Facebook Rilis Aplikasi Creator Video Baru
JURNAL123, TEKNOLOGI.
Rencana Facebook untuk terus menggenjot konten video dalam layanannya semakin serius. Hal itu ditunjukkan perusahaan tersebut dengan meluncurkan aplikasi terbaru untuk para kreator konten video.
Dikutip dari CNET, Senin (20/11/2017), Facebook baru saja merilis aplikasi bernama Creator. Aplikasi ini sudah tersedia di iOS dan akan segera menyusul menyambangi Android.
Creator merupakan aplikasi tersendiri yang sebenarnya tetap mengandalkan akun Facebook penguna. Melalui aplikasi ini, kreator dapat memantau aktivitas termasuk keterlibatan follower soal konten yang diunggahnya.
Aplikasi ini juga menyediakan sejumlah fungsi mengedit video. Dengan kata lain, aplikasi ini memungkinkan para kreator berkreasi untuk membuat konten video yang siap diunggah ke Facebook.
Kreator yang akan melakukan siaran langsung juga dapat melakukannya melalui aplikasi ini karena di dalamnya sudah tersedia filter atau efek wajah lainnya.
Sebagai tambahan, kreator juga dapat melihat metrik dan pesan yang masuk saat siaran berlangsung. Untuk informasi, kehadiran aplikasi anyar Facebook ini memang sudah terdengar sejak pertengahan 2017.
Ketika itu, aplikasi ini disebut akan dibekali beragam kemampuan edit video, termasuk intro, outro, stiker, dan frame tambahan. Menurut kabar itu, aplikasi ini sebelumnya hanya tersedia untuk akun terverifikasi, seperti jurnalis, selebritis, atau influencer.
Keputusan perusahaan menghadirkan aplikasi ini disebut tak lepas dari jumlah penonton video yang terbilang besar. Sejak akhir tahun lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg menuturkan aplikasi ini akan lebih memprioritaskan konten video.
Bahkan awal tahun ini, Facebook telah menerapkan iklan di dalam video yang diunggah ke Creator. Cara ini dilakukan sebagai upaya media sosial itu mulai menerapkan monetisasi pada layanannya.
Namun, sedikit berbeda dari layanan lain, iklan akan ditampilkan tak lama setelah video diputar. Meski sudah diterapkan, kebijakan ini tak akan berpengaruh pada video yang diunggah oleh pengguna biasa.
Rencananya, perusahaan akan berbagi sekitar 55 persen dari pendapatan iklan di video. Melalui kebijakan ini, diperkirakan perusahaan dapat menghasilkan uang dari video dalam layanannya.(LIP)