Sepenggal Kisah Kim Jong Nam, Yang Diduga Dibunuh Siti Aisyah, Warga Negara Indonesia
JURNAL123, MALAYSIA.
Sebelum hidupnya berakhir nahas di tangan pembunuh di Malaysia, yang diduga dilakukan Warga Negara Indonesia,Siti Aisyah, Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dikabarkan pernah meminta sang adik untuk menyelamatkannya ketika dipaksa hidup terasing di luar negeri.
Berdasarkan laporan dua politikus Korea Selatan, sekitar lima tahun lalu, Kim Jong Nam dilaporkan pernah memohon Kim Jong Un agar mau mencabut perintah eksekusi terhadapnya.
“Kami tidak punya tujuan dan tempat bersembunyi. Kami sadar, satu-satu cara untuk melarikan diri adalah dengan bunuh diri,” ujar Kim Jong Nam dalam suratnya kepada Kim Jong Un yang didapat seorang anggota parlemen Korsel.
Seperti diberitakan The Guardian, Kamis (16/2/2017), menurut pengakuan politikus Korsel tersebut, Kim Jong Un secara mengejutkan mengeluarkan perintah eksekusi terhadap kakaknya itu tak lama setelah resmi meneruskan kekuasaan Kim Jong Il yang meninggal pada 2001 lalu.
Menurut laporan intel Korsel, Kim Jong Un sangat tidak menyukai Kim Jong Nam yang dia anggap berpotensi menggulingkan rezimnya. Karena itu, Kim Jong Nam menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri.
Pria berusia 46 tahun itu bersembunyi dari sorotan publik selama bertahun-tahun lantaran ayahnya, Kim Jong-Il, tidak menikah secara resmi dengan sang ibu.
Anak tertua Kim Jong-Il ini bahkan dilaporkan tidak bertemu dengan kakeknya, Kim Il-Sung, hingga ia berusia lima tahun.
Di masa kecilnya, Kim Jong Nam menghabiskan setidaknya sembilan tahun di sekolah internasional di Jenewa.
Ketika Kim Jong Nam kembali ke Pyongyang, ayahnya telah menjadi pemimpin negara paling terisolasi itu, sekitar 1994. Banyak yang mengharapkannya bisa menggantikan Kim Jong-Il di akhir masa kepemimpinannya.
Meski begitu, sejumlah pihak menilai karakter Kim Jong Nam tidak cukup tegas untuk bisa memimpin Korut. Terlebih sejumlah insiden menjadikan “sinar” Kim Jong Nam sebagai calon pemimpin meredup.
Pada 2001 silam, Kim Jong Nam bersama anak dan istrinya ditahan di Bandara Narita, Tokyo lantaran menggunakan paspor palsu agar bisa pergi ke Jepang mengunjungi Disney Land, salah satu taman hiburan terkenal di negara itu.
Sebelum berhasil masuk ke Jepang, ketiganya dideportasi ke Korut melalui Beijing oleh pihak imigrasi.
Insiden ini dikabarkan membuat malu Kim Jong Il, yang pada akhirnya lebih memilih Kim Jong Un untuk meneruskan takhta kepemimpinannya.
Usai insiden itu, Kim Jong Nam dan keluarga banyak menghabiskan waktunya di China dan Macau. Karena banyak menghabiskan waktu di luar Korut, pembawaan Kim Jong Nam dianggap lebih liberal.
Kim Jong Nam dikenal sebagai seorang playboy, sekaligus pria cerdas dan berpikiran terbuka. Dia mengaku tidak pernah bertemu langsung dengan Kim Jong Un.
“Karena masa kecil saya dididik di negara Barat, saya bisa menikmati kebebasan dari usia dini dan saya senang menjadi bebas. Alasan saya memilih macau, karena itu adalah tempat yang paling liberal di dekat China, di mana keluarga saya tinggal,” ungkap Kim Jong Nam dalam buku My Father, Kim Jong II, and Me.
Kim Jong Nam juga dikabarkan berani menentang keluarganya.
Ia bahkan secara blak-balakan kerap menghina Kim Jong Un. Kim Jong Nam meyakini bahwa adik bungsunya itu akan gagal memimpin Korut.
“Rezim Kim Jong Un tidak akan berlangsung lama. Tanpa reformasi, Korut akan runtuh dan ketika itu terjadi, rezim pemerintah pun akan runtuh,” ucap Kim Jong Nam dalam buku yang ditulis Yoji Gomi tersebut.
Sebelum meninggal, ibunda Kim Jong Nam, Song Hye Rim, tinggal di Moskow. Song dikabarkan meninggal lantaran depresi selama bertahun-tahun.
Kim Jong Nam juga dikabarkan kerap mengunjungi makam ibunya di Moskow.(CNN)