Ekonomi

Rupiah Terjun Bebas di Rp 12.714

images(10)

JAKARTA, JURNAL123.
Penguatan dolar dan meningkatnya permintaan dolar di pasar domestik membuat rupiah terkoreksi tajam. Di transaksi pasar uang kemarin, rupiah ditutup melemah 247 poin (1,98 persen) ke level 12.714 per dolar AS.

Ekonom PT Bank International Indonesia Tbk, Juniman, menjelaskan pelemahan rupiah saat ini lebih parah dibanding tahun 2008 lalu. Saat itu, struktur perekonomian masih bagus dan ekonomi tumbuh di atas 6 persen. Sementara saat ini ekonomi melambat dan neraca perdagangan mengalami defisit. (Baca : Sebab Rupiah Jadi Mata Uang ‘Sampah’)

Selain itu, dolar menguat tajam setelah berakhirnya stimulus bank sentral Amerika (The Fed) dan adanya rencana pengetatan moneter lebih lanjut. “Tahun ini juga terjadi kemerosotan harga minyak hingga ke US$ 57 per barel.” (Baca : Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai)

Dari sisi permintaan, pekan ini merupakan puncak kebutuhan dolar dalam negeri untuk pembayaran utang korporasi, negara, dan libur panjang. “Ketika kebutuhan sedang tinggi tetapi suplainya terbatas, maka rupiah bergerak semakin liar,” lanjut Juniman.

Menurut Juniman, pelemahan rupiah akan terus terjadi kecuali ada pernyataan pemerintah atau otoritas moneter yang bisa menenangkan pasar. Hal ini penting karena setelah level psikologis 12.500 ditembus, terjadi panic buying dolar. Mereka ketakutan aset-aset rupiahnya akan semakin terdepresiasi.

“Bank sentral seharusnya mulai ke pasar karena alasan rupiah melemah seiring dengan pelemahan mata uang Asia lainnya sudah tidak relevan,” kata Juniman.

Analis Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri, memperkirakan bank sentral akan mulai melakukan intervensi ketika rupiah sudah melemah ke level 12.700-12.800 per dolar. “Situasi pelemahan rupiah yang sekarang sudah di luar ekspektasi semua pihak.”

Melihat gejolak pasar yang begitu besar, Reny menduga tahun ini BI akan melakukan window dressing pada rupiah. Hal ini sudah pernah dilakukan bank sentral pada tahun 2008, di mana saat itu juga rupiah melemah tajam terhadap dolar.

Meski demikian, Reny mengingatkan bawha intervensi BI hanya dilakukan sesuai dengan porsinya untuk menjaga kestabilan nilai tukar. BI tidak akan mengantarkan rupiah ke level yang tidak sesuai dengan fundamental ekonomi nasional. “Rupiah maksimal hanya bisa diangkat ke level 12.500 pada tutup tahun,” kata dia.(TEM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *