Nusantara

Aksi Damai Manado: NKRI Yes, FPI No

img-20161117-wa0044
Aksi Ormas Adat Minahasa Di Lapangan KONI Sario, Manado, Sulawesi Utara

JURNAL123, MANADO.
Respon paska Aksi Damai 14 November 2016 lalu, serta penetapan tersangka atas dugaan penistaan agama calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok terjadi diberbagai daerah, salah satunya di Manado Sulawesi Utara (Sulut).
Sejumlah warga masyarakat dari berbagai elemen organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Sulut menuntut dibubarkannya ormas Front Pembela Islam (FPI) demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Aksi damai yang dilakukan ormas adat se-Minahasa, Kamis (17/11/2016) siang, di Lapangan KONI Sario, menyatakan dukungan atas NKRI namun menuntut segera dibubarkannya FPI karena dinilai mengganggu stabilitas NKRI lewat berbagai aksinya diberbagai daerah serta menjadi koordinator dalam aksi 4 November lalu.

Dalam orasinya, Tonaas Laskar Adat Manguni Indonesia (LAMI) Yongki Sumual menegaskan, FPI harus dibubarkan karena merusak hubungan antar umat beragama dengan tindakan radikalismenya.

“Kam menuntut dibubarkannya FPI ! Karena ormas tersebut mengatasnamakan agama demi tindakan radikalisme,” tandas Sumual.

Ia menuntut sikap tegas pemerintah maupun aparat keamanan guna menjaga keutuhan NKRI

“Kami sepakat bahwa NKRI itu harga mati yang harus kita jaga, tidak boleh dipecah-belah oleh apapun karena kami juga warga negara Indonesia,” imbuhnya

Berbagai elemen masyarakat yang berasal dari ormas Aliansi Makapetor, Laskar Kabasaran, Brigade Manguni Indonesia (BMI), LMI dan beberapa ormas adat lainnya menggemakan satu tekad, menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita warga negara Indonesia sehingga kita wajib menjaga NKRI. Torang warga Sulut cinta damai, torang sangat peduli terhadap bangsa ini karena kita adalah Indonesia,” jelas Donny Senduk, salah-satu koordinator aksi.

“Menyikapi kondisi bangsa Indonesia yang saat ini kurang kondusif diakibatkan oleh oknum-oknum serta kelompok-kelompok tidak bertanggung-jawab dengan menebarkan rasa kebencian terhadap warga mayoritas dan minoritas yang mengganggu kerukunan umay beragama serta dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa.

“Kami warga Sulawesi Utara sebagai bagian dari Indonesia akan tampil terdepan untuk membela NKRI, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika. Prinsipnya NKRI harga mati,” teriak Donny Senduk diikuti dengan yel khas adat Minahasa; I Yayat U Santi!

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung tertib dan damai. Nampak Kapolda Sulut Irjen Pol Wilmar Marpaung serta Wakil Ketua DPRD Sulut Drs Stevanus Vreeke Runtu menyaksikan aksi damai tersebut.(MEN)
fb_img_1479383454854

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *