OpiniPapua Raya

Pembangunan IKN Dan Pengembangan SDM 3 Provinsi Baru di Papua. Nova: Perlu Keseimbangan

Jakarta – Saat ini pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (disingkat IKN Nusantara) telah mulai dilaksanakan. IKN adalah sebuah kota terencana yang akan menggantikan posisi Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia mulai tahun 2024. Nusantara terletak di pesisir timur pulau Kalimantan yang sebelumnya merupakan bagian dari dua kabupaten di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan wilayah Metropolitan Sambo Tenggarong. Pada 17 Januari 2022, Pemerintah Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat telah resmi mengumumkan nama ibu kota baru yang tertuang dalam undang-undang yang mendapat persetujuan secara aklamasi dalam rapat paripurna ke-13 DPR RI masa sidang 2021–2022 mengenai.

Rencana hebat dan luar biasa patut di apresiasi, namun ironi jika ada suatu daerah berjarak 749 mil atau 1.205 kilometer dari IKN mengalami kemiskinan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya perempuan dan anak. Daerah tersebut adalah 3 provinsi pemekaran yaitu Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan, dimana meskipun baru mengalami pemekaran namun telah menghadapi tantangan baru SDM terkait perempuan dan anak.

Selama 40 tahun, sekitar 200 peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan lebih dari 150 kegiatan ilmiah di Papua yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Hasil penelitian tersebut kemudian didokumentasikan dan dapat diakses publik melalui laman pusat informasi Papua yang telah diluncurkan pada Situs web dokumentasi Papua bisa dijadikan sebagai sumber data dalam penyusunan kebijakan dan program pembangunan wilayah.

Selain topik mengenai pembangunan pulau-pulau terluar dan otonomi khusus, kajian dan riset LIPI juga mengambil topik marjinalisasi dan diskriminasi terhadap perempuan. Melalui diskusi virtual, pemberdayaan perempuan diharapkan dapat segera ditindaklanjuti bersama demi meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak, serta mendorong kesetaraan gender di Tanah Papua, termasuk Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.

Nova Rumondor, aktivis perempuan yang juga Ketua Umum Komite Suara Perempuan Indonesia (KSPI) mengungkapkan beberapa kondisi yang kerap kali menghambat peran perempuan, di antaranya adalah pemikiran dan sikap yang sering menomorduakan kaum perempuan dalam komunitas, penindasan oleh kebiasaan-kebiasaan atas nama adat dan budaya patriarki, hingga tidak dapat menyampaikan pendapat karena dibatasi dalam ruang publik.

“Perubahan belum banyak terjadi, perempuan menjadi komoditas yang selalu tertindas dan teraniaya. Kemiskinan mewarnai kehidupan perempuan, termasuk tingginya kasus kematian ibu melahirkan, kasus pemerkosaan yang dialami bukan hanya kaum perempuan namun juga anak,” papar Nova.

Nova Rumondor Bersama Seorang Anak di Papua Selatan.(Foto Dok. Pribadi)

Ada 2 persoalan utama mengatasi persoalan perempuan dan anak di Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan, yakni Kesehatan dan Pendidikan. Keduanya dibungkus dengan yang namanya ‘Kemiskinan’ sehingga berjalan beriringan.

Menurut Nova, pemerintah perlu melakukan perimbangan antar daerah agar persoalan yang melanda 3 provinsi baru di Papua tidak berlarut hingga makin tergerus dan sulit untuk dikejar dengan perkembangan yang terjadi diberbagai provinsi di Nusantara. Padahal disisi lain, Papua termasuk ‘The Big Seven’ provinsi terkaya di Indonesia. Berarti perimbangan antara pusat dan daerah masih bersifat ‘Lip Service’ atau wacana yang belum terlihat perwujudannya.

Nova berharap bertambahnya provinsi baru untuk meningkatkan pendekatan administrasi masyarakat dalam semangat otonomisasi daerah serta meningkatkan kesejahteraan dan SDM. Bukan sebaliknya penambahan provinsi baru justru menambah koleksi provinsi atau daerah miskin di Indonesia.

Profil 3 provinsi baru Indonesia
Berikut profil singkat tiga provinsi baru Indonesia:

1. Provinsi Papua Selatan
Provinsi Papua Selatan mempunyai nama adat Anim Ha, dengan Merauke sebagai ibu kotanya.

Provinsi ini meliputi Kabupaten Merauke, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, dan Kabupaten Boven Digoel.

Suku yang mendiami wilayah Papua Selatan adalah Marind Anim, yang terdiri dari tujuh marga besar.

Ketujuh marga tersebut adalah Gebze, Kaize, Samkakai, Ndiken, Mahuze, Balagaize, dan Basik-basik.

Hingga kini, masyarakat Marind Anim masih mempertahankan pola kehidupan berburu, meramu, dan bercocok tanam.

Suku Marind Anim sendiri menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Tak hanya itu, sagu juga digunakan dalam berbagai ritual, mulai dari peradilan adat, musyawarah, dan perkawinan.

Selain Marind Anim, Provinsi Papua Selatan juga ditinggali oleh Suku Asmat yang terbagi menjadi dua, mereka yang tinggal di pesisir pantai dan di bagian pedalaman.

Perbatasan provinsi
Provinsi Papua Selatan atau Anim Ha berbatasan langsung dengan Papua Nugini di Timur dan Laut Arafuru di Selatan.

Berikut rincian wilayah perbatasan Provinsi Papua Selatan:

Utara: Papua Pegunungan
Barat: Papua Tengah dan Laut Arafuru
Selatan: Laut Arafuru
Timur: Papua Nugini

Komoditas unggulan
Suku Marind Anim yang menghuni wilayah Provinsi Papua Selatan terkenal pandai meracik makanan khas yang berasal dari sagu.

Mereka juga memanfaatkan pohon sagu untuk membuat perahu dan sebagai bahan bangunan rumah.

Sebagai sumber makanan pokok dan komoditas unggulan, tak heran jika pohon sagu sangat dihormati dan dijaga oleh suku ini.

Sementara itu suku lain di provinsi ini, Suku Asmat, terkenal dengan hasil ukiran kayu yang unik.

2. Provinsi Papua Tengah
Provinsi Papua Tengah memiliki nama adat Mee Pago dan beribu kota di Kabupaten Nabire.

Provinsi baru ini terdiri dari Kabupaten Nabire, Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deyiai, Kabupaten Intan Jaya, serta Kabupaten Puncak.

Mayoritas suku yang mendiami Provinsi Papua Tengah adalah Mee.
Selain Mee, provinsi ini juga ditempati oleh suku lain, seperti Damal, Dani, Moni, dan Nduga.

Suku Mee memiliki mata pencaharian utama bertani dan beternak. Meski demikian, mereka masih melakukan kegiatan lain seperti di bidang perikanan dan perdagangan.

Perbatasan provinsi
Provinsi Papua Tengah berbatasan langsung dengan provinsi lain di Pulau Papua.

Berikut rincian wilayah perbatasan Provinsi Papua Tengah:

Utara: Papua
Barat: Papua Barat
Selatan: Laut Arafuru
Timur: Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan

Komoditas unggulan
Wilayah Mee Pago memiliki sejumlah komoditas unggulan. Misalnya, Kabupaten Dogiyai dan Paniai dikenal unggul dalam memproduksi kopi dan ubi jalar.

Kabupaten Nabire, unggul dengan jeruk, peternakan babi, dan padi. Kabupaten Intan Jaya, terkenal dengan komoditas gaharu.

Sementara Kabupaten Mimika, ditetapkan sebagai daerah pengembangan tambang tembaga dan batu bara.

3. Provinsi Papua Pegunungan

La Pago adalah nama adat dari Provinsi Papua Pegunungan. Kota Wamena di Kabupaten Jayawijaya merupakan ibu kota provinsi ini.

Provinsi Papua Pegunungan terdiri dari Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Nduga, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo, dan Kabupaten Yalimo.

Setidaknya ada 23 suku yang mendiami wilayah Provinsi Papua Pegunungan, antara lain Dani, Dem, Ndugwa, Ngalik, Ngalum, Nimbora, Pesekhem, Pyu, Una, dan Uria.

Ada juga Suku Himanggona, Karfasia, Korapan, Kupel, Timorini, Wanam, Biksi, Momuna, Murop, Sela Sarmi, Nayak, Nduga, dan Yali.

Sebagian besar Suku Nayak memiliki mata pencaharian sebagai petani ubi dan keladi.

Mereka juga memiliki makanan pokok berupa ubi, sayur, serta babi, yang dimasak dengan cara ditimbun dengan batu panas.

Sementara itu, Nduga, suku lain di provinsi ini mempunyai perkebunan dan kawasan khusus untuk berburu sebagai modal memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Perbatasan provinsi
Papua Pegunungan menjadi satu-satunya provinsi yang terkunci daratan atau landlocked. Artinya, wilayah provinsi ini tidak berbatasan dengan perairan maupun laut.

Berikut rincian perbatasan wilayah Provinsi Papua Pegunungan:

Utara: Papua
Barat: Papua Tengah
Selatan: Papua Selatan
Timur: Papua Nugini

Komoditas unggulan
Wilayah yang berada di pegunungan, membuat komoditas unggulan provinsi ini tak lepas dari tanaman-tanaman dataran tinggi.

Beberapa komoditas unggulan Provinsi Papua Pegunungan atau La Pago adalah kopi, ubi jalar, buah merah, bawang, garahu, karet, nanas, jeruk, dan sayuran.

Jakarta, 2 November 2022

( Nova Rumondor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *