Sejumlah Negara Tertarik Bahan Peledak Buatan Indonesia
Jurnal123.com – Pemerintah sedang gencar mengembangkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari dalam negeri. Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan alutsista seperti bahan peledak melalui BUMN strategis PT Dahana (Persero).
Salah satunya yakni adalah membuat bom pesawat jet tempur Sukhoi dengan jenis P-100L dengan berat 100-125 Kg dan P-250L dengan berat 250-275 Kg.
Untuk bom P-100L, PT Dahana saat ini sudah menyelesaikan produksi pesanan Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan sejumlah 454 set dan tersimpan di Subang, belum dikirimkan ke Depo Landasan Udara 60 Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur. Kapasitas Production Line mencapai 20 buah/shift.
Sementara untuk bom P-250 L, PT Dahana disebut telah memesan fuze AVU ETMA sebagai komponen pendukung. Lagi-lagi, ini untuk memenuhi pesanan bom dari Baranahan, Kemhan sebanyak 588 set. Saat ini produksi casing telah selesai dan menunggu proses filling. Kapasitas Production Line 15 buah/shift.
Sementara untuk ekspor, PT Dahana menjalin kerjasama dengan beberapa negara. Terutama di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina dan Timor Leste.
Ada juga permintaan dari Australia dengan investasi terbesar yakni lebih dari Rp 7 miliar pada 2019 lalu. Angka tersebut untuk memenuhi komponen peledak negara kanguru tersebut. Di antaranya adalah Ammonium Nitrate sebanyak 180.000 Kg, Dayagel Ekstra (5.000 Kg), Dayadet None (21.000 Ea) serta Detonating Cord (20.000 Mtr).
Sementara untuk Malaysia ada investasi sebesar Rp 1,9 miliar untuk Shaped Charge di tahun 2016. Kemudian Timor Leste meningkatkan pembelian lebih dari 70x lipat selama 6 tahun terakhir. Awalnya mereka membeli hanya Rp 35 juta di tahun 2015 lalu. Namun di tahun 2019 kemarin nilainya menjadi lebih dari Rp 2,5 miliar.
Pada 2020 ditargetkan ada permintaan negara yakni Jepang, Australia dan Timor Leste mencapai Rp 29,6 miliar. Produk yang dijual yakni Amonium Nitrat (435.000 Kg) serta Dayagel Extra (509.500 Kg).
Dahana juga sedang membangun pabrik bahan peledak yang rencananya saat ini sedang akan dibangun, yakni pabrik propelant di Subang dengan nilai investasi proyek sebesar kurang lebih Rp 2-3 triliun.
“Periode pembangunan dari tahun 2020-2023 mendatang,” kata Dirut PT Dahana Budi Antono.(CNB)