Jokowi Menerima Raja dan Sultan se-Indonesia
JURNAL123, BOGOR.
Dalam upaya menerima masukan dari berbagai daerah di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima audiensi raja dan sultan se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Presiden Jokowi didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Muhadjir Effendy mengatakan, audiensi ini diikuti oleh sedikitnya 90 perserta terdiri dari pemangku kesultanan dan keraton seluruh nusantara. Sebelum bertemu Jokowi, mereka sudah berdialog dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Rabu (3/1/2018) malam.
“Sudah kami tampung masukkan, usulan dari beliau-beliau,” kata Muhadjir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/1/2018).
Muhadjir memastikan, usulan ini akan ditindaklanjuti untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka membangun dan meningkatkan peranan kesultanan dan keraton di Tanah Air. Terutama dalam rangka menghidupkan kembali mengembangkan nilai-nilai kebudayaan nasional.
“Dan sekaligus untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya masing-masing,” sambung Muhadjir.
Kepaksian Skala Brak, Lampung yang juga merupakan Dewan Keraton, Edward Syah Pernong Sultan Skala Brak mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berasal dari kerajaan. Kemudia para raja menyerahkan kekuasaan untuk membentuk NKRI.
“Sehingga kami yang adalah pemegang amanahnya tidak akan pernah bergeser dari NKRI,” kata Edward Syah di Ruang Garuda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/1/2018).
Edward juga menegaskan, bicara soal politik sarat dengan kepentingan. Namun, bicara kesultanan dan kerajaan erat kaitannya dengan kebudayaan.
“Di budaya kami bisa berkolaborasi. Di sini berbagai suku agama dan etnis. Kami adalah Indonesia,” tegasnya.
Perlu diketahui, para raja dan sultan yang hadir dalam audiensi ini berasal dari pelbagai daerah di Nusantara. Yakni, 20 orang dari Sumatera, 17 orang dari Jawa, Bali sebanyak 3 orang, NTT 5 orang, dan NTB 4 orang.
Selain itu, ada 10 orang dari Kalimantan, 18 orang dari Sulawesi, 9 orang dari Maluku, dan 2 orang dari Papua.(MER)