Alat Berat LRT Jatuh di Kelapa Gading, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian
JURNAL123, JAKARTA.
Sebuah alat berat yang digunakan untuk membangun light rail transit (LRT) Koridor 1 Kelapa Gading-Rawamangun jatuh dan menimpa sebuah rumah toko (ruko), Selasa (17/10/2017) dinihari.
“Telah terjadi kecelakaan kerja yaitu robohnya fontry gertal dan menimpa ruko berlantai dua di Jalan Kelapa Nias Raya, Pegangsaan Dua, tepat di samping Masjid Al-Musyawaroh, Kelapa Gading, Jakarta Utara,” kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Arief Fazrulrahman.
Peristiwa tersebut diawali ketika PT WIKA selaku pelaksana proyek LRT tengah memasang gilder. Tiba-tiba terdengar bunyi cukup keras akibat benturan antara alat berat dan atap ruko.
“Di dalam ruko yang dijadikan untuk usaha florist itu terdapat tujuh orang karyawan yang kebetulan sedang istirahat. Mereka semua langsung turun ke bawah ketika terdengar bunyi benturan dan beberapa karyawan mengalami luka akibat terkena pecahan kaca,” jelas Arief.
Akibat kecelakaan kerja tersebut, ruko milik Doni Cahyadi itu harus mengalami kerusakan di bagian atapnya. Sampai saat ini belum diketahui berapa kerugian yang ditimbulkan atas kejadian tersebut.
Polsek Kelapa Gading melakukan serangkaian pemeriksaan intensif terkait musibah jatuhnya portal gentry yang menimpa satu unit ruko di Jalan Kelapa Nias Raya Blok PA 3 No 02, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (17/10)
“Hingga saat ini ada tujuh orang saksi yang diperiksa dan mengetahui kejadian tersebut. Mereka adalah pekerja dan karyawan yang rukonya tertimpa alat berat,” ucap Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Arif Fazzlurahman, Selasa (17/10).
Arif menambahkan pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan apakah dalam musibah tersebut ada unsur kelalaian.
Namun sejauh ini prosedur yang dilakukan saat bekerja sudah sesuai peraturan.
“Ini yang dilakukan pemeriksaan dan sejauh ini SOP yang dilakukan sudah sesuai. Untuk dugaan lain sudah dilakukan pendalaman,” ungkapnya.
Adapun pihak pelaksana proyek dalam hal ini PT Wijaya Karya dan korban luka atas nama Sumali (51) dan korban materi atas nama Doni sudah saling komunikasi.
Selanjutnya pihak pelaksana proyek siap memberi ganti rugi atas musibah tersebut.
Arif sendiri enggan menjelaskan apakah akibat kejadian tersebut proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) menjadi terhambat atau tidak mengingat hal tersebut bukan kapasitasnya.
Namun demikian ia menjelaskan pihaknya membantu pengamanan proses evakuasi alat berat yang menimpa sebuah ruko tersebut.
“Dalam rangka evakuasi kita lakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup jalan dan faktor keamanan seperti dimatikan listrik sampai proses evakuasi berakhir dan seharusnya proses evakuasi sudah selesai,” ujarnya.(KOM)