Panic Buying Terjadi di Korea Utara Merespon Isu Meninggalnya Kim Jong Un
Jurnal123.com – Kalau disejumlah negara terjadi ‘panic buying’ akibat akan diterapkannya ‘Lockdown’ sebagai dampak dari penyebaran wabah virus corona, berbeda dengan di Korea Utara, akibat isu meninggalnya pemimpin diktator Kim Jong Un, terjadi ‘panic buying.’
Kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sempat dikabarkan pascaoperasi tentang kesehatannya yang memburuk, Kim Jong Un diisukan meninggal dunia.
Spekulasi semakin menguat saat Kim Jong Un absen di beberapa agenda penting negara itu. Yakni Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-88 Tentara Korea Utara dan peringatan kematian kakeknya, Kim Il Sung.
Isu Kim Jong Un meninggal tidak hanya ramai dibicarakan di luar negeri, tetapi juga di Korea Utara sendiri.
Dari para elite politik hingga para rakyat, mereka bertanya-tanya tentang kondisi Kim Jong Un sebenarnya.
Anna Fifield, kepala biro The Washington Post di Beijing, menggambarkan kepanikan terjadi di Pyongyang ibu kota Korea Utara saat rumor Kim Jong Un meninggal kencang berembus.
“Terjadi panic buying di ibu kota, dengan penduduk setempat menimbun segalanya mulai dari deterjen dan beras, hingga elektronik dan minuman keras.”
“Mereka mulai mengambil semua produk impor terlebih dahulu, tetapi dalam beberapa hari terakhir mereka juga berburu barang-barang produksi dalam negeri, seperti ikan kaleng dan rokok.”
“Helikopter terbang rendah di Pyongyang, sumber terpercaya mengatakan kepada saya, dan kereta api di Korea Utara juga di utara perbatasan China telah terganggu,” tulis Fifield di The Washington Post terbitan Minggu (26/4/2020).
Wanita penulis buku The Great Successor: The Divinely Perfect Destiny of Brilliant Comrade Kim Jong Un itu menambahkan, ini bukan kali pertama ada berita besar kematian pemimpin Korea Utara.
Koran-koran Jepang dan Korea Selatan kerap memberitakan kematian Kim Il Sung (kakek Kim Jong Un) dan Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) beberapa tahun sebelum mereka benar-benar wafat.
Keruntuhan prematur Kim Jong Un juga diberitakan pada 2014, ketika ia menghilang tanpa kabar selama 6 minggu.
Kala itu berembus kabar burung tentang kematiannya, kudeta militer, serangan jantung, hingga konsumsi keju yang berlebihan.
“Sebagai penulis biografi Kim Jong Un, saya telah dibombardir dengan pertanyaan selama seminggu terakhir tentang apakah rumor itu benar kali ini.”
“Saya selalu sangat berhati-hati dengan kisah-kisah semacam ini, mengingat beberapa kali ternyata kabar-kabar itu salah.”
“Jawaban singkatnya sekarang adalah: saya tidak tahu. Tak satu pun dari kita akan tahu sampai Korea Utara memberi tahu kita, atau dia (Kim Jong Un) muncul lagi.”
“Namun kali ini, rumornya terasa berbeda. Perbincangan bahwa Kim Jong Un menjalani semacam operasi jantung memperkuat kabar, dan menimbulkan pertanyaan tentang kondisinya.”
Menurut Fifield, beberapa ahli sepakat bahwa kali ini sepertinya lebih dari rumor-rumor biasanya.
“Kami berpotensi menghadapi krisis serius,” kata Andre Lankov, seorang sejarawan terkemuka Korea Utara, seraya menambahkan bahwa ia percaya ada sesuatu yang “pasti salah” dengan Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong un masih “hidup dan sehat.”
Demikian ditegaskan Penasihat Keamanan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In.
Dia menanggapi rumor memburuknya kondisi kesehatan higga kabar kematian Kim Jong Un.
“Posisi pemerintah kita tegas,” kata penasihat khusus Presiden Korea Selatan itu dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Minggu (26/4/2020).
“Kim Jong un masih hidup dan sehat,” tegasnya.
Penasehat Khusus Presiden Korea Selatan itu mengatakan, Kim Jong Un telah tinggal di Wonsan-Kota resor di timur negara itu-sejak 13 April lalu.
Ia menambahkan, “Tidak ada gerakan yang mencurigakan sejauh ini telah terdeteksi.”
Media Korea Utara melaporkan kegiatan Kim Jong Un di tengah spekulasi kabar kondisi kesehatan yang memburuk hingga meninggal dunia.
Koran utama Korea Utara, Rodong Sinmun melaporkan Kim Jong Un memberikan apresiasi kepada para pekerja yang sedang membangun zona wisata di wilayah pantai timur Wonsan.
Demikian dilaporkan media Korea Utara, Senin (27/4/2020).
“Pemimpin tertinggi Kim Jong-Un telah mengirimkan apresiasi kepada para pekerja yang mengabdikan diri untuk membangun zona wisata Wonsan-Kalma,” demikian tulis Rodong Sinmun.
Korea Central Broadcasting Station juga mengangkat laporan serupa.
Laporan itu datang di tengah spekulasi memburuknya kondisi kesehatan Kim karena ia melewatkan upacara tahunan yang penting pada 15 April lalu–peringatan ulang tahun almarhum pendiri negara dan kakeknya, Kim Il-Sung.
Beberapa laporan media yang belum terkonfirmasi telah berspekulasi, Kim “dalam bahaya serius ” setelah operasi jantung.
Tapi pejabat Korea Selatan telah menolak spekulasi tersebut dan menegaskan laporan itu tidak benar.
Kim Jong Un diyakini tinggal di daerah Wonsan.
Menguatkan itu, laporan intelijen AS bersandi 38 North melaporkan kereta api khusus milik Kim Jong Un telah terparkir di Stasiun Wonsan setidaknya sejak 21 April.
Hal itu didasarkan pada hasil citra satelit.
“Meskipun sebagian ditutupi oleh atap Stasiun, dapat dilihat kereta api yang diperuntukkan untuk digunakan oleh keluarga Kim. Kereta api sepanjang 250 meter itu tidak datang pada tanggal 15 April tetapi pada 21 April 21 dan 23,” katanya.
“Memang kehadiran kereta api tidak membuktikan keberadaan pemimpin Korea Utara atau menunjukkan apa-apa tentang kesehatan Kim Jong Un,” demikian laporan 38 Nort.
“Tetapi setidaknya titik berat laporan bahwa Kim tinggal di daerah elit di pantai timur negara itu,” jelas laporan itu.
Penasihat Keamanan Khusus untuk Presiden Moon Jae-in, Moon Chung-in juga mengatakan Kim Jong Un masih “hidup dan baik-baik saja.”
Demikian ia menyampaikan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Minggu (26/4/2020).
Zona wisata Wonsan-Kalma adalah salah satu proyek konstruksi utama Kim Jong Un.
Kim Jong Un, yang mengirim pesan terima kasih yang sama kepada para pekerja pada bulan Februari lalu, telah berusaha untuk mengembangkan pariwisata di Korea Utara dalam upaya untuk menguatkan ekonomi di bawah sanksi internasional.
Kim Jong Un terakhir terlihat di media negara pada 11 April lalu, saat memimpin sebuah pertemuan Biro politik dari partai buruh yang berkuasa. Saat itu dia menyerukan tindakan ketat terhadap virus corona.
Tapi ketidakhadirannya pada upacara peringatan ulang tahun kelahiran ke-58 Kim Il-Sung pada 15 April telah memicu spekulasi atas kondisi kesehatannya.
Dia tidak pernah melewatkan perjalanannya ke Mausoleum sejak menjabat pada akhir 2011.
Seperti dilansir CNN dari seorang pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan Negeri Paman Sam tengah memantau informasi intelijen terkait kondisi Kim yang dalam bahaya besar setelah operasi.
Pejabat lain di intelijen AS yang juga enggan disebut namanya menyatakan hal yang sama.
Sementara itu Daily NK, sebuah Surat Kabar online yang berbasis di Korea Selatan yang berfokus pada Korea Utara, bahwa Kim baru saja menjalani operasi kardiovaskular pada 12 April.
Daily NK menjelaskan, kondisi kesehatan Kim makin memburuk dan harus menjalani operasi karena dia adalah perokok keras, obesitas, dan bekerja terlalu banyak.
Masih menurut media yang sama, sekarang Kim tengah dirawat di sebuah vila di Hyangsan County setelah operasi.
Laporan-laporan itu masih belum dapat dikonfirmasi oleh otoritas Korea Utara. Mengingat Korea Utara dengan ketat mengontrol semua informasi terkait pemimpinnya, yang diperlakukan hampir seperti dewa di dalam negeri.
(CNN/Yonhap/Korea Herald/NZ Herald/The Sun/FOX News/The News York Post/Reuters)