NusantaraPeristiwa

Menteri Eric Thohir Tugaskan Carlo Tewu Selesaikan ‘Kisruh’ 17 BUMN

Jurnal123.com – Mantan Penjabat Gubernur Sulawesi Barat mendapat tugas yang tidak tergolong ringan. Menyelesaikan ‘kekisruhan’ atau sengketa antar perusahaan dalam lingkup Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menteri BUMN Erick Thohir menugaskan Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Carlo Brix Tewu untuk menuntaskan sengketa (dispute) antar perusahaan pelat merah dalam kurun waktu 100 hari. Ia mengungkapkan kurang lebih 17 BUMN ‘perang’ satu sama lain.

“Katanya keluarga mestinya bersinergi, kok ribut dibawa keluar. Oleh karena itu, program 100 hari Pak Carlo bagaimana menyelesaikan hal ini,” ujar Eric, Kamis (20/2/2020).

Ia menuturkan dispute antar perusahaan pelat merah itu telah sampai ke meja hijau di Mahkamah Agung (MA) dan pengadilan. Dari total 17 kasus, ia bilang 8 sengketa berhasil diurai, sisanya 9 kasus masih dalam proses pencarian solusi.

“Kalau tidak selesai baru kami lihat, mana yang perdata, mana yang pidana dan mana yang harus dituntaskan,” imbuhnya.

Selain membereskan sengketa antar BUMN, Erick menambah tanggung jawab mantan anggota Tim Kobra itu adalah pemetaan ulang kebijakan strategis BUMN. Ia ingin memilah kebijakan strategis BUMN yang berjalan dengan baik dan sebaliknya.

Tujuannya, kata dia, untuk memastikan bahwa kebijakan strategis yang diinisiasi direksi BUMN tidak merugikan negara tapi justru memberikan keuntungan.

“Kalau memang mereka melakukan hanya untuk kerugian negara, paling tidak Pak Carlo sudah tahu, memang rencananya seperti itu. Kami ingin bedakan karena kasihan juga direksi BUMN kerja siang malam tapi mereka tidak ada proteksi hukum,” ucapnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menuturkan terdapat 20 perusahaan pelat merah yang memiliki masalah. Celakanya, masalah tersebut justru terjadi antara sesama perusahaan pelat merah, salah satunya PT KAI (Persero).

Akan tetapi, Arya tidak menjelaskan secara rinci ‘perang’ antar BUMN yang dimaksud tersebut. Ia hanya mengatakan perang terjadi karena BUMN saling mengadukan ke penegak hukum antara satu dengan yang lainnya.

Tugas tersebut tentunya sesuai dengan latar belakang Carlo di bidang hukum. Ia memiliki pengalaman kerja di bidang reserse. Selama menjabat di kepolisian, ia berhasil mengungkap kasus pembunuhan Hakim Agung Saifudin Kartasasmita pada 2001.

Bersama dengan Tim Kobra, Carlo beserta perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Bersama dengan tim Ditserse Polda Metro Jaya, Carlo juga berhasil menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak pada 21 November 2002 lalu.

Pria asal Minahasa Sulawesi Utara ini sebelumnya memegang sejumlah jabatan seperti Kapolda Sulawesi Utara (2010) kemudian Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (2016) hingga Deputi di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

Editor : Jimmy Endey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *