Fenomena Langka, Gerhana Bulan Super Moon
JURNAL123, JAKARTA.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena gerhana bulan super blue blood moon pada 31 Januari 2018 adalah peristiwa langka. Fenomena alam ini disebut langka karena gerhana bulan total ini terjadi pada saat supermoon atau saat bulan purnama berada di titik orbitnya yang terdekat ke bumi, sehingga tampak 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar.
Dalam konferensi pers, di Kantor BMKG, Senin, 29 Januari 2018, Dwikorita menjelaskan gerhana bulan total terjadi saat bumi berada dalam satu garis di antara bulan dan matahari. Sehingga cahaya matahari terhalangi bumi dan tidak sampai ke bulan. Di waktu yang sama, bumi berada pada jarak terdekat dengan bulan.
“Ini fenomena alam biasa tapi langka. Kejadiannya seratus tahun lebih, bahkan yang terakhir, mungkin 150 tahun lalu,” katanya.
Gerhana bulan akan memasuki tujuh fase, yakni gerhana mulai, gerhana sebagian mulai, gerhana total mulai, puncak gerhana, gerhana total berakhir, gerhana sebagian berakhir, dan gerhana berakhir. Puncak gerhana terjadi pada pukul 20.29.
“Jadi, kami mengimbau, manfaatkanlah fenomena yang ratusan tahun baru akan terulang. Barangkali sekaligus untuk observasi pengamatan guna kepentingan ilmiah, selain keindahan,” ujarnya.
Untuk observasi, fenomena gerhana bulantotal ini akan terlihat dengan ideal, apabila dipandang atau dilihat dari daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, hingga daerah yang berada di sebelah barat dari Sumatera.(TEM)