Ketika Pancasila dipakai untuk menghancurkan Pancasila
Oleh: Yerry Tawalujan
Video berisi pernyataan Eggi Sudjana tentang agama-agama lain selain Islam bertentangan dengan Pancasila yang diucapkan saat gugatan uji materi Perppu No 2 Tahun 2017 lansung viral.
Dalam rekaman video itu dengan jelas Eggy Sudjana mengatakan, “Dalam pengetahuan saya yang mungkin terbatas, tapi boleh diuji secara intelektual, tidak ada ajaran selain Islam yang sesuai Pancasila”.
Pernyataan provokatif tersebut langsung menuai protes keras di media sosial.
*Sangat berbahaya jika Pancasila diterjemahkan keluar dari konteksnya*
Pancasila yang dicetuskan Bung Karno 1 Juni 1945 merupakan intisari dari pola kehidupan masyarakat nusantara selama berabad-abad. Pancasila adalah _life style_, cara hidup masyarakat yang digali dan disarikan menjadi lima sila oleh Soekarno.
Kehidupan masyarakat yang berketuhanan, berperi kemanusiaan yang beradab, bersatu sebagai bangsa, demokrasi berdasarkan kerakyatan menuju masyarakat yang berkeadilan sosial adalah cara hidup sekaligus landasan ideologi bangsa.
Itu lah rangkuman lima sila Pancasila yang harus dirangkai menjadi kesatuan. Sila yang satu tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya.
Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, diambil Bung Karno dari kehidupan beragama masyarakat nusantara yang rukun. Hindu, Budha, Islam, Kristen dan Katolik serta aliran-aliran kepercayaan hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghormati di bumi nusantara.
Sejak dahulu rakyat Indonesia adalah masyarakat yang beragama, berbeda-beda agama. Masyarakat ber-Tuhan. Bukan ateis. Dalam kepelbagaian agama itu masyarakatnya tetap saling menyatu tak dipisahkan oleh sekat agama. Itulah _konteks_ masyarakat dimana sila pertama Pancasila, _teks_-nya dirumuskan Soekarno.
Ketika _teks_ dipisahkan dari _konteks_-nya, pengertiannya bisa bertolak belakang.
Jadi jika Eggi Sudjana mengatakan agama-agama selain Islam bertentangan dengan Pancasila, dia justru menghancurkan _konteks_ (kemajemukan agama yang rukun dan harmonis) yang menjadi rujukan dari _teks_ sila pertama Pancasila.
Pernyataan Eggy itu anti Pancasila. Upaya pembenturan antar agama yang selama ini harmonis berdasarkan Pancasila.
*Sila pertama Pancasila tidak bermaksud menentukan siapa itu Tuhan Yang Maha Esa atau agama mana yang benar*
Pancasila itu landasan ideologis bangsa. Bukan teologis. Secara ideologi Pancasila mengatur setiap warga harus ber-Tuhan. Wajib beragama.
Sedangkan urusan keagamaan warga dengan “Tuhan Yang Maha Esa”-nya itu diatur secara teologis oleh agama dan kepercayaa nya masing-masing.
Sila pertama Pancasila tidak bermaksud menetapkan siapa itu Tuhan Yang Maha Esa. Tidak juga mengatur dan menetapkan agama mana yang benar karena menyembah “Tuhan Yang Maha Esa” yang dimaksud itu.
Jika sila pertama Pancasila tidak mengatur dan menetapkan siapa itu Tuhan Yang Maha Esa dan agama mana yang benar karena menyembah “Tuhan Yang Maha Esa” yang dimaksud, siapa itu Eggi Sudjana yang mau mengatur agama mana yang sesuai Pancasila?
*Sila pertama Pancasila dijelaskan dalam butir-butir nilai Pancasila*
Untuk memahami sila pertama Pancasila, kita harus mendalami butir-butir penjelasan yang berisi nilai-nilai Pancasila.
7 butir Sila Pertama Pancasila berdasarkan Tap MPR No. 1 Tahun 2003:
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
*Pernyataan Eggi Sudjana adalah sikap anti Pancasila dan pemecah belah kerukunan bangsa*
Eggi Sujana jelas sekali tidak memahami Pancasila (dan tidak memahami agama-agama lain diluar agamanya). Sebab pernyataannya sangat bertentangan dengan butir 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dari Sila Pertama Pancasila.
Itu adalah sikap anti Pancasila. Bahkan bisa dikategorikan sebagai ujaran kebencian yang provokatif dan berpotensi memecah belah umat beragama di Indonesia.
Tapi saya yakin kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang telah terjalin selama ratusan tahun tidak dapat dibenturkan oleh pernyataan provokatif seorang Eggi Sudjana.
Dipihak lain, tuntutan hukum yang dilayangkan terhadap orang ini karena ujaran kebencian yang dilontarkannya wajib ditindak lanjuti pihak berwenang.(***)