Lansia, Pandemi dan “New Normal”
Lanjut usia (lansia) merupakan perjalanan hidup saat manusia memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Lansia kerap juga disebut the beginning of the end. Saat ini kelompok umur tersebut bertambah banyak.
Piramida penduduk yang dulu runcing di atas, sekarang semakin melebar di bagian puncaknya. Tahun 2019 jumlah penduduk lansia di Indonesia sebesar 9,7% dari total penduduk, atau sekitar 25,9 juta orang. Diperkirakan, pada tahun 2035 akan menjadi sebanyak 48 juta orang (15,77 %).
Kelompok lansia bukan saja semakin bertambah dalam jumlah tetapi juga bertambah dalam usia harapan hidup. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan klasifikasi baru tentang lansia, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Kementerian Kesehatan hanya mempunyai dua klasifikasi, yaitu pra-lansia (45-59 tahun) dan lansia berusia 60 tahun atau lebih.
Bagi kelompok lansia, dimulai sejak pra-lansia, akan mengalami keadaan yang berbeda sama sekali. Meski semangat masih menyala-nyala, tetapi kesehatan dan kebugaran fisik mulai berkurang dan sangat terasa saat usia mencapai 60 tahun. Kesehatan dan kebugaran fisik, mental spiritual serta daya ingat, perlu dijaga.
Lansia dan Covid-19
Pandemi Covid-19 merupakan badai yang menimpa manusia. Covid-19 bukanlah penyakit penyebab pandemi yang pertama terjadi di dunia.
Sebelum ini, dunia sudah melewati beberapa pandemi seperti flu babi akibat virus H1N1 pada tahun 2009, dengan korban hingga lebih setengah juta orang di seluruh dunia dan mengakibatkan sekitar 18.000 orang meninggal dunia.
Jauh sebelumnya, pada 1918-1920 dunia juga diserang pandemi flu Spanyol (Spanish flu), yang diperkirakan menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia. Beberapa foto yang beredar memperlihatkan situasi pandemik saat itu, semua orang menggunakan masker, larangan mengadakan pertemuan di tempat umum bahkan di gereja, serta pesan seperti, “wearing mask or go to jail”. Foto lain memperlihatkan bangsal panjang dipenuhi pasien yang tampak rebah tak berdaya.
Berbeda dengan pandemi, penyebaran penyakit bisa juga dalam bentuk endemi, yaitu penyakit yang terus-menerus menyebar di suatu daerah tertentu dan tidak menyebar dengan cepat ke daerah lainnya. Apabila suatu penyakit menular dengan cepat ke daerah lain, maka penyakit tersebut penyebarannya disebut epidemi.
Kembali ke Covid-19, virus ini sangat rawan menyerang usia lanjut dengan cepat dan tingkat kematian tinggi. Pandemi Covid-19 berpengaruh sangat besar terhadap keseharian lansia. Tidak jarang lansia makin khawatir, takut bahkan sangat panik.
Muncul anjuran-anjuran yang tidak biasa, misalnya, cuci tangan dengan prosedur yang benar, mengenakan masker, dan menjaga jarak fisik dengan orang lain. Semua orang dianjurkan untuk karantina diri di rumah saja.
Hal yang paling menarik saat pandemi ini adalah, rumah menjadi sangat bersih, karena setiap hari dibersihkan sampai ke sudut-sudut rumah. Belum pernah lansia mengalami rumah sebersih saat ini, gagang pintu, gagang lemari, dan semua bagian yang sering disentuh, disemprot disinfektan.
Tanpa disadari lansia perlahan-lahan memasuki era kehidupan dengan kenormalan baru (new normal). Jika awalnya dirasa sebagai tidak normal, lama kelamaan menjadi terbiasa untuk lebih sering cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak fisik, bahkan bekerja dan beribadah dari rumah.
New normal sebetulnya istilah dalam bisnis yang merujuk pada kondisi keuangan saat krisis 2007-2008, disusul resesi global 2008-2012. Kini istilah tersebut dikumandangkan lagi untuk menandai cara hidup di tengah pandemi Covid-19.
Istilah new normal kemudian dipakai pada berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari yang merujuk pada suatu keadaan yang sebelumnya dianggap tidak normal, kini menjadi hal yang umum dan biasa dilakukan.
Lansia merupakan tahapan yang pasti dijalani setiap orang yang dikarunia umur panjang. Tetapi tidak mudah menjalaninya, perlu disiplin diri dan dukungan informasi yang cukup, apalagi di tengah situasi pandemi saat ini, dan memasuki suasana new normal.
Perlakuan khusus dengan dukungan informasi yang memadai merupakan harapan lansia agar mampu melewati badai di hari tua dengan tetap semangat dan siap menyongsong kenormalan baru. Dukungan semua pihak sangat diharapkan saat ini dan nanti.(***)
Penulis :
Hetty Antje Geru
Dosen FISIP Universitas Pelita Harapan