Sejumlah Wilayah Ini Dinilai Layak Jadi Ibu Kota RI
Jurnal123.com – Memilih lokasi yang cocok untuk dijadikan ibu kota baru Indonesia tidak boleh sembarangan.
Pasalnya memindahkan ibu kota tidak semudah mengedipkan mata. Bahkan menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dibutuhkan setidaknya Rp 466 triliun, atau setara 3,1% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke atas bidang tanah seluas 40.000 hektare.
Bila salah memilih tempat dan hasilnya tak maksimal, maka untuk memindahkannya lagi butuh usaha yang tidak sedikit.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tim Nawa Cita pada tahun 2018 mengungkapkan sebuah penilaian terhadap wilayah yang berpotensi dijadikan lokasi ibu kota masa depan. Pada tahap awal, penilaian dilakukan dengan tinjauan pulau-pulau besar utama yang ada di Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Dengan mempertimbangkan faktor keuntungan dan ancaman, Pulau Jawa dan Kalimantan merupakan dua kandidat terbaik sebagai lokasi Ibu Kota baru.
Di Jawa, kesiapan infrastruktur pendukung menjadi salah satu faktor yang dapat memudahkan pemindahan kota. Bagaimana tidak, sejumlah megastruktur seperti Jalan Tol Trans Jawa, jalur Kereta Api Utara dan Selatan, serta jalan lintas provinsi yang sudah tersambung penuh bisa mempercepat proses pembangunan kota baru.
Akan tetapi, risiko bencana alam di Pulau Jawa dinilai cukup tinggi. Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, terdapat setidaknya 10 gunung api yang masih dalam statis aktif di Jawa. Selain itu, Pulau Jawa juga berbatasan langsung dengan lempeng tektonik di sebelah sebelah selatan, membuat risiko gempa bumi dan tsunami tidak bisa diabaikan.
Sedangkan Pulau Kalimantan dinilai memiliki lokasi geografis yang sangat strategis. Letaknya yang di tengah Nusantara membuat akses transportasi baik udara dan laut antarpulau-pulau lebih mudah dilakukan dari Kalimantan.
Selain itu ketersediaan lahan yang sangat luas membuat pengembangan wilayah kota di daerah Kalimantan lebih mudah dan fleksibel. Tidak adanya gunung berapi dan potensi gempa juga membuat Kalimantan relatif lebih aman untuk pengembangan kota jangka panjang.
Namun infrastruktur yang masih minim menjadi tantangan yang cukup berat dalam membangun kota di Kalimantan.
Kala seluruh belahan Pulau Jawa dan Kalimantan ditilik lebih dalam, Tim Nawa Cita merekomendasikan lokasi terbaik dari masing-masing pulau.
Pantai Utara Jawa Kawasan Tengah menjadi lokasi yang dinilai paling ideal untuk mendirikan ibu kota di Pulau Jawa. Berdasarkan pantauan, di wilayah tersebut terdapat beberapa kota seperti Indramayu, Cirebon, Tegal, hingga Pemalang.
Adapun wilayah di Kalimantan yang dinilai paling ideal adalah Kalimantan Daratan Kawasan Tengah, yang mana termasuk Kota Palangkaraya.
Tapi perlu dicatat bahwa rekomendasi yang disampaikan Tim Nawa Cita masih bersifat umum karena ada keterbatasan analisis, dana, dan waktu.
Sederet Alasan Kenapa Ibu Kota Baru Paling Aman di Kalimantan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) betul-betul menyeriusi rencana pemindahan Ibu Kota Jakarta ke ‘Ibu Kota Baru’. Kepala negara memastikan, Ibu Kota akan berada di luar Jawa.
Meski demikian, sampai saat ini pemerintah masih menutup rapat-rapat wilayah mana yang akan menjadi Ibu Kota baru. Pemerintah hanya memberikan gambaran, kriteria apa yang layak menjadi Ibu Kota baru.
Berikut kriteria Ibu Kota Baru seperti disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (29/4/2019).
Pertama, Ibu Kota baru akan berada di tengah wilayah Indonesia untuk merepresentasikan keadilan dan mendorong percepatan, khususnya di wilayah Timur Indonesia yang selama ini tertinggal jauh.
“Kami usulkan lokasi strategis ini secara geografis ada di tengah wilayah Indonesia. Jadi kita dorong Ibu Kota yang Indonesia sentris,” kata Bambang.
Kemudian, wilayah tersebut memiliki lahan yang luas, baik itu dimiliki oleh pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah ingin wilayah yang sudah memiliki ketersediaan lahan yang pasti.
Selanjutnya, calon Ibu Kota baru harus bebas dari bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, maupun kebakaran hutan dan lahan gambut. Pemerintah akan mencari daerah yang minim lokasi bencana.
“Selain itu harus tersedia sumber daya air yang cukup dan bebas pencemaran lingkungan,” kata Bambang.
“Untuk bisa melakukan efisiensi dalam investasi awal infrastruktur, kami usulkan lokasi Ibu Kota baru tersebut dengan kota yang sudah eksisting. Maksudnya kota yang sudah punya akses mobilitas atau logistik. Demikian pelabuhan dan bandara,”
Bappenas bahkan mengusulkan, agar Ibu Kota baru nantinya berdekatan dengan pinggir pantai. “Karena bagaimanapun Indonesia adalah negara maritim, sehingga sebaiknya Ibu Kota lokasinya tidak jauh dari pantai,” katanya.
Paling penting, Ibu Kota harus memiliki tingkat layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang memadai. Demikian juga faktor sosial maupun budaya.
“Dan juga kita harapkan masyarakat di sekitar wilayah tersebut memiliki budaya terbuka terhadap pendatang. Karena bagaimanapun nanti ASN akan berdatangan dari Jakarta ke kota baru tersebut,” jelasnya.
“kita harapkan tidak ada dampak negatif terhadap komunitas lokal. Dan dari sisi pertahanan keamanan kita harus memastikan perimeter nya sesuai. Untuk minimumkan vulnerability dari state dan juga untuk menjaga wilayah teritorial. Dan tidak dekat dengan wilayah perbatasan negara,” katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono pun mengisyaratkan bahwa Kalimantan menjadi tempat yang paling memenuhi kriteria-kriteria yang disampaikan.
“Ya. Sulawesi dibilang Pak JK, kalau mau di pusatnya itu Mamuju, Pare-pare, tapi itu ring of fire. Sulawesi kalau tidak mau ring of fire itu Makassar tapi tidak di tengah itu. Paling aman Kalimantan,” tegasnya.(TNC)