Kabar Gembira! Vaksin Corona Ditemukan, Diluncurkan September
Jurnal123.com – Tim peneliti Universitas Oxford telah menyiapkan 500 relawan berusia 18-55 tahun, untuk menjalani uji coba vaksin Covid-19.
Uji coba ini diharapkan memberikan hasil yang baik. Sehingga, produksinya bisa langsung dikebut dan siap pakai pada September mendatang.
Jumlah relawan itu akan terus bertambah hingga mencapai target 5.000 orang, dengan rencana penambahan pada kelompok usia dewasa tua.
“Kami sedang menyiapkan beberapa dosis vaksi Covid-19, yang siap digunakan pada September mendatang. Jumlahnya mungkin tidak seberapa, dibanding kebutuhan yang ada. Tapi, kalau produksinya kita kebut dari sekarang, dosis yang tersedia bisa lebih banyak,” jelas Profesor Gilbert seperti dikutip Bloomberg, Jumat (17/4).
Gilbert yang mulai meneliti vaksin di Universitas Oxford pada tahun 1994, mendapat dana hibah sebesar 2,8 juta dolar AS dari Lembaga Nasional Penelitian Kesehatan dan Badan Riset & Inovasi Inggris pada Maret lalu, untuk meningkatkan kapasitas tim dalam meneliti vaksin Covid-19.
Tim Peneliti Oxford termasuk kelompok pertama pencipta vaksin Corona, yang telah memasuki uji klinis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, ada 70 penelitian yang tengah dikembangkan untuk menemukan vaksin Covid-19.
Sedangkan yang sudah menjalani uji coba pada manusia, jumlahnya ada tiga. Yakni CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology, Inovio Pharmaceuticals Inc, serta Moderna Inc dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Inggris.
Dalam riset ini, Gilbert membagi 510 partisipan ke dalam lima kelompok yang akan diamati selama enam bulan, dengan opsi kunjungan setahun setelah uji coba.
Satu kelompok akan mendapat suntikan vaksin ke dalam otot tubuh (intramuscular) kedua, empat minggu setelah menerima vaksin pertama.
Penelitian yang ditujukan untuk memperoleh vaksin yang manjur, aman, dan memiliki respon imun yang baik ini diberi nama ChAdOx1 nCoV-19.
Vaksin meningitis akan diberikan kepada peserta yang akan dipilih secara acak, untuk tujuan kontrol.
ChAdOx1 nCoV-19 adalah vaksin vektor virus rekombinan. Vaksin ini terbuat dari virus tak berbahaya, yang telah diubah untuk menghasilkan protein lonjakan dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi.
Vaksin ini mengutamakan sistem kekebalan untuk mengenali dan menyerang virus Corona, dengan cara merangsang respon sel-T.
Teknologi pembuatan yang digunakan, sama seperti yang digunakan Gilbert saat mengembangkan vaksin MERS.
Vaksin ini terlihat aman dalam uji coba hewan dan manusia tahap awal. “Kami selalu berupaya untuk melakukan uji coba yang aman. Tim kami telah menggunakan teknologi yang sama dalam pembuatan 10 vaksin yang berbeda. Saat ini, kami menghadapi tantangan pengujian vaksin dengan tingkat infeksi yang berbeda,” terang Gilbert.
“Uji coba harus ditetapkan di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Itu sangat sulit diprediksi. Karena itu, kami berencana melakukan beberapa uji coba di banyak negara,” imbuhnya.
Kesulitan lain yang dihadapi adalah masalah pendanaan. “Kami memang menerima bantuan dana. Tapi belum seluruhnya. Karenanya, kita tak bisa langsung memproduksi vaksin itu langsung dalam skala besar. Itu ada dalam urutan puluhan juta poundsterling,” papar Gilbert.
WHO membuka forum penyampaian rencana dan bantuan dasar yang diperlukan, bagi siapa saja yang ingin mengembangkan vaksin Covid-19.
“Progres pekerjaan ini berjalan dengan sangat cepat. Saya optimis melihat semangat kolaborasi dan kerja sama yang belum pernah terjadi sebelumnya, di bawah naungan WHO. Kita semua bergerak menuju tujuan global memerangi Covid -19 lewat vaksinasi,” tutur Gilbert dalam Jurnal Kedokteran Lancet.(ROL)