Ilham Habibie Sebut Nasib Industri Pesawat Sudah Parah
Jurnal123.com – Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Habibie, mengungkap sederet tantangan industri aviasi atau kedirgantaraan yang terdampak pandemi Covid-19. Putra sulung Presiden RI ke-3 BJ Habibie ini mengaku, keadaan industri saat ini memang sudah parah.
“Adanya keadaan yang memang jujur saja parah buat bidang aviasi kedirgantaraan seluruh dunia, bukan hanya Indonesia. Dengan menurunnya traffic bisa 80% lebih. Dengan adanya cancel daripada banyak pesanan-pesanan pesawat terbang,” ungkapnya dalam sebuah bincang virtual, Jumat (7/8/20).
Belum lagi, masa depan kebiasaan berkehidupan sehari-hari juga bakal berubah, termasuk pola dalam menjalankan bisnis di berbagai bidang, yang bakal berdampak pula ke industri aviasi.
“Dengan adanya pola kerja di masa mendatang itu akan berbeda, karena dari segi bisnis tidak perlu banyak orang. Tidak sebanyak dulu yang perlu traveling karena memang banyak bisa diambil alih oleh teknologi atau ketakutan terhadap efek pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sektor pariwisata yang selama ini jadi andalan untuk mendukung industri aviasi, juga belum tentu segera pulih. Dia menilai, volume perjalanan wisata juga akan berubah dan belum tentu kembali normal seperti semula.
“Tapi biar bagaimanapun saya yakin industri kedirgantaraan bisa menyesuaikan dengan keadaan baru ini, yang kadang disebut sebagai new normal, seperti juga industri lainnya. Jadi bukan saja industri kedirgantaraan yang terkena tapi juga industri perhotelan, manufaktur, kesehatan pun sendiri juga kena, semuanya kena,” katanya.
Ia bilang banyak hal perlu diubah di industri mana pun, termasuk kedirgantaraan. Penggunaan energi ramah lingkungan atau energi baru terbarukan (EBT) harus digenjot sebagai nilai tawar ke depan.
Selama ini, menurutnya mulai banyak industri yang dalam merancang sistem produksi sudah memanfaatkan EBT. Dia menjelaskan, produk yang dihasilkan juga menaruh perhatian terhadap aspek emisi, dalam kaitan engine menjadi ramah lingkungan.
“Ada banyak upaya material material yang lebih ramah lingkungan, lebih sustainable digunakan dalam rancang bangun pesawat terbang,” tuturnya Komisaris Utama PT Regio Aviasi Industri ini.(BIN)