Laporan Sementara Korban Tsunami Dan Gempa Palu-Donggala Tewas Mencapai 384 Jiwa 56 Teridentifikasi
Jurnal123.com – Jumlah korban tewas akibat Tsunami dan gempa di Palu dan Donggala, tercatat sudah mencapai 384 orang dan kemungkinan masih terus bertambah, kata BNPB.
Dalam jumpa pers terbaru di kantornya di Jakarta, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut, sejauh ini baru 56 orang yang diidentifikasi.
“Namun, jumlah itu juga sebagian karena tsunami, sebagian karena gempa sebelumnya yang mengakibatkan tsunami itu. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan,” papar Sutopo.
Dan kerusakannya sangat parah, berbagai gedung hancur rata dengan tanah.
Itu karena kekuatan tsunami sangat dahsyat, “di tengah laut kecepatannya hingga 400 km per jam, sehingga ketika menghantam daratan, gelombang air sangat tinggi dan kuat, dan daya rusaknya tinggi. Bisa menghancurkan infrastrukur,” kata Sutopo pula.
“Ini baru yang di Palu,” katanya. “Kerusakan di Donggala, masih belum terdata karena komunikasi terputus sama sekali dan daerah itu belum bisa dijangkau.”
Betapa pun, katanya, “kalau mengacu pada kekuatan gempa bumi, maka yang di Donggala kerusakannya bisa jauh lebih parah. Namun korban jiwa belum tentu, karena sebaran penduduknya berbeda,” katanya pula
Sementara korban luka lebih dari seratus, namun perawatannya dilakukan di luar, dilapangan terbuka, untuk berjaga-jaga dari kemungfkinan gempa susulan, terlebih dinding rumahsakit retak di sana-sini, kata Jauhardin pula.
Namun mengenai angka korban tewas, data resmi Badan Nasional Penangulangan bencana (BNPB) baru mencatat 48 tewas, 356 luka, dan ribuan bangunan rusak.”
“Itu berdasarkan data sementara dari sejumlah rumah sakit. Dan itu data sementara di kota Palu, yang dilaporkan kepada BNPB. Jumlahnya masih bisa terus bertambah, kata jubir BNPB, Sutopo Purwo Nuhroho, dalam jumpa pers khusus di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (29/9).
“Banyak orang yang belum kita ketahui nasibnya. Beberapa hotel rata dengan tanah,” tambahnya.
“Namun itu semua untuk Palu. Sementara situasi kabupaten Donggala, kami belum mendapat informasi,” tambahnya.
Sementara Kepala BNPB, Willem Rampangilei, mengatakan, tim mereka baru akan tiba di Palu sekitar pukul 14:00.
“Lalu kami akan melakukan assessment terhadap kerusakan dan korban,” katanya kepada wartawan. dari situ baru akan diketahui jumlah korban dan kerusakan.
“Yang jelas, prioritasnya adalah penyelamatan dan pencarian korban. Karena kemungkinan banyak korban tertimpa bangunan akibat gempa, atau terdampak Tsunami,” katanya.
Jaringan telekomunikasi sudah mulai membaik, namun masih sangat tidak stabil.
Sementara itu, bandar udara Mutiara SIS Al-Jufri masih ditutup, karena berbagai kerusakan yang dialami.
Presiden Joko Widodo mengatakan, “memantau keadaan dari waktu ke waktu, memanjatkan doa bagi korban dan keluarga mereka,” dan memerintahkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, untuk mengkoordinasikan penanganan darurat.
Ia mengatakan, akan berangkat juga ke lokasi Tsunami dalam waktu dekat.
Menko Polhukam Wiranto sudah berangkat menuju lokasi tsunami bersama sejumlah menteri dan pejabat lain.
TNI dan berbagai lembaga darurat seperti PMI sudah pula mengirimkan fasilitas-fasilitas penyelamatan dan bantuan darurat ke lokasi. Namun bandara Palu yang belum pulih, dan jalan-jalan yang rusak di Sulawesi tengah, menghambat pengerahan fasilitas-fasilitas itu.(MET)