Sistem Preemrif, Polri Tangkap Terduga Teroris
JURNAL123, JAKARTA.
Polri berusaha melakukan penangkalan terhadap adanya upaya aksi teror, terutama menjelang natal dan tahun baru. Salah satunya dengan memberlakukan sistem preemtif strike.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, pihaknya dengan pihak utama Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror akan memberlakukan sistem preemtif strike, guna mencegah tindak terorisme, terutama menjelang natal dan tahun baru 2018.
“Kami (Polri dan Densus 88) melakukan preemtik strike, menyerang sebagai bentuk pencegahan (terorisme),” ujar Kapolri Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/12).
Tindakan ini berupa melakukan penangkapan atau penyerangan terlebih dahulu terhadap kelompok-kelompok yang berpotensi melakukan tindak terorisme. Sehingga kelompok tersebut tidak sampai melakukan aksi terornya.
Lebih jauh dikatakan, langkah itu dilakukan berdasarkan pengamatan atas penangkapan terduga teroris beberapa waktu silam yang dianggap memiliki kaitan dengan aksi teror yang pernah terjadi di Indonesia.
“Seperti 1 orang terduga teroris yang ditangkap di Malaysia merupakan buronan kami terkait bom panci di Bandung,” kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Tito menegaskan, hingga kini belum ada indikasi serangan teroris yang mungkin terjadi menjelang natal dan tahun baru. Namun demikian, hal itu tidak bisa dianggap remeh, sebab bisa saja pelaku teror sengaja silent. Agar mereka tidak jadi bertindak, maka kelompok-kelompok radikal itu harus diamankan lebih dahulu. Supaya keamanan masyarakat tetap terjamin. “Belum ada rencana serangan teroris (lagi),” pungkas Tito
Sebelumnya Densus 88 telah menangkap terduga teroris di Malang dan Malaysia 1 orang, di Kalimantan Barat 4 orang, dan Sumatera Selatan 3 orang.
Langkah antisipasi dilakukan pihak Mabes Polri dan memberikan keterangan konfirmasi mengenai upaya Densus 88 Antiteror yang telah menangkap tiga orang terduga teroris di Sumatera Selatan.
Disampaikan bahwa terduga teroris itu dikabarkan berkaitan dengan tersangka Asep, pemasok senjata untuk jaringan teroris yang ditangkap pada tahun 2016.
“Di Sumsel ada tiga orang (terduga teroris),” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2017)..
Setyo menjelaskan, penangkapan terduga teroris ini merupakan tindakan pencegahan yang dilakukan Polri menjelang perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
“Ini pendekatan oleh Densus supaya kondisi lebih kondusif jadi tidak terjadi dulu baru kita lakukan penindakan. Oleh sebab itu, dilakukanlah apa yang disebut preventive strike,” beber Setyo.
Mengenai jumlah terduga teroris yang ditangkap lima orang, Setyo menjelaskan pihaknya hanya mengantongi informasi yang diamankan berjumlah tiga orang.
“Saya dapat infonya tiga. Nanti saya cek lagi,” jelas mantan Wakabaintelkam Polri ini menerangkan.
Menurut Setyo, penyidik memiliki waktu 7 X 24 jam untuk melakukan pendalaman kepada orang yang ditangkap. Setelah itu status hukum mereka baru dapat diketahui, apakah dijadikan tersangka ataukah dibebaskan.
“Sebab itu saya minta sabar, tunggu karena masih pendalaman,” bebernya.
Selain menangkap dua terduga teroris di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan, yaitu Abdul Qodir alias Yaziz dan M Suriadi, Densus 88 Antiteror juga dikabarkan menangkap tiga terduga teroris lainnya.
Ketiganya adalah AH alias Im, Su alias AF, serta Sua alias AJ. AH ditangkap di wilayah Talang Kramat, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin. Sementara AF dan AJ ditangkap di Desa Lecah, Kecamatan Lubay Ulu, Kabupaten Muara Enim.
Kelima terduga teroris ini merupakan pelarian dari Kelompok Jamaah Anshorut Khilafah (JAK) Jambi yang pernah ditangkap Tim Densus 88 pada Agustus 2017 di Jambi.
Sesuai hasil penangkapan tersebut, Densus 88 berhasil mengamankan barang bukti yakni paspor, buku nikah, handphone, dan barang bukti lainnya. Kelima terduga teroris tersebut masih berada di Mako Brimob Polda Sumsel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelumnya dua terduga teroris, yaitu Abdul Qodir alias Yaziz dan M Suriadi ditangkap Densus 88 pada Minggu 10 Desember 2017 sekira pukul 02.00 WIB. Penangkapan dipimpin Iptu Joko dengan lima rekan lainnya, tanpa adanya perlawanan yang berarti dari kedua terduga teroris tersebut.(VEK)