Akibat Ketidakjujuran, Puluhan Karyawan Rokok Sampoerna Positif Covid-19 dan 2 Meninggal
Jurnal123.com – Benarlah pepatah mengatakan ‘Karena Nila Setitik Merusak Susu Sebelanga’ Akibat ketidakjujuran maka puluhan orang menjadi korban bahkan dua orang meninggal dunia.
Fakta mencengangkan terjadi usai tes swab RSUD dr Soetomo terhadap karyawan PT HM Sampoerna Tbk mengetahui hasilnya.
Sebanyak 34 karyawan dari 46 orang yang dites swab pada Kamis, (30/4/2020) dinyatakan positif covid-19.
Angka ini belum termasuk tes terhadap 42 karyawan pabrik rokok tersebut yang dites pada hari Jumat (1/5/2020) atau sehari setelahnya.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengungkapkan hasil swab 42 pekerja industri padat karya di Surabaya tersebut akan keluar hari ini, Sabtu (2/4/2020).
Pria yang juga Dirut RSUD dr Soetomo ini mengatakan hasil ini membuktikan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab dari penyakit covid-19 ini sangat menular.
Berikut fakta-fakta terbaru dari kasus ini:
Dua karyawan yang meninggal sempat dirawat di poliklinik
Ia kemudian menyampaikan asal muasal klaster industri rokok tersebut terbentuk.
Di mana klaster itu diawali dua orang yang mengalami sakit kemudian dimasukkan ke rumah sakit poliklinik di dalam industri tersebut.
Dua orang tersebut akhirnya meninggal dunia.
“Setelah dua orang tersebut meninggal, maka ditelusuri ada sebanyak 16 orang dekatnya, semuanya dinyatakan positif saat rapid test,” kata Joni.
Tracing tersebut kemudian dilanjutkan tracing 165 orang di sekitarnya juga sudah di-swab sampai sekarang kita masih menunggu hasilnya.
“Lalu tracing dilakukan lagi pada 323 orang dan ditemukan sementara 100 orang positif dalam rapid test,” tutur Joni.
Dari jumlah 100 itu diisolasi di sebuah hotel dan sudah di-swab secara bergelombang selama dua hari ini.
Dalam dua hari tersebut sejumlah 88 orang yang sudah di-swab di RSUD dr Soetomo dan 34 dinyatakan positif covid-19.
Sebagian masih ada yang harus menunggu hasil swabnya.
Artinya, disampaikan dokter spesialis bedah syaraf ini, virus yang menjangkit dua orang tersebut sangat bersifat menginfeksi.
Karenanya, ia kembali mengingatkan masyarakat untuk aware dengan protokol kesehatan yang diterapkan selama covid-19.
Menjaga physical distancing, tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan yang sangat penting, dan tidak keluar rumah dalam kondisi tidak menggunakan masker.
“Kalau misalnya yang kita isolasi sebanyak seratus itu positif maka tentu rumah sakit bisa penuh. Tentu kita tidak berharap hal tersebut terjadi, maka melakukan physical distancing, dan Selama PSBB diharapkan semua harus menaati aturan,” tegas Joni.
Tracing Tim Sidoarjo, 15 Orang Positif Hasil Rapid Test
Temuan adanya klaster baru covid-19 di Sampoerna membuat Pemkab Sidoarjo bergerak cepat.
Pemkab Sidoarjo mendata warganya yang bekerja di perusahaan rokok PT Sampoerna di kawasan Rungkut, Surabaya. Pasalnya, warga Sidoarjo yang bekerja di sana jumlahnya tidak sedikit.
Pendataan yang dilakukan itu untuk mengantisipasi meluasnya persebaran Covid-19, mengingat 2 karyawan Sampoerna meninggal dunia.
Tim Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo selain mendata, juga mencari warga lain yang sempat berinteraksi dengan pegawai pabrik rokok itu.
“Terutama di kawasan Berbek, kampung yang dekat dengan pabrik Sampoerna dan banyak warga yang bekerja di sana,” ujar Sekda Sidoarjo, M Zaini, Jumat (1/5).
Informasi yang diperoleh, karyawan yang bekerja di PT Sampoerna tersebar di beberapa kecamatan di Sidoarjo, seperti Kecamatan Sukodono dan kecamatan lain. Informasi pendataan itu menyebar secara berantai di grup WA.
Di situ tertulis,
Mohon ijin, Sehubungan dengan adanya Kluster Sampoerna yang 100 di antara karyawannya positif.
Mohon berkenan
Bapak Ibu Kades/PJ mengutus Satgas Desa untuk mendata warganya yang bekerja di PT Sampurna, kemudian menginformasikan ke mereka untuk melakukan skrening di Puskesmas Sukodono besok Sabtu 2 Mei 2020, jam 08.00 WIB.
Atas perhatian dan kerjasamanya, disampaIkan terima kasih.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, Syaf Satriawarman, hasil tracing akan dipakai dasar. Yang berpotensi terpapar karena berhubungan dengan pasien covid, bakal diutamakan menjalani rapid test.
“Nah, hasil rapid test yang reaktif akan lanjut swab test. Karena hanya swab test yang memastikan positif Covid-19 atau tidak,” ujar dokter Syaf.
Rapid test terbukti efektif untuk menjaring warga yang berpotensi terpapar Covid-19.
Dari 160 rapid test beberapa hari terkahir, sudah ada 15 orang hasilnya reaktif.
Sebanyak 15 orang itu terdiri dari 8 orang PNS dan seorang anggota DPRD Sidoarjo.
“Semua yang hasilnya reaktif akan lanjut swab test,” kata Sekda Sidoarjo Ahmad Zaini, Jumat (1/5/2020).
Hasil rapid test yang reaktif atau positif belum tentu positif covid-19.
Baru jika hasil swab tesnya positif, bisa dipastikan positif Covid-19.
“Mereka semua masih di rumah, menjalani karantina mandiri sambil menunggu swab test,” lanjut dia.
Satu Menyebar di Gresik
Hari Jumat (1/5/2020) ada tiga tambahan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Gresik, salah satunya berasal dari klaster Sampoerna, Surabaya.
Juru bicara satgas percepatan dan penanganan Covid-19 Kabupaten Gresik, drg Saifuddin Ghozali menyebut pasien ini berasal dari Kecamatan Menganti yang berbatasan langsung dengan Surabaya.
“Tambahan konfirmasi positif dari Kecamatan Menganti, asal desa Menganti. Pasien ini kemarin tidak masuk sebagai PDP Gresik, yang bersangkutan di rawat RS swasta Surabaya. Asal kluster Sampoerna Surabaya,” ujarnya, Jumat (1/5/2020).
Selain itu, ada dua tambahan konfirmasi positif Covid-19 lainnya berasal dari desa Kebomas, Kecamatan Kebomas.
Pasien tersebut seorang pria berusia 48 tahun memiliki keluhan sesak nafas dan riwayat jantung. Pasien tersebut masuk RSUD Ibnu Sina pada Kamis (30/4/2020) dan meningga; dunia pada Jumat (5/1/2020) pukul 06.00 wib.
“Kemarin sudah kita laporkan sebagai PDP dan hasil Swab keluar positif, meninggal tadi pagi menjelang siang. Statusnya positif Covid-19 meninggal asal kluster Surabaya,” terangnya.
Tambahan positif lainnya berasal dari Kecamatan Duduksampeyan, asal Desa Tambakrejo. Saat ini sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kabupaten Gresik.
“Kluster masih kita dalami,” terangnya.
Saat ini ada 30 pasien positif Covid-19 di Kabupaten Gresik dengan rincian 5 sembuh, 20 dirawat dan 5 meninggal. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) ada 139, orang dalam pemantauan (ODP) ada 1.112 dan orang dengan risiko (ODR) ada 1.013 orang.
Berawal dari karyawan tak jujur
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan kasus Covid-19 di pabrik rokok Sampoerna bukanlah merupakan klaster baru.
“Sebetulnya dia (pasien) bukan klaster baru,” kata Risma, Kamis (30/4/2020).
Risma mengungkapkan, kasus di pabrik itu memang bermula dari pasien yang tak jujur dan memilih tetap bekerja padahal seharusnya dia harus menjalani karantina.
Menurut Risma di data Pemkot pasien tersebut awalnya sudah dinyatakan PDP.
“Jadi yang diawal itu, waktu itu kan Puskesmas nangani sendiri jadi pengawasannya kurang, dia tetap kerja, sebetulnya dia sudah PDP,” ungkapnya.
Upaya tracing digencarkan serta rappid test dan swab test terus dilakukan. Hal itu agar segera memastikan tak ada rantai persebaran Covid-19. Risma mengatakan, saat ini karantina masih dilakukan di salah satu hotel setelah melakukan rappid test.
“Makanya dimasukkan hotel dan semua biaya ditanggung Sampoerna,” ungkap Risma.(WIN)