China Blokir WhatsApp
JURNAL123, TIONGKOK.
Pemblokiran layanan WhatsApp di Tiongkok tidak serta merta memutus jalur komunikasi layanan pesan singkat di negara tersebut. Pasalnya, masyarakat Tiongkok masih bisa menggunakan layanan serupa, yang dianggap mematuhi kebijakan negara, salah satunya WeChat.
Menurut catatan The Verge, Selasa (26/9/2017), WeChat yang saat ini memiliki 963 juta pengguna aktif, sangat diuntungkan dengan hengkangnya WhatsApp dari pasar Tiongkok. WhatsApp merupakan layanan asing terbaru yang diblokir oleh pemerintah setempat.
Sejatinya, WhatsApp memiliki sejumlah kesamaan dengan WeChat, tapi dengan satu perbedaan penting yaitu hubungan dekat dengan pemerintah. Menurut laporan The New York Times, WeChat pada bulan ini mengirimkan pemberitahuan kepada para pengguna yang menyebutkan data aktivitas pengguna dibagikan ke Pemerintah Tiongkok.
Di sisi lain, WhatApp memiliki reputasi baik soal keamanan data para pengguna. Sikap WhatsApp ini disebut memicu keputusan pemblokirannya di Tiongkok. Aplikasi tersebut memiliki enkripsi end-to-end, yang berarti Facebook sebagai pemiliknya sekalipun tidak bisa mengetahui isi percakapan para pengguna, apalagi pihak luar.
Pemblokiran WhastApp pun mendapat kritikan dari para pengguna. Pasalnya, pemblokiran itu membuat mereka harus menggunakan aplikasi yang kurang aman seperti WeChat. WeChat memang merupakan aplikasi buatan perusahaan asal Tiongkok, Tencent, tapi hal itu tidak membuat para penggunanya merasa aman.
“Semakin dekat kita dengan kongres partai, saya pikir pihak berwenang akan menggunakan lebih banyak tindakan penyensoran ekstrem. Publik tahu WeChat tidak aman,” kata seorang aktivis terkemuka di Beijing, Hu Jia, seperti dikutip dari Telegraph.
Sejauh ini, pengguna WhatsApp dengan kartu SIM dan paket data internasional tidak mengalami kendala. Pemblokiran tampaknya hanya dialami oleh pengguna yang tinggal di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Dikutip dari CNN, pemblokiran WhatsApp ini disebut sebagai salah satu upaya Pemerintah Tiongkok untuk meningkatkan pengawasan menjelang Kongres Nasional ke-19 yang akan digelar Partai Komunis pada bulan depan. Pemerintah akan memilih para pemimpin dan menentukan prioritas kebijakan dalam pertemuan sensitif yang digelar tiap lima tahun sekali itu.
Tiongkok biasanya memperketat pengawasan internet menjelang pertemuan Partai Komunis. “Biasanya menjelang Kongres Partai, kami melihat ada pemblokiran, penyaringan, pembatasan internet dan itu lah yang kami lihat selama beberapa bulan terakhir ini,” kata Direktur Digital and Cyberspace Policy Program di Council on Foreign Relations, Adam Segal.
WhatsApp bukan satu-satunya yang mengalami nasib sial, sebelumnya ada 4 aplikasi media sosial yang telah diblokir pemerintah “Tirai Bambu” berikut ini daftar sejumlah aplikasi yang diblokir serta alasannya :
Tiongkok telah memblokir Facebook sejak 2009. Akibatnya, pengguna internet di Tiongkok tak bisa mengakses Facebook dalam jalur resmi. Sebagai ganti, pengguna internet di sana memakai media sosial (medsos) Weibo.
Duduk perkara pemblokiran Instagram di Tiongkok bermula saat isu kekisruhan yang sedang berlangsung di Hong Kong, terkait demonstrasi pro-demokrasi.
Kala itu, banyak demonstran di Hong Kong mengunggah foto dan video yang menampilkan aksi polisi kala tengah berusaha menghalau terjangan massa. Termasuk di antaranya foto dan video polisi Hong Kong yang menembakkan gas air mata pada demonstran.
Beberapa foto yang diunggah menggunakan hashtag (tagar) #OccupyCentral atau #OccupyHK. Kedua tagar itu dinilai provokatif dan akhirnya pemblokiran Instagram pun dilakukan oleh pemerintah Tiongkok.
Alasan mengapa Twitter diblokir di Tiongkok juga sama dengan Instagram, yakni menjadi medsos yang digunakan untuk unjuk rasa pro-demokrasi yang terjadi di Hong Kong.
Adapun sebagian besar aktivitas media sosial terkait unjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong ditandai dengan tagar #occupycentral, yang sempat menjadi trending topic di 2014. Sebagai ganti, pengguna harus memanfaatkan medsos microblogging besutan Tiongkok, yakni Weibo.
Google pun mengalami kejadian pahit yang sama dengan Facebook. Semua produk besutannya diblokir tanpa kenal ampun oleh Tiongkok. Mulai dari mesin pencarian Google, Gmail, YouTube, dan Google Play.
Walau demikian, Android memang berkembang cukup pesat di Tiongkok. Namun sebenarnya, banyak pabrikan asal Tiongkok tidak mengikutsertakan layanan Play Store di perangkat mereka dan memilih mengembangkan toko aplikasi sendiri.
Bahkan, Tiongkok pun menciptakan mesin pencari sendiri, Baidu, yang menjadi pilihan utama pengguna internet di Negeri Tirai Bambu tersebut.(CNN)