Nusantara

Operasi Camar Berhasil Ringkus 28 Anggota Kelompok Radikal

Operasi Camar Maleo di Sulawesi.
Operasi Camar Maleo di Sulawesi.

JURNAL123, JAKARTA.
Proses pelaksanaan operasi camar tetap saja berlangsung. Sejak ada koordinasi dengan TNI operasi dilakukan lebih ketat, harus didata, dievaluasi sehingga hasil sebagai bahan mengambil keputusan. Ada 28 orang ditangkap dan dua unsur pimpinan.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol Badrodin Haiti ditemui di Mabes Polri,  Jumat (8/1)2016 mengatakan kemarin sudah kita rapatkan dan sudah kita berikan gambaran alternatif-alternatif dan yang jelas ke Pusat atau Daerah sama saja. “Yang penting bagaimana operasi ini bisa berjalan. Ada 28 orang ditangkap dan dua unsur pimpinan” ujarnya.

Ketika ditanya apa alternatif, Badrodin mengakui kalau kita lanjutkan operasi yang harus diperketat dan harus didata dan apakah yang harus  dievaluasi. “Nah tentu bahan evaluasi itu kita ambil menjadi satu keputusan,” akunya.

Operasi hampir 1 tahun digelar, dikatakan Santoso hampir dapat. Tindakan yang baru seperti apa, Badrodin menjelaskan ya, Santoso ini kan.merupakan target . Apakah setelah Santoso didapat dan terus berhenti. Itu belum tentu. Karena Santoso satu, bisa saja yang lain ada. “Biasanya organisasi- organisasi seperti itu. Oleh karena itu kita evaluasi dan diukur sampai seberapa jauh aktifitas dan gerakan kita melakukan utama keamanan ,” jelasnya.

Untuk itu, Badrodin menandaskan  Itu  28 orang tahun ini yang tertangkap.” Ada dua unsur pimpinan yang kita tangkap,” tandasnya.

Operasi Camar Maleo IV akan berakhir pada 9 Januari 2014. Polri akan mengevaluasi keseluruhan operasi tersebut.

“Harus ada evaluasinya. Bahan evaluasi ini akan kami ambil untuk membuat keputusan selanjutnya,” ujar Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Keputusan yang dimaksud, lanjut Badrodin, adalah soal apakah operasi tersebut tetap akan dilanjutkan atau tidak. Selain itu, yakni soal apakah cara bertindak dalam operasi itu diubah atau tidak.

Badrodin menegaskan, jika operasi serupa dilanjutkan, alasan utamanya adalah bukan karena target utama Santoso belum ditangkap, melainkan ancaman kelompok radikal yang semakin nyata.

“Yang jadi alasan utamanya adalah seberapa jauh efektivitas gerakan yang mereka lakukan soal mengganggu keamanan,” ujar Badrodin.

“Santoso memang target utama. Tapi kalau Santoso tertangkap, apa mereka berhenti? Ya enggak kan? Kalau Santoso enggak ada, yang lainnya akan muncul,” lanjut dia.(VEK/KOM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *