Operasi Tinombala di Poso Tewaskan 1 Pengikut Santoso
JURNAL123, JAKARTA.
Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri Komisaris Besar Suharsono menyatakan telah terjadi baku tembak di Poso pada Ahad malam, 28 Februari 2016. Namun Markas Besar Kepolisian RI belum dapat memastikan apakah terduga teroris yang ditembak ini termasuk jaringan Santoso.
“Iya, tapi kami belum dapat rilis dari sana,” kata Suharsono di ruang kerjanya, Selasa, 29 Februari 2016. Suharsono mengatakan dia belum mendapat informasi detail tentang peristiwa ini.
Pasukan Operasi Tinombala menemukan jenazah seorang terduga teroris jaringan Santoso di pegunungan Desa Torireh, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Senin, setelah baku tembak, Ahad, 28 Februari 2016. “Dari penyisiran pagi tadi (Senin), ditemukan satu jenazah yang merupakan bagian dari kelompok sipil bersenjata di Poso,” ujar Kepala Operasi Tinombala Poso Komisaris Besar Leo Bona Lubis kepada Antara.
Baku tembak berlangsung di pegunungan Desa Torireh, sekitar 80 kilometer dari Poso, Ahad, 28 Februari 2016, pukul 18.30 Wita.
Setelah tembak-menembak, pasukan Tinombala terus mengejar kelompok sipil bersenjata dan menyisir sekitar lokasi baku tembak. Polisi menemukan satu mayat dan sepucuk senjata api laras pendek jenis pistol revolver serta tiga pucuk senjata laras panjang rakitan. Sampai kini, identitas jenazah masih dalam proses evakuasi.
Tembak-menembak dengan kelompok yang diduga teroris ini menambah panjang daftar orang yang tewas dalam operasi Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah di Poso. Kepolisian setempat bahkan merilis daftar pencarian orang Poso, Rabu, 20 Januari 2016. Sedikitnya ada 17 nama baru, di antaranya 3 perempuan, yang terdaftar dalam kelompok teroris pimpinan Santoso Abu Wardah.
“Mereka saat ini sudah bergabung dengan kelompok Santoso di wilayah Poso,” tutur Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Komisaris Besar Leo Bona Lubis pada 20 Januari 2016.
Menurut Leo, sebelumnya kelompok Santoso ini bersama pengikutnya berjumlah 28 orang. Namun kini bertambah menjadi 45 orang, yang diperkirakan berada di pegunungan dan hutan-hutan di wilayah Poso Pesisir Bersaudara dan Lore.(VEK)