Nusantara

Anggota Teroris Santoso Yang Tertembak Berasal Dari Suku Uighur

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Agus Rianto (Foto Vecky Ngelo Jurnal123)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Agus Rianto (Foto Vecky Ngelo Jurnal123)

JURNAL123, JAKARTA.
Kesigapan Tim Operasi Tinombala melakukan pengejaran kelompok Santoso yang melakukan penyerangan dan akhirnya ditembak Mustafa Genc(MG) alias Musgab itu dari Suku Uigur.

Ketua Satuan Tugas Operasi Tinombala Leo Bona Lubis ketika dihubung ,Selasa (26/4) 2016 mengatakan, satu anggota kelompok Santoso yang ditembak pada Minggu (24/4/2016) lalu dari Suku Uighur. Diketahui, warga negara asing juga bergabung dalam kelompok Santoso, termasuk dari Suku Uighur.”Betul, namanya Mustafa Genc (MG) alias Mushab,” ujar nya

Selanjutny, Leo menegaskan saat itu, MG bersama rombongannya yang terdiri atas lima orang melintas di permukiman warga. Karena tingkah mereka mencurigakan, seorang anggota satgas menanyakan tujuannya. Tiba-tiba, orang Uighur itu mengacungkan parang ke petugas.”Disuruh berhenti, dia ambil parang mau bacok anggota, ya kami tembak,” tegasnya

Sementara itu, empat anggota lainnya kabur ke dalam hutan lebat. Leo menjelaskan enam anak buah Santoso adalah orang Uighur. Empat di antaranya sudah ditangkap, dan satu orang tewas. Sementara itu, satu orang lagi masih dalam pengejaran.”Anggota (Santoso) tinggal 25 orang sekarang,” jelasnya

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto mengatakan, dari lokasi kejadian, satgas menemukan barang bukti berupa satu bom lontong, satu parang, dan satu tas berisi perbekalan anggota kelompok.”Setelah itu, anggota kelompok Santoso yang tewas langsung dibawa ke RS Bhayangkara Palu dan dalam proses identifikasi,”jelasnya.

Sesuai perkembangan,Agus menandaskan satgas di lapangan terpaksa melumpuhkan anggota kelompok Santoso tersebut sebagai bentuk perlindungan diri.”Apabila pada situasi tersebut tidak memungkinkan, kita dapat melakukan tindakan tegas yang memang dalam SOP kita lakukan. Upaya penegakan hukum melumpuhkan, apabila membahayakan, kita bisa lakukan tindakan tegas walaupun tetap terukur,” tandasnya.(VEK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *