Brasil Siap Produksi 100 Juta Vaksin Covid-19 Yang Dikembangkan Oxford
Jurnal123.com – Hingga kini upaya menemukan vaksin virus Corona terus dilakukan berbagai negara demi memerangi pandemi global yang telah mengancam jutaan nyawa umat manusia saat ini.
Pemerintah Brasil menyatakan telah mencapai kesepakatan untuk memproduksi hingga 100 juta dosis vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford.
Vaksin, yang sedang dikerjakan Oxford bersama perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca, adalah salah satu dari puluhan kandidat vaksin yang paling menjanjikan di saat para peneliti di seluruh dunia berlomba untuk diuji dan memproduksi secara massal.
Di bawah kesepakatan US $ 127 juta atau Rp 1,8 triliun, lembaga kesehatan masyarakat Pemerintah Brasil, Oswaldo Cruz Foundation (Fiocruz), akan memperoleh teknologi dan pasokan untuk memproduksi vaksin, yang sedang diuji di Inggris dan Afrika Selatan, serta Brasil.
Sekretaris Eksekutif Kementerian Kesehatan Brasil Elcio Franco mengatakan, kesepakatan itu akan memberi Brasil kesempatan di awal jika vaksin terbukti efektif dan aman.
“Transfer teknologi ini akan memberi kita otonomi untuk memproduksi. Brasil berusaha menghindari situasi seperti yang terjadi pada awal pandemi, ketika permintaan tinggi membuat kami kesulitan mengakses pasokan dan obat-obatan dan kami menghindari margin laba selangit yang diterapkan selama pandemi,” katanya seperti dilansir SCMP, Minggu (28/6/2020).
Kesepakatan itu memberi Brasil hak untuk memproduksi 30,4 juta dosis awal pada bulan Desember 2020 dan Januari 2021. Jika vaksin lulus uji klinis, Brasil kemudian akan memiliki hak untuk membuat lebih dari 70 juta dosis.
“Bahkan jika tes klinis tidak terbukti berhasil, kami akan belajar, teknologi (produksi vaksin) kami akan maju,” kata pejabat Kementerian Kesehatan Arnaldo Correia de Medeiros.
Para peneliti di Brasil mulai memberikan vaksin, yang dikenal sebagai ChAdOx1 nCoV-19, kepada sukarelawan minggu ini. Brasil dipilih karena merupakan salah satu negara di mana penyebaran virusnya tercepat.
Negara ini memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), dengan lebih dari 1,2 juta orang terinfeksi dan 55.000 orang meninggal dunia sejauh ini.
Para ahli mengatakan pengujian di negara berpenduduk 212 juta orang masih rendah. Hal itu berarti jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 mungkin jauh lebih tinggi.(BIN)