Presiden Jokowi Akui Ada 6 Calon Kapolri
JAKARTA, JURNAL123.
Setidaknya indikasi tidak jadi dilantiknya Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri makin menguat. Isyarat tersebut ditunjukan Presiden Joko Widodo dengan menyebutkan adanya nama-nama calon Kapolri baru yang disodorkan Kompolnas.
“Dari Kompolnas, ada enam,” kata Jokowi usai membuka Munas II Partai Hanura di Diamond Convention Center, Jl Slamet Riyadi Solo, Jumat (13/2/2015).
Siapa saja? “(Suratnya) Belum sampai saya. Nanti saya kasih tahu kalau sudah waktunya,” jelasnya.
Dalam beberapa kesempatan, Kompolnas menyodorkan 4 nama calon Kapolri ke Presiden. Mereka adalah Komjen Dwi Priyatno, Komjen Budi Waseso, Komjen Badrodin Haiti, dan Komjen Putut Eko Bayoseno. Belakangan 2 nama lainnya juga dimasukkan ke dalam bursa calon Kapolri, yakni Komjen Suhardi Alius dan Komjen Anang Iskandar.
Mengenai keputusan kisruh KPK dan Polri, Jokowi tak menjawab serius. Ia bilang ‘secepatnya’, persis seperti disampaikan di Istana Bogor hari ini.
Salah satu dari enam nama calon kapolri Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dwi Priyatno menemui pimpinan KPK kemarin (13/2/2015). Tersirat kabar Dwi menemui KPK untuk memperbaharui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Dwi disebut-sebut sebagai jenderal bintang tiga yang paling berpeluang untuk menjadi Kapolri. Nama Dwi muncul setelah Presiden Joko Widodo dipastikan membatalkan pencalonan Komjen Budi Gunawan, sebagai Kapolri lantaran Kalemdikpol Polri itu menjadi tersangka rekening gendut.
“Kalau LHKPN sudah disetor, 16 Desember,” ujar Komjen Dwi yang sempat menurunkan kaca mobil yang ada di samping kirinya, di halaman kantor KPK, Jl Rasuna Said, Jaksel, Kamis (13/2/2/015).
Dwi keluar menumpang Toyota Camry abu-abu bernopol B 82 SUS. Jenderal bintang tiga ini sudah berada di dalam mobil, ketika mobil itu keluar dari pintu basement KPK.
Dwi duduk kursi belakang sebelah kiri. Sedangkan, di samping kiri sopir, duduk ajudan.
Terkait laporan kekayaannya itu, Komjen Dwi memang sudah cukup lama tidak memperbarui harta kekayaannya. Dalam data LHKPN yang ada di KPK, tercatat Dwi Priyatno baru satu kali melaporkan kekayaannya. Dan laporan itu dilakukan pada 12 Juli 2002.
Saat membuat laporan, Dwi menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya. Total harta kekayaannya dalam laporan itu Rp 860,2 juta.
Harta tersebut terdiri dari tanah dan bangunan di Bogor dan Cianjur, Jabar. Kala itu dia Dwi juga melaporkan mobil dan motor miliknya dengan total nilai Rp 210 juta.
Sebelum menjabat sebagai Irwasum Polri, Dwi menduduki pos strategis yakni Kapolda Metro Jaya. Dia menduduki posisi itu selama kurang lebih lima bulan saja.
Dwi merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1982. Dia memiliki pengalaman dalam bidang lalu lintas (lantas). Setelah lulus dari Akpol pada 1982, Dwi Priyatno mengawali karier di kepolisian sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jabar.
Kemudian ia menduduki berbagai posisi di wilayah hukum Jawa Timur. Sempat menjadi Sesdit Lantas Polda Kalteng, Priyatno diberi mandat untuk menjadi Atase Kepolisian (SLO) KBRI Malaysia.(DET)