Nusantara

317 Korban Banjir di Luwu Utara Menderita ISPA

Jurnal123.com – Sebanyak 317 korban bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulsel menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau (ISPA). Tiap hari, penambahannya cukup signifikan dan hingga kini jumlahnya mencapai 317 orang.
ISPA ini diwaspadai, tiap hari dipantau karena mirip gejala Covid-19.

“Alernya kini adalah ISPA. Peringatan dini, kita pantau setiap hari karena mirip gejala Covid-19. Setiap hari bertambah terus jumlah pengungsi yang kena ISPA. Awal mendata 16 Juli lalu, ditemukan hanya 51 orang tapi kini sudah ada 317 orang,” kata juru bicara gugus tugas Covid-19 Luwu Utara, Komang Krisna yang dikonfirmasi, Rabu (22/7).

Dijelaskan, tim kesehatan yang diturunkan Pemkab Luwu Utara pascabencana dibagi beberapa bidang, salah satunya bidang Covid-19. Yang menjadi perhatiannya kini adalah penderita ISPA karena mirip gejala Covid-19.
“Kalau ada yang ditemukan derita ISPA ringan, kita tidak akan melakukan pemeriksaan rapid atau swab. Mereka pasti tidak mau, bisa-bisa kita dikasi parang sama warga pengungsi. Tapi kalau ada yang ditemukan ISPA berat, baru kami lakukan tindakan dengan segera rapid test atau pemeriksaan swab,” ujar Komang Krisna.

ISPA ini diderita bayi dan anak-anak, lansia bahkan mereka yang usia produktif. Disebabkan banyak faktor, bisa karena cuaca, hujan dan debu.

Hingga Selasa (21/7), pasien Covid-19 sebanyak 58 orang. “Jadi sejak 18 Juli hingga Selasa kemarin itu, 21 Juli, jumlah pasien positif 58 orang. Kita belum bergerak lakukan kontak tracing ke lokasi pengungsian karena masih fokus ke bencana. Kalau kita masuk ke pengungsian lakukan pemeriksaan, kita bisa kena parang apalagi di tengah kondisi pascabencana begini. Tingkat kepercayaan warga terhadap adanya Covid itu sisa 30 persen, sudah rendah. Sudah tidak terlalu menganggap itu masalah,” tutur Komang Krisna.

Soal banyaknya relawan dari berbagai pihak masuk ke Luwu Utara bawa bantuan, termasuk mereka yang berasal dari daerah zona merah atau risiko tinggi dan sedang, kata Komang, pihaknya hanya berharap kesadaran dari para relawan agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Kedatangan relawan atau orang-orang yang datang bawa bantuan tidak bisa kita batasi dengan regulasi. Kita hanya berharap kesadarannya mematuhi protokol kesehatan. Tapi kita tetap mendata mereka yang masuk ke Luwu Utara meski tetap ada yang tidak terpantau karena mereka langsung ke lokasi pengungsian. Diharapkan kalau ada surat keterangan bebas Covid-nya, bisa ditunjukkan. Tapi kalau tidak ada, dipersilakan memeriksakan diri di tim gerak cepat,” pungkasnya. (MER)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *