NU Himbau Masyarakat Tidak Terprovokasi Kasus Siyono
JURNAL123, JAKARTA.
Ada tudingan atas kematian Siyono terduga teroris, nampak terus menjadi sorotan tajam untuk Polri. Untuk itu MU meminta masyarakat untuk tidak terprofokasi dengan isu terkait terorisme. Diharapkan Pemerintha mau membantu dalam menuntaskan terorisme.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud ditemui usai diskusi di Mabes Polri, Kamis (7/4) 2016 mengatakan NU meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan isu terkait terorisme. Saat ini, jangan ada pihak tertentu yang berusaha mengadu domba Densus 88 dengan kelompok lain.”Jangan terbawa pemberitaan, tanyakan langsung ke sumbernya. Jangan langsung menghakimi,” ujarnya.
Selanjunya, Marsudi menegaskan misalnya, ada pemberitaan yang menyebut Polri menganggap kelompok pembela terduga teroris Siyono sebagai kelompok pro-teroris. “Selama ini, sejumlah organisasi massa Islam seperti Muhammadiyah memang memberi advokasi keluarga Siyono, yang tewas dalam penahanan Detasemen Khusus 88 Antiteror,” tegasnya.
Untuk itu, Marsudi menjelaskan tuduhan ada kelompok pro-teroris berpotensi memprovokasi. Justru provokasi itu rawan dimanfaatkan kelompok pro teroris untuk menyudutkan Polri dan melemahkan Densus 88.”Kalau mau negara damai, yang tidak perang, ya jangan sampai kita, anak-anak muda, terprovokasi mereka yang mencari pasukan,” jelasnya.
Meningung provokasi, Marsudi menandaskan salah satu contohnya adalah munculnya selebaran yang isinya imbauan kepada masyarakat yang ditangkap atau rumahnya digeledah Densus 88. ” Ini bisa mengadukannya ke Muhammadiyah untuk mendapatkan pendampingan hukum,” tandasanya.
Pengamat dari Universitas Muhammadiyah Ma’mun Murod mengatakan, Muhammadiyah tidak pernah membuat selebaran itu.”Kami tidak pernah sekonyong-konyong membuat peringatan sepertu itu apalagi selebaran. Itu kan konyol betul. Dan tidak mungkin dilakukan oleh Muhammadiyah,” ungkapnya.
Untuk itu, Ma’mun menegaskan selebaran itu tersebar viral di media sosial. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak pernah melakukan tindakan yang kontra terhadap negara.”Organisasi yang tengahan tidak mungkin mengambil yang ekstrem sehingga misalnya Muhamadiyah berwajah ekstrem, harus dipertanyakan,” tegasnya. (VEK)