Metropolitan

RAPBD DKI 2018 Disoroti

Pimpinan DPRD DKI Bersama Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno Usai Rapat Paripurna DPRD
Pimpinan DPRD DKI Bersama Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno Usai Rapat Paripurna DPRD

JURNAL123, JAKARTA.
Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) DKI 2018 mendapatkan begitu banyak sorotan dari masyarakat. Satu per satu mata anggaran dikuliti untuk melihat keefektifannya.

Apalagi, ini merupakan RAPBD pertama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI baru, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Adapun, R-APBD DKI tahun 2018 Rp 77,1 triliun.

Berikut ini merupakan beberapa anggaran yang sempat menyita perhatian publik :

TGUPP

Salah satu anggaran yang menyedot perhatian adalah anggaran Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Rencana anggarannya meningkat dari Rp 2,3 miliar menjadi Rp 28 miliar. Tidak hanya itu, rencananya jumlah anggota tim juga akan diperbanyak hingga 74 orang.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan memindahkan stafnya ke dalam TGUPP tersebut. Dia ingin semua yang bekerja dengan gubernur mendapat SK pengangkatan dan digaji APBD.

“Jadi Alhamdulillah kami akan menghentikan praktik-praktik pembiayaan yang tidak menggunakan APBD untuk orang-orang yang bekerja membantu gubernur,” ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (21/11/2017).

Namun, ada kekhawatiran bahwa ini menjadi celah memberikan posisi bagi para tim sukses yang dulu mendukung Anies-Sandi. Kekhawatiran ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono.

“Jumlah ditambah jadi 74 pasti anggarannya meledak sekian kali lipat, tapi itu konsekuensinya. Berapa sih jumlah kebutuhan tim gubernur yang real, yang diinginkan Pak Anies. Saya khawatir ini (TGUPP) hanya menampung mantan-mantan tim sukses saja tanpa melihat kebutuhan untuk sebuah tim atau expertis yang dibutuhkan gubernur,” ujar Sumarsono.

Kolam air mancur

Anggaran lain yang menyedot perhatian adalah anggaran kolam air mancur DPRD DKI. Anggaran ini diusulkan oleh Sekretariat Dewan Rp 620 juta. Anggaran ini menjadi pembicaraan karena dananya dinilai terlalu besar hanya untuk merehabilitasi kolam.

Apalagi, anggaran kolam tersebut pernah dicoret oleh Kementerian Dalam Negeri tahun lalu. Sekretaris Dewan Muhammad Yuliadi mengatakan kolam itu akan diperbaiki, keramiknya diganti, dan kolamnya diperdalam. Biaya Rp 620 juta diambil dari rencana biaya yang dibuat bersama Dinas Pertamanan.

“Itu (kolam) mau dibenerin dan diberi ikan koi, sama mau kami perdalam juga,” ujar Yuliadi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengisyaratkan dukungannya terhadap rancangan anggaran itu. Menurut dia, kolam air mancur itu juga menjadi tanda menambah kesejukan antara eksekutif (Pemprov DKI Jakarta) dan legislatif (DPRD DKI Jakarta).

“Kami hargai sebagai bentuk, mungkin (kolam air mancur) bisa menambah kesejukan di teman-teman di DPRD dan meningkatkan persatuan, ini baru nyambung, kan, antara eksekutif dan legislatif. Alhamdulillah, jadi sebuah yang sejuk. Jadi, air mancur itu menambah kesejukan di kami,” ujar Sandiaga.

Dana hibah

Rencana pemberian dana hibah pada tahun 2018 Rp 1,7 triliun. Dana hibah itu diberikan untuk badan, lembaga, organisasi swasta, maupun organisasi masyarakat. Dana hibah diberikan Pemprov DKI tiap tahunnya kepada berbagai lembaga.

Pada era Anies-Sandi, dana hibah tetap diberikan kepada beberapa lembaga yang pada tahun 2016 juga menerima. Sebut saja seperti Bamus Betawi dan Laskar Merah Putih. Lembaga-lembaga yang banyak menerima dana hibah pada tahun 2018 adalah majelis taklim, masjid, dan musala.

Namun, lembaga-lembaga keagamaan lain juga masuk dalam penerima dana hibah. Anies Baswedan mengaku ingin memfasilitasi kegiatan keagamaan di Jakarta.

“Indonesia ini berdasarkan Pancasila. Kami ingin semua kegiatan juga bisa terfasilitasi, baik kegiatan-kegiatan sosial, budaya, pendidikan, termasuk keagamaan,” ujar Anies 

Kunjungan kerja Dewan

Anggaran lain yang dinilai cukup besar adalah anggaran kunjungan kerja anggota DPRD DKI Jakarta. Pada tahun 2018, anggaran yang dikucurkan Rp 107,7 miliar.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman mengatakan, anggota Dewan bisa melakukan kunjungan kerja ke luar kota setiap pekan. Hal itu menjadi salah satu alasan kenaikan anggaran kunker pada R-APBD DKI 2018.

“Sekarang ada pergub (peraturan gubernur) yang baru, yang mengatur kami bisa ke luar kota setiap minggu, itu di situ ada pergubnya,” ujar Prabowo.

Sekretaris DPRD DKI Jakarta Muhammad Yuliadi mengatakan, anggaran kunjungan kerja anggota DPRD DKI Jakarta pada RAPBD 2018 naik karena menyesuaikan surat keputusan gubernur.

SK tersebut yakni Keputusan Gubernur Nomor 190 Tahun 2017 tentang Biaya Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Negeri yang ditandatangani mantan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

Dalam SK tersebut, koefisien pengali untuk setiap harga satuan berubah, seperti biaya hotel, representasi, taksi, hingga tiket pesawat.

Pengadaan lahan

Ada juga anggaran pengadaan lahan Rp 798,1 miliar. Sandiaga awalnya mengatakan anggaran itu digunakan pengadaan lahan beberapa program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satunya untuk program pengendalian banjir.

“Untuk pembebasan lahan itu berkaitan dengan program-program pengendalian banjir, program-program pengadaan ruang terbuka, dan ini yang kami dorong,” ujar Sandiaga.

Namun, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Agustino Dharmawan mengatakan anggaran tersebut salah satunya untuk pengadaan lahan bagi program rumah DP 0.

“Pokoknya anggaran itu baik untuk rusunawa maupun DP 0,” ujar Agustino.

Agustino mengatakan pembebasan lahan dilakukan di semua wilayah Jakarta. Namun, dia belum memiliki rincian lokasi lahan yang akan dibeli.(KOM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *