Kapolri Singgung Wakil Ketua KPK Basaria Di HUT Polwan Ke-69
![Kapolri Tito Karnavian Saat Memberi Sambutan Dalam Kegiatan HUT Ke-69 Polwan](http://jurnal123.com/wp-content/uploads/2017/09/images41-300x200.jpg)
JURNAL123, JAKARTA.
Kepolisian Republik Indonesia hari ini menggelar acara HUT ke-69 Polwan. Acara ini dilaksanakan di Aula PTIK, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017).
Kegiatan berlangsung pukul 08.20 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan menyaksikan video peringatan ulang tahun Polwan.
Acara ini tampak dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional. Beberapa di antaranya adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta istri, Tri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan pengusaha Mooryati Sudibyo.
Dalam kesempatan tersebut, Nila menyampaikan perempuan harus memiliki kemauan yang tinggi untuk hidup yang lebih baik. “Saya sebagai perempuan berjanji, agar hidup saya menjadi lebih baik,” kata Nila dalam sambutannya.
Pada saat bersamaan, Menteri Susi juga menyampaikan tidak ada perbedaan antara Polwan dan Polisi laki-laki yang sama-sama dituntut untuk bertindak profesional.
“Jangan sampai nuntut jabatan yang sama dengan laki-laki, tapi kerja juga harus tangguh,” ujar Susi.
Selain tokoh-tokoh tersebut, acara ini juga dihadiri oleh ratusan polwan. Acara ini diisi dengan persembahan tari oleh siswa Sepolwan serta peluncuran Majalah Polwan oleh Kapolri.
Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian menyadari bahwa kuantitas polisi wanita (polwan) di Indonesia masih sangat sedikit.
Di negara lain, rata-rata jumlah polwan 20-25 persen dari populasi polisi. Adapun di Indonesia hanya sekitar lima hingga enam persen.
Apalagi, sangat jarang dari mereka yang menempati posisi strategis di kepolisian.
Tito mengaku beberapa kali ditegur Basaria Panjaitan, perwira tinggi Polri yang kini menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kita lihat Kapolda semuanya laki-laki, tidak ada perempuan. Saya beberapa kali ditegur ibu Basaria, mana polwannya, mana polwannya,” ujar Tito saat memberi sambutan dalam acara HUT ke-69 Polwan di Auditorium PTIK, Jakarta, Senin (11/9/3017).
Akhirnya, Basaria merekomendasikan Sri Handayani yang saat itu berpangkat Kombes. Sri kemudian dites untuk menjadi Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Kasetukpa) Polri.
“Ternyata dia mampu. Dan ternyata bagus di sana. Terima kasih bu Basaria untuk rekomendasinya,” kata Tito.
Tito mengatakan, pandangannya ke depan adalah bagaimana meningkatkan jumlah polwan dari lima persen menjadi minimal 20 persen secara bertahap.
Selama ini, polwan telah mendapat tempat di masyarakat sebagai garda terdepan Polri dalam pelayanan.
Misalnya, kata Tito, di beberapa stasiun televisi, polwan ikut membacakan berita mengenai situasi lalu lintas.
Untuk aksi unjuk rasa, Polri menempatkan polwan di barisan terdepan agar pendekatannya lebih humanis.
“Polwan yang menjabat di jajaran perwira Polri tinggi ada empat. Belum lagi Kapolres, Kapolsek, dan tugas lain yang didominasi laki-laki,” kata Tito.
Namun, dibandingkan negara lain, Indonesia cukup tertinggal. Tito mencontohkan, di London, kepala departemen antiteror merupakan seorang polwan.
Di Australia, Deputi kepolisiannya juga perempuan. Di Indonesia, kata dia, masih ada persoalan dalam pembinaan karier polwan.
Tito mengatakan, dulu banyak senior polwan yang lulusan PTIK, sehingga punya kesempatan sejajar dengan polisi laki-laki.
Namun, setelah tergabung dengan ABRI, taruni dihilangkan. Polisi didominasi oleh laki-laki. Kalaupun ada, polwan direkrut di luar akademi ABRI.
Baru setelah era Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, dibuka kembali rekrutmen taruni sehingga jumlah polwan terus bertambah.
Tito mengatakan, banyak kelebihan polwan dibandingkan laki-laki. Polwan memiliki sensitifitas yang lebih baik.
Oleh karena itu, banyak dari mereka ditempatkan untuk penanganan kasus yang berhubungan dengan wanita dan anak-anak.
Selain itu, sisi humanitas polwan juga tinggi sehingga bisa mengelola anggota dan punya pendekatan lebih efektif.
“Harus ada upaya afirmatif agar polwan diberi kesempatan yang sama dengan polisi laki-laki,” kata Tito.(KOM)