Metropolitan

Jakarta Darurat! Opsi Lockdown Dipertimbangkan

Jurnal123.com – Jakarta dalam kondisi gawat darurat Corona. Hingga kemarin, total warga ibu kota yang terkena virus asal China itu mencapai 627 orang. Sedangkan yang meninggal mencapai 62 orang.

Jubir pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, hingga kemarin, jumlah kasus positif corona di Indonesia secara keseluruhan mencapai 1.155 orang. Bertambah 109 kasus dari hari sebelumnya. Pasien yang sembuh sebanyak 59 orang, bertambah 13. Sementara yang meninggal bertambah 15 menjadi 102 orang.

Dari keseluruhan kasus, Jakarta masih berada di posisi pertama. Baik kasus positif, tingkat kesembuhan, maupun tingkat kematian. Dibandingkan hari Jumat, ada peningkatan kasus positif corona sebanyak 38. Dari 589 menjadi 627. Yang sembuh, bertambah 12 orang. Dari 31 menjadi 43 orang. Yang meninggal, 62 orang. Naik 11 orang dari hari sebelumnya yang tercatat sebanyak 51 pasien. Selisihnya jauh dengan posisi runner up yang dipegang Jawa Barat. Di provinsi itu, jumlah kasus corona mencapai 119 orang. Sementara posisi ketiga diduduki Banten. Di provinsi itu, ada 103 kasus positif corona di provinsi para jawara itu.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, dari keseluruhan kasus positif corona di ibu kota, 61 orang di antaranya adalah tenaga medis dari 26 rumah sakit. “Dengan situasi itu maka semua kemungkinan kita antisipasi. Kita perlu sampaikan kepada masyarakat Jakarta bahwa pembatasan tetap berjalan,” ujar Anies di Balai Kota, kemarin.

Dia juga memperpanjang status tanggap darurat selama dua pekan. Yang harusnya berakhir 5 April, menjadi 19 April. Perpanjangan status itu berlaku bagi para pekerja dan siswa.

Mereka akan lebih lama berkegiatan dari rumah. Ini juga berlaku bagi tempat wisata di Jakarta. Belum kembali dibuka hingga status itu dicabut.
Eks Rektor Universitas Paramadina itu mengimbau, warga Jakarta tidak bepergian. Kecuali, untuk urusan yang mendesak. Khususnya urusan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dan kesehatan. “Tapi di luar itu kami minta untuk tetap tinggal di rumah!” tegasnya.

Soal desakan lockdown, atau karantina dalam versi pemerintah, Anies mengatakan, hal itu merupakan salah satu opsi yang tengah dibahas Pemprov DKI untuk meredam penularan virus corona. “Itu termasuk yang sedang dibahas. Nanti kalau sudah final, kita akan umumkan,” tuturnya.

Yang pasti, kata Anies, Forkopimda sudah membahas parameter soal kemungkinan dilakukannya karantina wilayah. “Tapi nanti finalnya, seperti yang anda tahu, kami biasanya kalau sudah final baru diumumkan,” tutupnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Ari Fahrial Syam, mengatakan, Jakarta disebutnya sebagai Wuhan-nya Indonesia. Untuk mencegah penyebaran virus, maka Jakarta harus dikunci. “Kunci sudah Jakarta! Tidak boleh orang ke luar dari Jakarta. Kan sudah ada di Tegal itu ternyata kasus baru berasal dari Jakarta. Jakarta ini menjadi Wuhan-nya,” desak dia.

Menurut dia, sangat berbahaya jika virus akhirnya menyebar ke daerah dengan fasilitas kesehatan yang mini. Ari menuturkan, di Jakarta yang merupakan ibu kota negara saja, alat pelindung diri (APD) masih kurang. Apalagi di daerah yang sumber dayanya terbatas. Jakarta juga masih punya cadangan dokter. Di daerah, tidak bisa dipastikan.

“Apakah kita mengimpor (dokter) dari Jakarta ke daerah? Yah tidak mungkin, Jakarta saja udah kewalahan,” tandasnya.(ROL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *