Peristiwa

LIVE STREAMING Jalan Salib, Misa Jumat Agung dan Paskah

Jurnal123.com – Dimasa pandemi Virus Corona, berbagai kegiatan keagamaan yang biasanya dilaksanakan di gedung ditiadakan. Namun demikian pelaksanaannya tetap dilakukan secara online atau daring (dalam jaringan) serta media televisi secara live alias siarang langsung.

Berikut ini jadwal Tri Hari Suci dan Link Live Streaming jalan salib, Misa Jumat Agung dan Paskah via YouTube, Kompas TV, dan TVRI.

Umat Katolik mulai merayakan Tri Hari Suci atau yang disebut Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah (termasuk Minggu Paskah ).

Pada Jumat 10 April 2020, umat Katolik memperingati peristiwa wafatnya Yesus Kristus di kayu salib atau yang dikenal dengan Jumat Agung.

Ini merupakan hari berkabung bagi Gereja yang merenungkan kisah sengsara Yesus Kristus

Bagi umat Katolik secara umum, perayaan Jumat Agung, dan Paskah bisa diikuti melalui siaran Live Streaming dari channel YouTube Komsos Katedral Jakarta.

Selain itu, TVRI dan Kompas TV menyediakan layanan Live Streaming untuk perayaan Jumat Agung, Malam Paskah dan Minggu Paskah.

Pada Jumat 10 April 2020 Gereja Katedral Samarinda terlebih dahulu menggelar jalan salib yang dimulaipukul 09.00 WITA.

Selanjutnya Misa Jumat Agung digelar pukul 15.00 WITA bisa diakses via YouTube.

Sementara itu di Jakarta, Misa Jumat Agung dimulai pukul 15.00 WIB, dipimpin Kardinal Suharyo dan disiarkan Kompas TV.

Kemudian Misa Kedua Jumat Agung dimulai pukul 17.00 WIB.

Sementara itu di Jakarta, Malam Paskah digelar dua kali Misa.
Misa pertama pukul 17.00 WIB dipimpin Kardinal Suharyo dan disiarkan TVRI.
Misa kedua dimulai pukul 19.00-20.00 WIB.

Minggu Paskah

Di Jakarta, Misa pertama Minggu Paskah dimulai pukul 07.00 WIB, ditayangkan Kompas TV.

Kemudian Misa kedua pukul 09.00 WIB, dipimpin Kardinal Suharyo dan ditayangkan TVRI.

Tentang Jumat Agung

Jumat Agung menjadi hari paling menyedihkan dalam Gereja Katolik, karena pada hari itu kita mengenangkan wafat Kristus yang wafat di kayu salib demi menebus dosa kita semua.

Pada hari itu kita diingatkan bahwa kita adalah pendosa namun dosa-dosa kita telah ditebus melalui kematian Yesus di kayu salib.

Karena itu, kita harus menunjukkan rasa hormat kita dengan mempersembahkan seluruh dosa kita kepada Tuhan melalui sakramen rekonsiliasi yang akan diberikan oleh Imam.

Hari ini adalah hari wajib lainnya untuk berpuasa dan berpantang.

Ibadah pada Jumat Agung dibagi menjadi tiga bagian: Liturgi Sabda, Penghormatan Salib dan Perjamuan Kudus.

Imam dan diakon mengenakan warna liturgi merah.

Liturgi dimulai dengan para imam pergi ke altar dalam keheningan dan bersujud untuk beberapa saat dalam doa hening, kemudian doa pengantar.

Selanjutnya Jumat Agung identik dengan ritual penciuman salib Kristus.
“Lihatlah kayu salib tempat penyelamat dunia bergantung, marilah kita sembah,” bunyi penggalan syair dalam upacara penghormatan salib Kristus.

Renungan Jumat Agung

Berikut ini renungan Jumat Agung oleh Sekretaris Komisi Kateketik KWI, RD Fransiskus Emanuel da Santo melansir komkat-kwi.org

SALIB dan Kematian, itulah peristiwa teramat agung hari ini. Ia yang telah berkeliling sambil berbuat baik mati disalibkan.

Salib telah menjadi tempat sandaran dan tempat teramat mahal dan mulia, memikul dan menyatu dengan anak kesayangan Bapa.

Telah Ia pikul menuju puncak pengorbanan yang tuntas.

Salib itu telah menjadi sarana dan tanda keselamatan, rahmat dan berkat bagi yang memandang dan mengikuti-Nya sambil memikul salibnya masing-masing.

Bagi orang Romawi zaman Yesus, salib adalah wujud hukuman yang sangat berat.

Diperuntukkan hanya kepada seorang pemberontak kaliber yang dihukum dengan salib.

Bagi orang Yahudi, Salib juga berarti sebuah penghinaan yang paling dasyat. Mereka yang tersalib dihina dan dipertontonkan, sebagai orang terbuang dan tersingkir.

Bagi para murid Yesus, Salib itu adalahkehancuran dan keputus-asaan. Yesus yang tersalib membuat mereka merasa kehilangan harapan, kehilangan masa depan.

Mereka putus asa dan hancur. Bagi yang tidak percaya, Salib adalah sebuah Kebodohan. Kematian yang tanpa arti.
Sebuah kegagalan hidup seseorang. Salib adalah kekalahan.

Bagi Yesus, Salib adalah wujud nyata tanggung-jawab-Nya atas perutusan Bapa.Salib merupakan keterlibatan-Nya dengan penderitaan manusia.

Salib merupakan wujud penyertaan-Nya pada manusia dan merupakan kehadiran-Nya yang paling jelas dalam situasi manusia yang paling tidak enak, menyakitkan dan tak berdaya.

Salib merupakan korban-Nya bagi umat manusia. Bahkan dengan salib-Nya Ia menanggung dan menebus dosa manusia.

Itulah salib yang Yesus terima dengan rela. Sebagai ungkapan cinta-Nya kepada Bapa dan kepada manusia, cinta yang tuntas, cinta yang sampai sehabis-habisnya. Cinta sampai menderita.

Apa makna salib itu bagi kita? Kita hari ini mengenang dan merayakan wafat Tuhan yang tersalib. Kita menatap Dia yang tersalib.

Dan sambil menatap Dia yang tersalib itu, kita coba bertanya diri: sejauhmana dan sebesar apa cinta kita sehingga Ia rela menderita, dan mati di salib untuk menebus dan menyelamatkan kita?

Mengapa Ia begitu mencintai kita? Kita selalu bertanya, apa sebabnya Kau panggul salib ke Golgota? Jawabannya karena kita berharga di hati-Nya.

Ia begitu mengasihi kita agar kita diselamatkan. Kita datang kepada-Nya dan tanpa harus bertanya, kita tunduk hormat dengan penuh kerendahan hati, sambil menyadari segala salah dan dosa kita, sebab karena dosa-dosa kitalah Ia mati disalibkan.

Kita diajak bersolider satu sama lain. Salib-Nya menguatkan kita dan mengajak kita untuk saling menolong, saling embantu. Itulah kekuatan iman kita yang mengusir ketakutan dan kecemasan kita.

Kita sujud menyembah salib-Nya, dalam keheningan batin yang mendalam kita berdoa kepada-Nya, “Ya Yesus yang tersalib, ampunilah dan kasihanilah aku orang yang berdosa ini”.
Biarkan darah suci-Mu mengalir dan membasuh dan membersihkan aku dalam cinta-Mu yang luhur ini.” Kita hanya bisa tunduk dan diam dalam keheningan yang kudus ini, dan kita pun menjadi tenang. Sebab salib dan kematian-Nya bukanlah akhir dari segalanya.

Yang bertahan sampai kesudahan, akan dimuliakan bersama Dia. Sebab bila kita mati bersama Dia, kita pun akan bangkit dan dimuliakan bersama Dia. Dalam Dia ada hidup, dan hidup dalam segala kelimpahan-Nya.

Jangan takut, karena kita tahu Tuhan memelihara kita. Maka kesempatan yang istimewa bagi kita saat ini adalah untuk mengembalikan hidup kita ke jalur yang benar, yang berkenan untuk diri sendiri, untuk Tuhan dan untuk sesama kita.(TRI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *