Politik

Sempat Saling Sindir, Prabowo-Sri Mulyani Bakal Bertemu Dalam Kabinet Jokowi

Prabowo Subianto (kiri) dan Sri Mulyani (kanan)

Jurnal123.com – Mantan Capres Prabowo dan Sri Mulyani pernah saling sindir lewat media. Kini jika tidak ada aral melintang keduanya bakal duduk dalam satu kabinet.

Sebagaimana diketahui, pada Senin (21/9/2019) Prabowo diminta langsung oleh Presiden Jokowi untuk membantunya di bidang pertahanan. Prabowo akan menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) di kabinet Jokowi.

Sementara itu, Sri Mulyani dipastikan akan tetap menduduki kursi jabatan Menteri Keuangan (Menkeu). Secara otomatis, Sri Mulyani akan berada satu kabinet dengan Prabowo yang dulu kerap mengkritiknya.

Salah satu kritik Prabowo ke Sri Mulyani yang paling pedas ialah soal julukan Menteri Pencetak Utang. Pasalnya, Prabowo menilai utang RI sudah luar biasa. Saat itu, status Prabowo adalah Capres 02.

“Kalau menurut saya, jangan disebut lagilah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain,” ujar Prabowo dalam acara dukungan alumni perguruan tinggi di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2019).

Tak hanya itu, Prabowo juga mengibaratkan utang saat ini seperti penyakit tahap stadium lanjut. Sebagaimana diketahui, dari data APBN KiTa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) utang pemerintah pada Desember 2018 sebesar Rp 4.418,30 triliun. Angka ini naik Rp 22,33 triliun dari bulan November 2018 yang sebesar Rp 4.395,97 triliun.

Menjawab kritik Prabowo, Sri Mulyani pun membuat sebuah puisi yang diunggah di akun Instagram-nya @smindrawati. Puisi itu berjudul ‘Kala Kamu Menuduh Aku Menteri Pencetak Utang’.

Lewat puisinya itu, Sri Mulyani seoalah ingin menjelaskan ke Prabowo apa saja yang telah dikerjakan oleh pemerintah yang menurut Prabowo banyak utang.

Sejumlah capaian pemerintah itu antara lain dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan hingga gedung sekolah. Sri Mulyani juga bicara capaian pemerintah dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bukan hanya sekadar menulis puisi saja. Sri Mulyani pun memerintahkan timnya untuk menjelaskan utang yang dipermasalahkan oleh Prabowo tersebut. “Nanti tim saya saja yang menjelaskan itu ya,” ungkap Sri Mulyani usai acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Fairmont Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).

Namun, meskipun Pilpres 2019 sudah berlalu, Prabowo belum berhenti melontarkan kritiknya untuk Sri Mulyani. Dia menyinggung Sri Mulyani agar tidak memakai rumus yang salah dalam melaksanakan tugasnya mengatur keuangan negara. Dia lantas mempertanyakan kapan Indonesia membayar utang.

“Menkeu agak pintar, jangan terlalu pintar, kalau pintar jelimet (rumit-bahasa Jawa) ya kayak Einstein tadi, rumus salah dipakai terus, kurang uang utang, kurang uang utang. Kapan dibayar utang itu?” Kata Prabowo saat bicara dalam simposium ‘Strategi Dorongan Besar Mewujudkan Kemandirian Pangan dan Energi Dalam Rangka Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Dua Digit’ di kediamannya, Hambalang, Desa Bojong Koneng, Bogor, Kamis (26/9/2019).

Prabowo bahkan mengutip kalimat ilmuwan Fisika modern Einstein. Kutipan itu digunakan Prabowo untuk mengkritik kondisi ekonomi saat ini.

“Einstein pernah katakan bahwa insanity itu orang gila. Kegilaan itu adalah ‘insanity is doing the something over, and over again and expecting different results’. Ini gila, jadi Indonesia ya boleh jangan gilalah. Ini Einstein loh (yang katakan), bukan Prabowo yang bilang, aku hanya kutip,” kata Prabowo.

Menurut Prabowo, maksud dari kutipan Einstein itu adalah, jika suatu rumus atau sistem di suatu negara tidak berhasil, tidak perlu dipakai lagi. “Einstein katakan ‘sudah kalau nggak berhasil, cari yang lain’,” jelasnya.

Terkait kritik ini, Sri Mulyani tak menjawabnya. Meskipun kondisi ekonomi RI kerap dikritik Prabowo, jawaban satu-satunya Sri Mulyani untuk kritik tersebut adalah ialah lewat puisi.

Via akun instagram @smindrawati, Sri Mulyani merespons pernyataan Menteri Pencetak Utang lewat puisi berikut:

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami menyelesaikan
Ribuan kilometer jalan raya, toll, jembatan Untuk rakyat, untuk kesejahteraan
Kami menyelesaikan
Puluhan embung dan air bersih,
bagi jutaan saudara kita yang kekeringan
Puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami bekerja menyediakan subsidi
Jutaan sambungan listrik untuk rakyat untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok
Kami terus bekerja
Meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin
Menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin
Menyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami bekerja siang malam
Menyediakan jaminan, agar 96.8 Juta rakyat terlindungi dan tetap sehat.
Merawat Ratusan ribu sekolah dan madrasah,
agar mampu memberi bekal ilmu dan taqwa,
bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannya
Kami tak pernah berhenti, agar
472 000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan
20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa.
Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian,
170.400 hektar sawah beririgasi untuk petani
Jutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murah
Jutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiket
Jutaan keluarga menikmati bahan bakar murah
Jutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri

Terus, Kami terus bekerja, agar
74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan. 8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat kebih baik
Triliunan rupiah tersedia
membantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya

Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamu
Agar engkau TIDAK LUPA

Karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA

Aku tak ingin engkau lupa itu.
sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita.

Jika Prabowo nanti menjadi Menhan, maka secara otomatis dia harus berkoordinasi dengan Sri Mulyani selaku Menkeu. Karena, Kementerian Pertahanan di 2020 akan mendapatkan alokasi anggaran Rp 127,4 triliun dalam APBN 2020. Bahkan, apabila APBN tak bisa memenuhi, Prabowo bisa mengusulkan agar berutang lewat mekanisme kerjasama dengan negara lain.(DEN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *