Tony Wenas, Dari Musisi ke CEO Freeport Indonesia
PRIA – Kelahiran 8 April 1962 dengan nama Clayton Allen Wenas atau yang akrab disapa Tony Wenas tidak pernah menyangka menjadi top eksektif profesional disejumlah perusahaan raksasa, meski awalnya merupakan seorang musisi.
“Saya sudah menggeluti dunia eksekutif dengan berkarier di 10 perusahaan,” ujar Tony Wenas ditemui Pemimpin Umum Jurnal123.com di ruang kerjanya yang berlokasi di jalan HR Rasuna Said Kuningan, tepatnya di Gedung Plaza 89.
Salah satu putra terbaik negeri asal Manado, Sulawesi Utara ini mengawali kehidupannya menjadi seorang musisi pada tahun 80an. Tony merupakan pentolan grup band Solid 80 dan grup Symphony bersama Fariz RM.
Tony Wenas yang merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1985 ini mengaku kehidupannya adalah terus belajar.”Saya menganggap kehidupan adalah belajar. Sampai saat ini saya masih terus belajar,” ujar Tony. Ucapannya bukan sekedar filosifis belaka, hal itu dibuktikan bahwa meski pada awalnya menekuni study bidang hukum namun pada akhirnya kini menjadi leader perusahaan besar yang bergerak di bidang pertambangan emas di Mimika, Papua.
Bisa dibayangkan, Freeport saat ini memiliki tambang tembaga dan emas bawah tanah terbesar di dunia, yang terus dikembangkan. Tambang bawah tanah ini bisa menghasilkan 3 juta ton konsentrat per tahun. Kini ditangani seorang CEO yang merupakan jebolan fakultas hukum.
Tony Wenas sendiri tidak secara tiba-tiba menduduki top eksekutif PT Freeport Indonesia, pria yang memiliki bakat seni sejak kecil, telah menggeluti berbagai perusahaan yang beragam mulai dari perusahaan perbankan, perkebunan, kehutanan, batubara, oil and gas dan banyak lagi.
Pada tahun 2001-2010, Tony menjadi Executive Vice President & Director PT Freeport Indonesia.
Sesudahnya ia ditunjuk memimpin PT Vale Indonesia sebagai Direktur Utama.
Tahun 2014, Tony Wenas diangkat menjadi President PT Berkat Resources Indonesia. Setahun berikutnya dia kembali menjabat President Director PT Riau Andalan Pulp and Paper.
Selain pernah memegang jabatan strategis di beberapa perusahaan pertambangan, Wenas juga menjadi bagian terpenting dalam kepengurusan Kadin sebagai Chairman of Europe Permanent Committe.
Pada 2016, Tony Wenas meraih penghargaan Best CEO kategori Private Sectors versi Obsession Awards 2016 di Hotel Kempenski, Jakarta.
Ada beberapa langkah dan keputusan berani yang mengantarkan Tony menjadi CEO terbaik. Tony memanfaatkan perlambatan ekonomi tahun pada tahun sebelumnya untuk investasi besar-besaran melalui pembangunan pabrik baru dan memperluas kinerja ekspor hingga 85 negara di Eropa dan Asia Pasifik.
Tony Wenas mengalahkan empat pesaingnya di acara Obsession Award 2016 seperti Dian Siswarini, Presiden Direktur PT XL Axiata, Tbk; Glen Glenardi, Presiden Direktur PT Bank Bukopin, Tbk; Prabowo Widyakrisnadi, Presiden Direktur PT Ace Hardware Indonesia, Tbk; Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur PT AKR Corporindo, Tbk.
Pria bergelar Best CEO kategori Private Sectors ini hanya mensyukuri segala talenta yang dimiliki merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Editor : Jimmy Endey