Awas Penyakit Paska Banjir
ANCAMAN penyakit banyak mengintai selama banjir melanda seperti sekarang. Kalaupun sudah mulai surut, jangan lengah, sebab masih ada ancaman penyakit pasca-banjir yang tidak boleh diremehkan.
Salah satu penyakit yang patut diwaspadai adalah leptospirosis. Penyakit tersebut disebabkan bakteri yang menjangkiti banyak jenis hewan, salah satunya tikus, yang ditularkan melalui air, makanan, dan lingkungan.
Menurut Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg John Marbun, yang patut diwaspadai adalah penyakit setelah banjir, seperti diare, gatal-gatal, demam, termasuk leptospirosis.
“Biasanya yang bahaya itu setelah banjir. Kemudian dua minggu berlanjut, biasanya penyakit bermunculan,” bebernya saat dihubungi Okezone, Rabu (11/2/2015).
Banyak yang menganggap leptospirosis sebagai penyakit yang sepele, namun sebenarnya penyakit yang berasal dari air seni tikus ini sangat mematikan.
“Biasanya selesai banjir penyakit bermunculan. Karena kondisi kan lembap, lalu got yang meluap, sehingga ada kotoran dan air seni tikus yang mengandung kuman langsung merajalela,” tambahnya.
Penyakit leptospirosis, lanjut drg John, tak memandang usia. Bahkan, penderita penyakit tersebut bisa meninggal dunia jika ditangani terlambat.
“Penyakit ini tak mengenal usia. Anak-anak dan dewasa juga bisa terkena penyakit tersebut,” bebernya.
Sementara dihubungi secara terpisah, dr Amaranila Lalita, SpKK, mengimbau agar di saat banjir masyarakat menggunakan alas kaki dan baju. Pasalnya, apabila ada luka di kaki, kuman sangat mudah masuk ke tubuh melalui celah tersebut.
“Biasanya kalau orang menolong korban banjir kan tanpa alas kaki dan baju, padahal kalau ada luka kuman bisa masuk. Jangan dianggap enteng karena bisa mengundang penyakit seperti leptospirosis, diare, dan gatal-gatal pada kulit,” terangnya.
Ia menambahkan, saat ini angka kejadian terjangkit leptospirosis dari tahun ke tahun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Menurut data Dinkes (Dinas Kesehatan-red) DKI Jakarta, angka kejadian leptospirosis meningkat tahun ini dibandingkan 2013 dan 2014. Fakta di lapangan juga membuktikan bahwa masih ada gudang-gudang atau tempat yang bersarang tikus. Jadi, jangan anggap sepele penyakit ini karena membahayakan bagi manusia,” katanya seperti dilansir Okezone.
Menurutnya, kasus leptospirosis merupakan penyakit yang langka dan jarang, namun efek sampingnya bisa membunuh dengan sekira 100 kasus.
“Kalau diare, ISPA (infeksi saluran pernapasan-red), dan gangguan kulit gampang diobati. Tapi kalau penyakit leptospirosis sangat berbahaya, meskipun kita lihat penyakit ini sangat sepele. Buktinya, angka kejadiannya sangat besar,” tegasnya.
Bagian tubuh yang terendam berjam-jam air banjir membuat kulit menjadi lunak, atau disebut maserasi kulit. Hal ini bisa menyebabkan daya tahan kulit menurun, menyebabkan kuman bisa masuk.
Adapun pencegahan penyakit, selain memakai alas kaki atau sepatu bot, juga bisa dengan mencuci kaki dan tangan dengan menggunakan air bersih dan antiseptik, serta membersihkan rumah yang terkena banjir.
“Kalau ada luka di kaki segera tutup plester untuk antisipasi kuman masuk,” pungkasnya.(OKE)