Binsar Gultom, Calon Pimpinan Komisi Yudisial Yang Kredibel dan Cerdas
Jurnal123.com – Masih ingatkah akan Kasus Kopi Sianida yang heboh dan menggemparkan pada 2016 silam? Kasus yang amat kontroversial dan menjadi perhatian publik luas bukan hanya di Indonesia namun juga dunia. Ketika itu persidangan dilakukan terbuka dan diliput berbagai media baik cetak maupun elektronik dari dalam maupun luar negeri.
Nama Hakim Binsar Gultom saat itu ramai disebut dalam kasus Kopi Sianida tersebut. Meski publik ramai melakukan justifikasi bahwa Jessica, terdakwa, saat itu dianggap tidak bersalah. Namun seorang Binsar Gultom melihat secara mendalam dan tidak terpengaruh akan pandangan publik ramai. Alhasil, mulai dari putusan tingkat pertama hingga Mahkamah Agung tetap memutuskan Jessica bersalah berdasarkan bukti-bukti dan fakta persidangan. Publikpun yang sebagian besar sempat terkecoh akhirnya mengakui.
Binsar Gultom yang sempat bercerita kepada Jurnal123 mengemukakan bagaimana dirinya mendalami kasus tersebut dan melihat dengan hati secara cermat.”Bagi saya menghukum orang yang tidak bersalah merupakan aib besar karenanya saya harus cermat tidak bisa dipengaruhi apapun juga,” tukas lulusan S1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.
Pengacara Reinhard Wowiling juga sempat mengemukakan penilaiannya terhadap sosok Hakim Binsar Gultom. Menurut Reinhard, Binsar merupakan hakim langka yang memiliki rekam jejak yang baik serta kredibilitas yang patut diakui sebagi seorang hakim.”Binsar Gultom dalam setiap persidangannya selalu memberikan pertanyaan yang kritis dan cermat. Sehingga saksi maupun tersangka akan kebingungan dalam menjawab dan menjadi gugup karena pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga hingga makin menguak suatu perkara lebih jelas dan transparan,” tukas Reinhard.
Reinhard menilai Binsar Gultom merupakan salah satu calon pimpinan Komisi Yudisial (KY) yang langka dan mampu membawa kemajuan serta mengangkat kepercayaan masyarakat pada lembaga KY.
Pansel Komisi Yudisial (KY) meluluskan 55 nama dari 107 kandidat calon pimpinan KY dari tes tertulis. Mereka kini harus menghadapi ujian penelusuran rekam jejak guna nantinya menjadi 7 orang pengawal marwah hakim Indonesia. Salah satunya, Hakim Binsar Gultom.
Binsar Gultom bersama 55 peserta calon anggota KY tersebut akan mengikuti ujian Debat Publik secara daring pada tgl 20 dan 21 Juli mendatang.
Binsar saat ini adalah hakim tinggi pada Pengadilan Tinggi (PT) Banten. Nama Binsar Gultom menyedot perhatian masyarakat saat menjadi anggota majelis mengadili Jessica Kumala Wongso.
Dalam buku ‘Pandangan Kritis Seorang Hakim’, ia menulis bila KY harus membuat database bagi calon hakim agung di seluruh satuan kerja MA di daerah.
Hal ini diperlukan guna menjaring kader-kader hakim agung yang potensial dan profesional dengan rekam jejak yang bagus. Selain itu, KY juga harus memaknai menjaga dan kehormatan hakim sebagai tindakan preventif dan represif.
Preventif contohnya memberikan teguran ketika mengetahui ada hakim yang karaoke tidak bersama keluarga atau main golf bersama pengacara.
Binsar melanjutkan pendidikan S3 di Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.
Ia lulusan doktor Ilmu Hukum Pidana HAM dari Univ Sumatera Utara Medan ini, masih menyempatkan diri mengajar di pascasarjana Universitas Esa Unggul Jakarta Barat ini sangat gemar menulis diberbagai media cetak nasional, terbukti kini mengukir karya buku pandangan kritis seorang hakim jilid 4 terbitan Gramedia Pustaka Utama sangat populer untuk memberikan solusi bagi penegakan hukum di Indonesia.
Ia mengawali kariernya sebagai seorang PNS pada Direktorat Pidana MA pd tahun 1984. Lalu diangkat Presiden menjadi Hakim pertama di tempatkan di PN Manatuto (Timor Timur) tahun 1995, setelah itu menjadi hakim di PN Dili Timor Timur 1998 uang kini menjadi Timor Leste.
Akhirnya pada tahun 2001 sd 2005 Binsar menjadi hakim HAM mengadili kasus pelanggaran HAM berat Timor Timur dan Tanjung Priok yang sempat meminta mantan Presiden BJ.
Habibie sebagai saksi dihadirkan dari Jerman menjelaskan mengapa Timor Timur dilepaskan oleh Pemerintah Indonesia
Penulis : Jimmy Endey