Nusantara

Seorang Inisial SJ Terkait Gafatar

tmp_18123-medium_26lambang-gafatar.JPG-1704140268
JURNAL123, JAKARTA.
Perjalanan Gafatar organisasi yang mendapat perlawanan masyarakat terus terjadi. Itu terlihat di Jogjakarta dan kini sudah ada,50 orang warga Jogjakarta yang berada di Catatan di Kalimantan dan Baru satu terkait dengan Inisial SJ

Kepala Devisi Humas Mabes Polri, Irjen Anthon Charliyan ditemui di Mabes Polri, Kamis(21/1)2015 mengatakan masalah Gafatar dari Jogjakarta, orang jogjakarta sendiri diperkirakan  didaerah Kalimantan diperkirakan sekitar 50 orang. “Kemudian yang terkait baru 1 orang, yang disana inisial SJ,” ujarnya.

Selanjutnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Herlina mengatakan cara perekrutan dari Gafatar itu sendiri.Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa  Gafatar itu sendiri adalah suatu  gerakan yang  mengagabungkan agama Nabi Ibrahim, Nabi yahudi, Agama Nasrani, agama Islam. “Namun pada kenyataannya  tidak melaksanakan syariat-syariat ,” ungkapnya

Selanjutnya, Herlina menegaskan salah satu gambaran, karena keluarganya juga pernah didatangi oleh Gafatar itu sendiri. Sekarang seperti kita ketahui di kalimantan Barat diungsikan dan ditampung dibeberapa tempat, salah satu di Kodam 120 0rang.” Ini masih terus kita tampung  jangan sampai bagaimanapun juga konflik serangan dari masyarakat yang tidak bertanggung jawab karena bagaimanapun juga mereka agama apapun juga harus kita lindungi,” Tegasnya.

Untuk itu, Herlina menjelaskan justru kita bagaimana menyadarkan mereka kembali ke ajaran sesuai ajaran masing- masing. “Saya memberikan apresiasi kepada jajaran Polri dan sanak-anak kita tentang radikalisme dan aliran sesat ini langsung mendapatkan respon  tidak hanya wacana tetapi ada implementasinya,” jelasnya.

Lebih lanjutnya, Herlina merincinya Saya dari komisi Perlindungan Anak Indonesia seperti apa yang disampaikan oleh irjend Pol Anthon Charliyan aliran sesar Gafatar sudah meresahkan di Kalimantan Barat pengungsi- pengungsi  di berapa kota itu juga ada disana harapannya adalah pengungsi nya tersebut “Akhirnya setelah dipulangkan ke daerah asalnya dilakukan pengawasan yang ketat karena mereka diberikan hak-haknya pada anak-anak tersebut. Anak-anak ini sangat mudah di bandwidth  seperti tadi sudah disampaikan,” rinciannya.

Untuk itu, Herlina mengakui
Keluarga saya juga pernah diajak ,aliran-aliran seperti ini  peraturannya sangat mudah sekali dari rumah ke rumah ke tempat kelompok- kelompok pengajian entah itu arisan , kegiatan sosial lainnya begitu.” Termasuk arisan ibu-ibu , kegiatan bapak- bapak ,yang mereka lakukan adalah ajaran yang saat ini berkembang sesuai dengan eranya ajaran Yahudi, Nasrani dan Islam di off date yaitu mereka meiming-imingi  bahwa ajaran ini yang akan memberikan dan keras serta tak perlu Melakukan syariat- syariat seperti di Islam untuk tidak sholat,tidak perlu puasa dan untuk kegiatan lainnya,” tandasnya

Jadi, Herlina  menambahkan Ya ini.anak-anak remaja yang mereka acara pandangnya cukup pendek . Ini sesuatu yang sangat positif . “Cape-cape puasa dan sholat ,kewajiban-kewajiban lainnya. Berjihatlah dan kalau saya diajak ke pertempuran itu tidak dilarang dan satu jihad yang salah..hal-hal yang melalui 3 adik-adik yang mereka menyusup di band- band mahasiwa melakukan awal akhir tahun, ” tambahnya.

KPAI : Gafatar Aliran Sesat.

Setelah terjadi penolakan Gafatar di Kalimantan Barat, itu menjadi perhatian. Ternyata Gafatar adalah aliran yang komunitas Mila abraham itu dikatakan oleh MUI Adalah aliran sesat dan telah dibubarkan di tahun 2012 -2013

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Herlina ditemui di Mabes Polri, Kamis (21/1)2016 mengatakan
Gafatar adalah aliran yang komunitas Mila abraham itu dikatakan oleh MUI Adalah aliran sesat dan telah dibubarkan di tahun 2012 -2013 . “Kami meminta dengan segala hormat kepada pemerintah dengan segala hormat  saat ini kabinet yang terkait jangan dipandang remeh aliran sesat ini kan bercikal bakal pemahaman radikalisme ,” ujarnya.

Selanjutnya, Herlina menegaskan beda tipis sekali ,apabila tidak langsung dimatikan dan akar tidak kita matikan , mungkin kami dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia sangat terbukanya untuk melakukan  energinya sampai ke pelosok-pelosok “.Ternyata aliran sesat Gafatar ini sudah ada di pedesaan-pedesaan tidak terjangkau oleh transportasi,” Tegasnya.

Untuk itu, Herlina mengakui terutama lagi pembelajaran aliran radikalisme itu sendiri mereka telah menyusup melalui media Sosial itu juga sempat masuk di keluarga saya dan masuk di pemerintah setempat . Mereka memprotes suatu tulisan-tulisan tidak hanya menfitnah TNI Polri apa yang sudah dilakukan membuat satu sigma “Bahwa iniyang menarik  dan sangat mengkuatirkan itu dibaca oleh adik-adik kita yang baru berusia 7 sampai 9 tahun menjelang remaja mereka tidak terikat pada orang tuanya dan terikat pada orang dewasa pada sekitarnya akan membahayakan pada adik-adik ini karena beberapa tidak ada yang melaporkan kepada Polisi seperti di Sumatera Selatan ,di Jogjakarta dan di Tanggerang  tentang hilangnya anak-anak mereka dan kita akan koordinasikan anak-anak mereka yang masuk pada aliran-aliran sesat,”akunya.

Sesuai perkembangan, Herlina menjelaskan karena diawal tahun itu banyak yang tidak tahu dan kita  bisa berkedok anggota band diawasi oleh Universiatas-universitas termasuk juga tokoh agama dan tokoh masyarakat dan sebagainya. “Saya sangat sependapat salah satu Gubernur DKI Jakarta mengatakan Rt,Rw bertanggung jawab dan kami pun juga komisi Perlindungan anak tidak hanya saja mencari dan bagaima  mencegah aliran sesat dan Gafatar ini .Harus mencegah dan.bersama-sama,” jelasnya.

Jadi,Herlina menandaskan tadi pagi,kami berkoordinasi dengan Polis apakah dari mabes Polri ada Polda. Seluruh indonesia ,ada Polres dan paling bawah ada polsek, dan ada binaannya dan kementerian lain serta lembaga bersama KPAI memberikan tadi pemahaman- pemahaman dengan norman agama sesuai nasionalis kita . “Dia harus dikuatkan, siapa yang menguatkan pasti orang tua. Ini ternyata dibarengi  oleh orang tua . Orang tua yang memberikan seperti ini  kita hadapi dengan pandangan hukum mau kembali ke jalan yang benar,” tandasnya.

Hingga ini, Herlina menambahkan Seperti ini pencegahan-pencegahan bekerjasama dengan grasroutnya lembaga swadaya masyarakat baik ibu- ibu PKK itu sendiri untuk masyarakat yang peduli hal ini.” Aliran sesat dan radikalisme jadi bom waktu bisa menghancurkan bangsa kita sendiri,” tambahnya.(VEK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *