EkonomiFeatured Posts

Dirut Indosat Memberi Saran Presiden Jokowi Terkait Pembelian Saham

Direktur Utama Indosat Chris Kanter

Jurnal123.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (29/11/2018) kemarin menerima Direktur Utama PT Indosat Tbk (ISAT) Chris Kanter di Istana. Apa saja yang dibahas?

Menurut Chris dia melaporkan kondisi terkini Indosat, karena pemerintah masih berstatus pemegang saham dengan kepemilikan 14,29%.

“Awalnya itu seminggu lalu saya kirim surat bahwa saya mau audiensi. Ternyata hari ini saya diterima beliau,” ujar Chris, Kamis (29/11/2018).

Chris diterima Jokowi yang didampingi Mensesneg Pratikno. Ketiganya berbincang selama sekitar 50 menit. Dalam pertemuan itu ada beberapa hal yang dilaporkan oleh Chris. Pertama, perombakan direksi dan komisaris yang terjadi beberapa waktu lalu.

Kedua, dia melaporkan Indosat menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 2 miliar dalam kurun waktu 3 tahun. Sebagian besar dana capex itu akan berasal dari induk perusahaan yakni Ooredoo Asia Pte. Ltd.

Ketiga, soal perkembangan jaringan 4G di Indonesia.

“Saya juga laporkan bulan Maret (2019) nanti kita sudah 4G di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Untuk mendukung pelayanan 4G itu, tahun depan Indosat berencana akan menambah 4.300 bts dan 5.000 bts di 2020. Sehingga akan ada total penambahan sekitar 9.300 bts baru.

“Beliau sambut positif artinya Indosat in the right track,” tambahnya.

Keempat, Chris juga melaporkan pihaknya sering ditanyakan rencana pemerintah membeli kembali saham yang telah dibeli oleh Ooredoo. Chris menjelaskan kepada Jokowi saat ini bukan waktu yang tepat jika pemerintah ingin melakukan hal itu.

Dia menjelaskan saat Investor Qatar membeli saham Indosat dari pemerintah nilai kapitalisasi pasar perusahan sekitar US$ 3,3 miliar, sementara saat ini turun menjadi kurang dari US$ 1 miliar. Sehingga tidak mungkin investor tersebut mau menjual dalam posisi rugi.

“Dia itu uangnya banyak dan tujuannya mau jadi operator dunia. Tidak mungkin mau jual rugi apalagi dia banyak duit. Saya jelaskan tentu kalau mau lakukan buyback harus waktu yang tepat. Kalau sekarang si pemegang mayoritas tidak mau melepas sahamnya,” terang Chris.

Dia menyarankan agar pemerintah saat ini mendukung perkembangan industri telekomunikasi di tanah air. Jika berkembang maka pemerintah juga yang akan menerima imbas positifnya dengan pemasukan penjualan jaringan maupun pajak.

Seperti diketahui saham Indosat dibeli oleh Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. (STT) sebanyak 41,94% pada 2002 silam.

Selanjutnya pada 2008 saham Indosat secara tidak langsung diakuisisi oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communication Pte. Ltd. (ICLS) sejumlah 40,81%.

Kemudian Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65% pada 2009.

Dengan demikian Qtel atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd.) sampai saat ini menguasai 65% saham Indosat.(DEN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *