WhatsApp Batasi Forward Pesan Maksimal 5 Nomor Akibat Hoax

Jurnal123.com – Pembatasan pesan diteruskan (forward) ke maksimal lima kontak di WhatsApp tidak hanya berlaku di India, Indonesia, atau beberapa negara saja.
Pembaruan fitur tersebut kini juga berlaku dalam skala global.
“Mulai hari ini, semua pengguna versi WhatsApp paling baru hanya bisa meneruskan pesan ke lima ruang obrolan dalam satu kali pengiriman, hal itu akan membuat WhatsApp tetap fokus pada pesan pribadi dengan kontak terdekat,” jelas seorang perwakilan WhatsApp.
Mulanya, fitur ini hanya berlaku di India, dari maksimal pengiriman pesan ke 256 kontak, langsung turun drastis menjadi lima kontak saja.
Sementara di saat yang sama, secara global baru berlaku maksimal 20 kontak.
Upaya itu dilakukan untuk menekan peredaran hoaks yang merajalela di India hingga menimbulkan keresahan sosial, bahkan hingga berujung pada pembunuhan.
Tak lama, fitur yang sama akan resmi menyambangi Indonesia mulai hari ini, Selasa (22/1/2019).
Alasannya pun sama, yakni menekan peredaran hoaks yang semakin menjamur.
“Kami akan terus mendengar umpan balik tentang pengalaman pengguna, dan seiring waktu, kami akan mencari tahu cara baru untuk mengatasi konten viral,” imbuh perwakilan WhatsApp.
WhatsApp mengatakan telah menguji coba fitur ini dalam enam bulan terakhir.
Menurut WhatsApp, dirangkum dari Fortune, Selasa (22/1/2019), dalam masa uji coba enam bulan tersebut terjadi penurunan jumlah pesan berantai yang cukup drastis.
Dalam kesempatan berbeda, VP Public Policy & Communication WhatsApp Victoria Grad yang hadir dalam peluncuran pembatasan fitur “forward” di Indonesia mengatakan, ada penurunan sebanyak 20 persen sejak fitur tersebut diberlakukan sekitar bulan Juli atau Agustus 2018 lalu.
Pembaruan ini akan datang lebih dulu untuk pengguna Android, baru kemudian disusul pengguna iOS.
Meski ada pembaruan batasan, pesan yang telah diteruskan tetap akan dilabeli “Diteruskan”, seperti sebelum ada pembaruan, sehingga penerima pesan tahu bahwa pesan tersebut bukan konten orisinil dari pengirim.
Setelah pengirim pesan memilih lima kontak, baik kontak personal maupun grup, akan muncul pop-up yang memberitahu bahwa pengirim sudah mencapai batas maksimal lima kontak.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam keterangan pers yang dilakukan di Jakarta, Senin (21/1/2019) menyambut baik langkah WhatsApp ini.
Dengan alasan yang sama pula, fitur forward pesan tersebut juga dibatasi di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“(Fitur forward ini) untuk mengurangi potensi viralnya hoaks. Ini sebetulnya kami bicarakan sejak September tahun lalu. Kemudian dua bulan terakhir sudah dilakukan uji coba beta,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam keterangan pers yang dilakukan di Jakarta, Senin (21/1/2019).
Chief RA, panggilan Rudiantara mengatakan pembaruan ini akan mulai efektif besok (Hari ini, red) Selasa (22/1/2019) waktu Indonesia. Terkait pembatasan ini, Rudiantara mengatakan menyambut baik upaya WhatsApp melalui fitur ini.
“Kolaborasi ini kami sambut baik, ini menunjukan bahwa WhatsApp datang ke Indonesia bukan hanya untuk bisnis tapi untuk menciptakan pasar yang kondusif”, imbuh Rudiantara.
Mengenai jumlahnya sendiri, Menkominfo tak mempermasalahkan maksimal lima kontak. Menurutnya, jumlah ini sudah efektif untuk menekan peredaran pesan berantai.
Menkominfo menjelaskan modus operandi hoaks biasanya berawal dari media sosial seperti Facebook, Twitter, atau Instagram. Kemudian penyebar hoaks akan melakukan screenshot (tangkapan layar) konten hoaks tersebut.
“Lalu mereka menurunkan konten tadi dari medsos oleh mereka sendiri dan memviralkannya di WhatsApp, jadi yang kita tekan adalah jumlah peredarannya”, lanjut Rudiantara.
Telan korban jiwa
Pesan berantai yang tersebar via WhatsApp memicu aksi kekerasan di Balaghat, Madhya Pradesh, India.
Sekitar 50-an warga beramai-ramai memukuli dua pria yang belakangan diketahui tak bersalah.
Warga curiga dua pria itu hendak membunuh, mencuri, dan menjual organ tubuh mereka.
Asumsi ini dipicu pesan WhatsApp yang kemudian terbukti palsu.
Isi pesan yang ditulis dalam Bahasa Hindi itu menyebut ada 500 orang yang bakal menyamar sebagai gelandangan, lantas berjelajah untuk mencari organ-organ manusia.
Warga diminta untuk waspada dan meneruskan pesan tersebut ke kerabat dan sanak keluarga.
Alhasil, muncul kekhawatiran massal dan membuat warga hilang akal, saat melihat dua pria berdandan serupa ciri-ciri yang disebutkan di dalam pesan.
Petugas kepolisian akhirnya menelusuri grup-grup WhatsApp dan menemukan tiga pria sebagai dalang penyebarannya.
Ketiganya kini telah diamankan dan akan ditindak tegas secara hukum.
Beberapa kali terjadi di India Sebelumnya, ada pula berita hoaks yang tersebar di Bengaluru, India.
Isinya menyebut 400 pedagang anak sedang berkeliaran untuk menculik buah hati warga setempat.
Pesan itu dilengkapi uraian ciri-ciri para penculik. Berdasarkan hal tersebut, seorang pria lugu menjadi korban penindasan.
Ia tengah berjalan kaki, lalu tiba-tiba dipukuli sejumlah warga, sebagaimana dihimpun dari Reuters, Selasa (26/6/2018).
Berita hoaks tentang penculikan anak marak tersebar via Facebook dan WhatsApp di India.
Sejauh ini, sudah lebih dari selusin orang menjadi korban, di mana tiga di antaranya meninggal dunia.
Menanggapi hal tersebut, pihak WhatsApp mengaku terpukul dan akan berusaha meningkatkan layanannya agar tak terus-terusan menjadi medium penyebaran berita bohong.
“Kami sedang meningkatkan upaya edukasi agar pengguna tahu fitur keamanan kami dan bagaimana membedakan berita palsu,” kata juru bicara WhatsApp.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Pengguna WhatsApp di Semua Negara Hanya Bisa Teruskan Pesan 5 Kali”