BNN Ringkus Aparat TNI Dan Politisi PPP
JURNAL123, JAKARTA.
Operasi penggerebekan narkoba di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, berhasil mengamankan sejumlah orang, termasuk oknum anggota Kostrad.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso mengatakan, jika ada oknum TNI mengunakan narkoba di kompleks tersebut, pihaknya akan melaporkan ke Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
“Jadi, kita membantu yang dicurigai oleh tim dari TNI tadi untuk internalnya ada periksa urine ada periksa apa. Nah, kita perannya di situ. Tapi ini adalah dalam rangka panglima menindaklanjuti masalah narkotika. Jadi, Beliau concern betul terhadap masalah ini, sehingga Beliau mengambil langkah-langkah di internalnya Beliau,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Tak hanya itu, bila ada anggota Polri yang mengonsumsi narkoba, bahkan di BNN, juga tetap harus ditindak. Pasalnya, narkoba mengintai setiap lapisan dan harus diperangi bersama-sama.
“Saya kira tidak hanya di TNI ya, di Polri juga ada, di BNN yang saya pimpin juga ada. Narkoba kan di seluruh lapisan ada. Nah, sekarang bagaimana kita membersihkan itu secara masing-masing gitu ya,” kata pria yang akrab disapa Buwas tersebut.
Buwas menyatakan prihatin dengan oknum TNI dan polisi yang terjerat narkoba. “Itulah jaringan narkotika ini kan hebat, dia bisa memengaruhi seluruh lapisan, termasuk TNI, Polri, BNN, macam-macam kan ya,” jelasnya.
Seperti diketahui, dalam operasi yang dilakukan Kostrad di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, belasan orang diamankan dari operasi yang dilakukan pada Senin 22 Februari siang.
Mereka yang diamankan, di antaranya, enam warga sipil dan lima oknum TNI. Dari enam warga sipil tersebut diduga termasuk politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga anggota Komisi V DPR RI Ivan Haz.
Sebelumnya juga dikabarkan ada lima oknum anggota Polri yang ikut terjaring, namun dibantah oleh Mabes Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjend Pol Agus Rianto ditemui di Kompleks Mabes Polri,Selasa (23/2)2016 mengatakan berita itu tidak benar ,jadi begini tman-teman berawal dari pemeriksaan urin yang dilakukan oleh pihak BNN DKI,kemudian dari POM TNI dan juga dari pihak Kostrat di Perumahan dilakukan pemeriksan test urin pada hari Senin (22/2)2016.” Pemeriksaan urin itu beberapa prajurit positif , Urinnya positif. Kemudian dari Pratu ini menyebutkan bahwa ada anggota polri yang sebagai pembeli atau pengguna disebutkan lah beberapa orang. Jadi tidak ada penangkapan terhadap anggota Polri,” ujarnya.
Selanjutnya, Agus menegaskan memang ada 5 anggota Polri yang disebutkan oleh salah satu prajurit yang positif urinya sudah dilimpahkan kepihak Polri dari Polres yang dialami oleh kesatuan setempat. “Tentunya hasilnya akan disampaikan kepada teman-teman,” tegasnya.
Ketika ditana apakah akan juga dites urin, Agus menjelaskan oh ya pasti informasi yng kita dapat kita jadi kan masukan sebagai langkah-langkah lebih lanjut. “kita buktikan apakah betul mereka-mereka terlibat dengan permasalahan itu karena kalu tidak bisa jadi hal-hal bagi anggota tersebut. Harus kita buktikan,”jelasnya.
Menyinggung anggota yang test positif itu ada apa ya, Agus merincinya tentu ada mekanisme penanganan lebih lanjut baik proses internal maupun permasalahan oleh mekanisme internal dalam hal ini bisa terkait dengan pidana umum reserse yang menangani.” Tetapi kalau erat dengan pelanggaran internal kode etik pun disiplin , itu teman-teman Propam yang menangani,” rincinya.
Apa benar mereka pengguna dan apakah mereka akan direhabilitasi juga, Agus menandaskan Kalau pertanyan kemunginnan belum saatnya , mekanismenya sudah ada , sama perlakuan anggota Polri sama anggota umum.” Jadi melalui proses seperti apa nanti prosesnya kita ketahui. sebagai apa dan perannya sebagai apa,nanti disitulah dilakukan langkah-langkah lebih lanjut. Belum-belum masih dipelajari dulu dan belum ada,” tandasnya.(VEK)