Dampak Virus Corona Rugikan Industri Penerbangan Dunia Hingga Rp 413,3 Triliun
Jurnal123.com – Virus Corona bukan hanya memakan korban jiwa namun juga berdampak pada perekonomian serta korban kerugian usaha.
International Air Transport Association (IATA) memprediksi kerugian USD 29 miliar atau setara Rp 413,3 triliun pada pendapatan maskapai dunia tahun ini.
Namun, angka tersebut keluar sebelum sejumlah negara memberlakukan pembatasan perjalanan akibat virus corona pada 3 negara yakni Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Seperti yang dialami maskapai asal Inggris, Flybe, mengajukan pailit atau bangkrut. Dilansir dari CNBC, pemerintah Inggris ‘lepas tangan’ dari upaya penyelamatan Flybe karena dampak Virus Corona yang tak bisa dibendung. “Semua penerbangan dibatalkan dan kegiatan bisnis di Inggris telah menurun,” ujar Flybe dalam keterangannya ke pengadilan.
Kegagalan Flybe juga memberi dampak pada 2.400 lapangan kerja bakal hilang atau alami PHK. Operator bandara dan bisnis perjalanan Inggris bakal terkena dampak.
Chief Executive Ryanair, Michael O’Leary, memprediksi virus corona akan menyebabkan banyak usaha gulung tikar. “Tak bisa dihindari, dalam beberapa minggu ke depan kita akan melihat banyak perusahaan bangkrut,” ujarnya sehari sebelum Flybe menyatakan diri bangkrut.
“Ketika ada gejolak dalam pemesanan maka akan berdampak pada aliran keuangan yang memburuk,” tambahnya.
Norwegian Air, maskapai pencetus penerbangan murah, juga harus berjuang keluar dari masalah virus corona. Disebabkan berkurangnya penjualan tiket karena virus corona membuat prediksi pendapatan 2020 meleset. Imbasnya rencana pembayaran utang perusahaan terganggu.
Norwegian Air mengatakan akan membatalkan 22 penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat mulai 28 Maret hingga 5 Mei akibat virus corona. Sementara, pengurangan frekuensi terbang juga dilakukan, salah satunya pada rute London-New York menjadi 2 kali dari sebelumnya 3 penerbangan.
Maskapai dunia telah memangkas penerbangan dan harga tiket yang tentunya akan berdampak pada pendapatan mereka tahun ini. Kekhawatiran akan meluasnya wabah virus corona hingga keluar dari China membuat ekonomi global memasuki resesi.
Sebagai contoh kasus penyebab kerugian maskapai, satu pesawat Turkish Airlines harus terbang kembali ke Istanbul dari Singapura Kamis lalu (5/3) tanpa penumpang. Hal ini terjadi usai satu penumpang teridentifikasi positif terkena virus corona.
Finnair, maskapai asal Finlandia, menyebutkan dampak dari virus corona ini akan lebih besar dari wabah SARS yang terjadi pada 2003 lalu. Sebab, virus corona sejauh ini sudah merenggut 3.000 korban dan menginfeksi ribuan orang lainnya di lebih dari 60 negara.(MER)