11.000 Warga Jambi Terserang Penyakit ISPA Akibat Asap Karthutla

Jurnal123.com – Dampak asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terhadap kesehatan warga masyarakat di Kota Jambi semakin parah. Jumlah warga kota itu yang terserang penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) akibat tebalnya asap hingga Kamis (12/9/2019) sudah mencapai 11.000 orang.
Penderita ISPA di kota itu meningkat drastis dibandingkan Juli lalu hanya 2.557 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yulianti di Kota Jambi, Kamis (12/9/2019) menjelaskan, drastisnya peningkatan kasus ISPA terjadi selama Kota Jambi diselimuti asap tebal Agustus-September. Asap tebal karhutla yang menyebabkan kualitas udara di kota itu sempat mencapai kategori berbahaya membuat banyak warga terserang ISPA.
Sebagian besar warga yang terserang ISPA dari kalangan anak-anak hingga remaja yang banyak melakukan aktivitas di sekolah.
“Kasus ISPA di Kota Jambi meningkat drastis sejak Agustus – September karena selama dua bulan tersebut kualitas udara sangat buruk akibat asap tebal. Sekarang sudah ada 11.000 orang warga kota ini terserang penyakit ISPA,”katanya.
Ida Yuliati mengimbau warga masyarakat Kota Jambi mewaspadai penyakit ISPA dan berbagai penyakit lain yang mewabah selama masih berlanjutnya bencana asap di Jambi. Anak-anak yang sekolah di tengah masih buruknya kualitas udara perlu dilindungi dengan penggunaan masker dan pengurangan aktivitas di luar ruangan kelas dan rumah.
“Selain penyakit ISPA, penyakit diare juga meningkat di Kota Jambi. Peningkatan kasus diare di Kota Jambi akibat buruknya kualitas air dan sanitasi selama musim kemarau,”ujarnya.
Meningkatnya kasus ISPA akibat asap tidak hanya terjadi di Kota Jambi, tetapi juga terjadi di beberapa kabupaten lain di Provinsi Jambi. Kasus ISPA di Kabupaten Muarojambi juga meningkat drastis selama dua bulan terakhir.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Muarojambi, Yes Isman mengatakan, jumlah penderita ISPA di Muarojambi hingga Kamis (12/9) sudah mencapai 1.315 orang. Jumlah penderita ISPA tersebut meningkat dibandingkan awal Juli lalu hanya sekitar 500 orang.
“Kasus ISPA di Muarojambi terus meningkat akibat asap tebal ini. Kasus ISPA di Muarojambi pada minggu ke-34 atau tiga pekan lalu sekitar 1.095 kasus. Kasus ISPA tersebut meningkat menjadi 1.047 kasus pada minggu ke-35 atau dua pekan lalu. Sedangkan pada minggu ke-36 atau pekan ini, kasus ISPA di daerah ini mencapai 1.315 kasus,” ujarnya.
Kemudian kasus ISPA akibat asap juga meningkat di Kabupaten Tanjungjabung Barat. Menurut Kepala Bidang (Kabud) Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Tanjungjabung Barat, Johannes Sitorus mengatakan, kasus ISPA di daerah itu hingga pekan kedua September ini sudah mencapai 1.000 kasus .
“Kasus ISPA tersebut meningkat dibandingkan kasus ISPA di Tanjungjabung Barat awal Juli sekitar 645 kasus. Meningkatnya kasus ISPA di Tanjungjabung Barat dipengaruhi asap tebal yang menyelimuti daerah ini selama dua bulan terakhir,” katanya.
Sementara itu asap tebal karhutla yang menyebar hingga ke Kabupaten Tebo beberapa pekan terakhir membuat kualitas udara di daerah itu memburuk secara drastis. Menurut Wakil Bupati Tebo, Syahlan, angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Tebo Kamis (12/9/2019) sudah mencapai 399 partikel per million (ppm) dengan kategori udara berbahaya.
“Memburuknya kualitas udara tersebut membuat kesehatan warga masyarakat, khususnya anak-anak terganggu. Mencegah banyaknya penderita ISPA akibat asap ini, kami meliburkan sekolah mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai Kamis-Sabtu (12-14/9),” katanya.
Secara terpisah, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jambi, Johansyah di Jambi, Kamis (12/9) mengatakan, seluruh sekolah dan jajaran dinas pendidikan di Provinsi Jambi meningkatkan perlindungan terhadap siswa menyusul masih tebalnya asap yang menyelimuti Kota Jambi dan beberapa kabupaten di daerah itu.
Dijelaskan, sesuai imbauan Gubernur Jambi, Fachrori Umar, seluruh kepala satuan pendidikan SMA/SMK/SLB bersama pengawas pembina di Jambi diminta memantau informasi perkembangan kondisi kualitas udara dari Dinas Lingkungan Hidup/Dinas Kesehatan Kabupate/Kota masing-masing. Bila kualitas udara semakin memburuk, siswa harus diliburkan atau jam belajar dikurangi.
Di tengah masih tebalnya asap yang menyelimuti Kota Jambi saat ini dan siswa sudah sekolah kembali, lanjut Johansyah, para guru diminta membatasi kegiatan siswa di luar ruangan. Siswa juga diminta menggunakan masker, termasuk di ruang kelas yang tidak memiliki penyejuk ruangan (air conditioner/AC).
“Selain itu setiap sekolah diminta menyiapkan dan mengecek kondisi ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) beserta perlengkapannya sebagai ruang pemulihan (recovery),” katanya.(BES)