Agenda Pertemuan IMF-World Bank
Jurnal123.com – Pelaksanaan rangkaian hari kedua Pertemuan IMF-World Bank 2018 mulai digelar pada Selasa, 9 Oktober 2018. Dalam hari kedua ini Kementerian Keuangan memiliki agenda penting yakni menyelenggarakan acara Indonesia Infrastructure Forum 2018.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan dengan adanya acara ini, Pemerintah Indonesia bisa menambah dan memperkuat pembiayaan dari sektor infrastruktur. Selama hampir lima tahun ini progress pembangunan infrastruktur sangat besar dan cepat.
Menurut Perry, pembangunan infrastruktur termasuk salah satu yang banyak dipuji oleh negara-negara lain. “Ini akan menjadi isu yang akan kami perjuangkan agar pembiayaan infrastruktur tidak hanya dibiayai oleh APBN, BUMN tetapi juga lebih banyak oleh swasta. Dengan berbagai skema termasuk menarik penanaman modal untuk pembiayaan infrastruktur,” kata Perry saat mengelar konferensi pers dengan media di Medan Room, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin, 8 Oktober 2018.
Adapun berikut beberapa agenda penting yang layak diperhatikan.
1. World Economic Outlook (WEO)
Acara ini merupakan acara rutin yang digelar oleh International Monetery Fund atau IMF. Acara ini biasanya berupa peluncuran mengenai prediksi dari lembaga IMF tentang ekonomi dunia seperti pertumbuhan ekonomi dunia, tingkat inflasi, harga komoditas dan juga kebijakan fiskal dari masing-masing negara di dunia.
Selain itu, dalam acara ini pula diluncurkan laporan hasil peneltian yang dilakukan oleh IMF mengenai kondisi ekonomi dunia lewat berbagai indikator tersebut. Kemudian dalam laporanya, IMF juga bakal memberikan gambaran mengenai kondisi fiskal dan termasuk perpajakkan dari masing-masing negara yang biasanya dibagi menjadi dua yakni negara dengan ekonomi maju dan juga negara dengan ekonomi berkembang.
Adapun, hasil laporan yang dikeluarkan oleh IMF tersebut juga telah dikeluarkan pada Juli 2018. Dalam laporanya saat ini, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2018 dan 2019 akan berada di angka 3,9 persen.
2. Disaster risk financing and insurance
Pada hari kedua penyelenggaraan Pertemuan IMF-World Bank 2018, Pemerintah Indonesia juga bakal menginisiasi pembicaraan mengenai disaster risk financing dan insurance atau skema pembiayaan dan asuransi dalam konteks bencana alam. Seperti disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, skema-skema tersebut penting terutama bagi Indonesia yang memiliki probabilitas terjadinya bencana khususnya gempa bumi tercatat tinggi.
Sri Mulyani mencontohkan, negara di Amerika Latin seperti Chile, Kolumbia, Peru dan Meksiko mereka bersama-sama membuat bonds atau surat hutang dalam bentuk obligasi untuk menghadapi apa yang disebut kemungkinan probabilitas terjadinya gempa bumi. Skema pembiayaan itu baru diluncurkan pada 2018 yang dibantu oleh Bank Dunia, dan itu akan mengkaver pembiayaan dalam jangka waktu sampai 2022.
“Saya ingin mempelajari hal itu, bagaimana caranya, karena indonesia kan negara yang sangat besar dan ini sangat relevan sekali dengan kondisi Indonesia,” kata Sri Mulyani di Medan Room, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin, 8 Oktober 2018.
3. Investment Forum Bank BUMN
Selain dua event tersebut, event lain yang penting untuk diperhatikan juga adalah Investment Forum. Forum ini bakal berisi mengenai berbagai penandatangan kesepakatan investasi telah masuk ke dalam proyek-proyek Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
Kesepakatan-kesepakatan itu akan diumumkan dalam Forum Investasi Indonesia di Hotel Conrad Nusa Dua, Bali, Selasa, 9 Oktober 2018. Adapun Bank Mandri telah ditunjuk untuk menjadi koordinator investasi langsung senilai Rp 200 triliun di 21 proyek BUMN.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan total dana tersebut sebanyak 95 persen diperoleh dari investor luar negeri. Forum kesepekatan kerjasama ini diinisiasi oleh Bank Indonesia atau BI, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN melalui Bank Mandiri.
“Forum diciptakan untuk menghubungkan para imvestor dan para pemangku proyek dalam menciptakan investasi yang dapat mendukung pertumbuhan Indonesia,” kata Rohan.(TEM)