Polri : Diduga Dalang Kerusuhan Papua Rancang Aksi hingga 1 Desember
Jurnal123.com – Setelah ditemukan berbagai bukti baik sejumlah konten yang digunakan untuk memberikan keterangan tidak benar dan berbagai bukti lainnya Kepolisian RI mengungkapkan bahwa pihak asing yang diduga menjadi dalang kerusuhan di Papuadan Papua Barat telah merencanakan aksi hingga 1 Desember mendatang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di temui di Mabes Polri diJalan Tronojoy)o.3 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (6/9) 2019 mengatakan bahwa pihak asing yang diduga menjadi dalang kerusuhan di Papuadan Papua Barat telah merencanakan aksi hingga 1 Desember mendatang.
Sebagai informasi, 1 Desember menjadi hari ulang tahun Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/ OPM).”Di dalam negeri dia mengambil setting tetap mendesain kerusuhan ini sampai 1 Desember,” ujarnya.
Selanjutnya, Dedi menjeskan sementara itu, di dunia internasional, pihak asing tersebut juga diduga merancang kerusuhan agar dapat membawa isu HAM ke sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Pasalnya dari sejumlah keterangan terdapat dua sasaran terduga dalang kerusuhan tersebut, yaitu sidang HAM PBB di Jenewa, Swiss pada 9 September 2019 dan sidang umum PBB di New York pada 23-24 September 2019.”Agenda setting itulah yang akan mereka desain (untuk) memunculkan isu-isu Papua, isu tentang HAM, isu kerusuhan, isu rasisme, itu diangkat kelompok tersebut meski dalam agenda tersebut enggak ada agenda tentang itu,” jelasnya.
Dari data yang dihimpun saat ini, polisi pun masih mendalami auktor intelektualis atau dalang peristiwa tersebut sambil mengantisipasi kejadian terulang kembali.Seperti diberitakan, aksi solidaritas Papua muncul di berbagai kota di Provinsi Papua dan Papua Barat, seperti yang terjadi di Manokwari, Jayapura dan Sorong, Senin (19/8/2019).
Unjuk rasa kemudian melebar ke Fakfak dan Timika, pada Rabu (21/9/2019). Demonstrasi di kedua tempat juga sempat terjadi kerusuhan.Kemudian, kerusuhan juga terjadi di Deiyai pada Rabu (28/8/2019), dan di Jayapura pada Kamis (29/8/2019).
Aksi unjuk rasa ini merupakan dampak dari perlakuan diskriminatif dan tindak rasisme yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang, dalam beberapa waktu terakhir.(Vecky Ngelo)