif nasional yang mencapai 1 juta sampel.
Berli pun menjamin Pemprov Jabar tidak akan kekurangan alat RDT karena banyak menerima sumbangan dari komunitas, BUMN, dan swasta.
“Kita masih punya stok, karena masih ada bantuan seperti dari Buddha Tsu Chi sekitar 50.000 dan dari sumber lain,” ujar Berli.
Dia menambahkan, Pemprov Jabar menargetkan RDT masif dapat selesai Mei 2020. “Selesainya secepatnya. Mudah-mudahan sebelum Mei 2020 kita sudah bisa menyelesaikan kegiatan rapid test ini,” tutup dia.(CIN)